"Lo beneran mau pergi rah?" tanya Putri.
"Iya. Soalnya keluarga gue ada di sana semua," lirih Rahma.
Sebenarnya Rahma sudah nyaman tinggal di Indonesia. Hanya saja orang tua nya harus kembali ke negara asal nya untuk memperbaiki perusahaan di sana.
Mau tidak mau Rahma harus ikut dengan orang tua nya. Bisa saja Rahma tinggal di indonesia sendiri an, namun orang tua nya melarang.
"Maaf ya, Put, Bell. Kalau gue ada salah selama ini."
"Nggak kok. Lo baik baik ya di sana. Jangan lupain kita," kata Bella lalu memeluk Rahma.
Putri ikut memeluk. "Oh iya Bell, cepet peka ya. Kasihan udah ada yang nungguin lo," kata Rahma sebelum masuk ke dalam mobil
"Apaan sih," sebal Bella.
"Hehe, bye semua."
Rahma melambai lambaikan tangan nya dan mobil pun melesat menuju bandara. Bella dan Putri ingin mengantar sampai bandara, tapi Rahma melarang karena mereka harus sekolah. "Udah yuk berangkat!" ajak Putri.
Bella mengangguk dan masuk ke dalam mobil nya.
"Hari ini lo mau ngapain, Kha?" tanya Wahyu.
"Nggak ngapa ngapain."
"Nggak ada apa gitu buat Bella?" tanya Hendrik.
"Belum. Mungkin besok," jawab Rakha jujur.
Memang hari ini Rakha tidak mempunyai surat atau sebagai nya untuk Bella. "Yah padahal gue nunggu kelanjutan cerita cinta lo berdua," lesu Very.
"Assalamualaikum," salam Bella dan Putri.
"Waalaikumsalam," jawab teman sekelas nya termasuk Rakha dkk.
Bella langsung duduk di bangku nya. Berbeda dengan Putri yang hanya meletakkan tas nya dan keluar untuk menghampiri Naufal.
"Mau kemana tuh bocah?" tanya Ida pada Bella.
"Paling nyamperin ayang beb nya."
"Lo nggak?" tanya Ida ambigu.
"Gue? Gue single kali."
"Noh."
Ida menunjuk Rakha dengan jari telunjuk nya. Bella mengikuti arah tunjuk Ida dan sampai pada Rakha.
"Lah? Ngapa jadi tuh bocah?"
"Ya kan dia suka sama lo," ejek Ida.
"Bodoamat, Da. Noh si Very juga suka sama lo," balas Bella mengejek.
"Udah tau."
"Kok bisa?" tanya Bella.
Ida menceritakan apa yang terjadi belakangan ini. Mulai dari Very yang mengchat nya gaje hingga sampai sok serius.
"Terus lo gimana?"
"Ya nggak gimana gimana dong."
"Nggak ada rasa sama Very?" tanya Bella lagi. "Nggak tuh. Tepatnya belum ada."
"Kasihan tau Very."
"Ya terus gimana? Cinta itu nggak bisa dipaksa, Bell."
"Iya juga yak. Udah lah, duduk nanti keburu Bu Lili dateng loh "
"Lah nih anak curut gimana?" tanya Ida menunjuk tas Putri tadi.
"Biarin. Ntar juga balik sendiri."
Ida mengangguk dan kembali ke tempat duduk nya semula. Sedangkan di meja Rakha dkk, mereka juga sedang membahas Bella dan Ida yang tadi menunjuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakha (END)
Teen Fiction[PART LENGKAP] [40 BAB] Seorang pria yang malu untuk menyatakan perasaan nya sendiri. Memilih untuk memendam perasaan nya sendiri selama satu tahunan. Dengan dorongan sahabat nya, ia mampu menyatakan perasaan nya itu. Mampukah, seorang Rakha Akbar...