"Gue rasa ya mereka ada hubungan," ucap Alif.
"Iya tuh. Mereka daritadi kek kode kode an gitu. Apa lagi soal foto cewe itu, Arsa sering banget lihat Bella," sambung Very.
"Kok kalian jadi ngerumpi sih?" tanya Hendrik.
Wahyu yang tersadar mengangguk_angguk, "eh iya, ya. Tapi nggak papa lah sekali kali. Emang cewe aja yang bisa."
"Iya tuh. Kita tuh udah kepo maksimal sama cewe itu," balas Very.
"Oy, diem diem bae," kata Hendrik sambil menepuk pundak Rakha.
"Napa dah lo pada?" heran Rakha.
Dari tadi Rakha juga memikirkan kalau Arsa dan Bella mereka ada hubungan lebih. Tapi ia berusaha positif thinking. Jangan menduga duga terlebih dahulu sebelum ada bukti.
Rakha bangkit dari duduk nya lalu menghampiri Bella yang masih sibuk dengan novel nya. Rakha berdehem agar Bella sadar. Tapi semua itu sia sia, Bella tetap fokus pada novel di depannya.
"Ekhem," dehemnya lebih keras. Lagi lagi Bella belum merespon. Iya masih tetap fokus. Bella belum terganggu dengan keberadaan Rakha di belakang nya.
"Ekhem,” dehem Rakha keras.
"Apaan sih? Lo pikir gue budeg apa?" sinis Bella.
Bella mendengar, hanya saja malas meladeni pria seperti Rakha. Tidak akan selesai urusan nya. "Lo sih sibuk ama novel mulu," kata Rakha.
Rakha menarik lagi kursi yang Arsa ambil tadi. Putri masih juga asyik dengan Naufal sementara Rahma? Hanya menjadi nyamuk bagi mereka.
"Serah gue, lagian ada rahma, tuh. Jangan ganggu gue."
Bella fokus lagi pada novel nya. Sementara Rakha mencari cara agar Bella tidak mengacuhkan nya. Rahma! Ada ide di otak rakha. Seperti nya akan berhasil.
"Rah?" panggil Rakha.
"Kenapa?" tanya Rahma.
"Lo kenapa sih ketus ketus mulu ama gue?"
Jujur Rakha masih bingung. Apa hanya karena Rakha menyukai nya? Itu tidak masuk akal. "Ya malas aja gitu di cie cie in. Udah ah ganggu lo."
Rahma pergi karena sekelas sudah menatap nya. Itu yang tidak Rahma sukai. Setiap bersama Rakha, mereka langsung meneriaki 'cie' pada nya.
"Yang sabar ya, Kha. Rahma emang gitu, berjuang aja terus, semangat!" nasihat Bella.
Walaupun Bella sibuk dengan novel, tapi pendengaran nya masih berfungsi dengan normal.
"Iya. Nah, gini kek lo nggak sibuk ama novel nya." Rakha mengambil novel dari tangan Bella ketika Bella sedang menepuk punggung nya. Menguatkan!
"Eh eh, balikin novel gue," kata Bella.
"Ngga, lo sibuk mulu dah ama nih novel," kesal Rakha.
"Serah gue, dong. Kan itu novel, novel gue. Beli juga pake duit gue sendiri. Terus apa hubungan nya sama lo," cerocos Bella.
"Ya karena lo nyuekin gue dan gue nggak suka dicuekin," balas Rakha santai.
"Dih, apa hubungan nya coba? Minggir sana," usir Bella. Satu hari tanpa menjaili Bella rasanya seperti ada yang kurang.
Sementara Naufal dari tadi ia melihat interkasi Bella dengan seorang laki laki. Kenapa mereka seperti kucing dan tikus?
"Yang, itu siapa yang sama Bella?" tanya Naufal. Tanpa menoleh pun Putri tau siapa yang dimaksud oleh pacarnya itu, "oh, itu rakha."
"Rakha?" beo Naufal.
Seperti nya Naufal kenal nama itu. Tapi dimana dan kapan ya? "Kamu kenal?" tanya Putri dan Naufal menggeleng. Mungkin ada sedikit informasi yang ia dapat. Setidaknya ada gunanya dirinya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakha (END)
Teen Fiction[PART LENGKAP] [40 BAB] Seorang pria yang malu untuk menyatakan perasaan nya sendiri. Memilih untuk memendam perasaan nya sendiri selama satu tahunan. Dengan dorongan sahabat nya, ia mampu menyatakan perasaan nya itu. Mampukah, seorang Rakha Akbar...