32 🔥 Live

108 12 0
                                    

"Gue langsung ke rumah Shela aja kali ya," gumam Bella.

Bella berangkat menggunakan taksi karena mobil nya sedang berada di bengkel.

"Nah, Shela udah sharelock."

"Pak, ke alamat ini ya."

Bella menunjukkan alamat yang Shela kasih kepada supir taksi tersebut.

Taksi yang Bella tumpangi menuju ke rumah Shela. Tapi diperjalanan, ponsel Bella berdering.

Ada panggilan dari Arsa rupanya. Dari tadi pagi Arsa menelpon nya. Tapi karena tadi ia sedang repot jadi Bella tidak mengangkat nya.

"Kenapa Sa?"

"Lo tuh ditelpon in dari tadi nggak angkat angkat. Heran gue. Padahal ponsel lo aktif," cerocos Arsa.

"Maaf maaf, tadi gue bener bener sibuk. Handphone nya gue silent," jelas Bella.

"Emang lo sibuk ngapain?"

"Bantu Aldi."

"Aldi?"

"Iya, dia mau surpise in Shela. Ini gue mau ke rumah Shela."

"Tau gitu gue minta perpanjangan waktu buat di indo sama bokap. Lo sih nggak ngasih tau."

Lah? Kok jadi Bella yang salah. Bella aja baru tau kemarin.

"Ya jangan salahin gue dong. Aldi tuh ngomong nya dadakan."

"Emang kapan dia ngomong?"

"Setelah nganter lo ke bandara."

"Bangke emang tu bocah. Harusnya dia bilang kek, kan gue bisa bantu."

"Nanti gue sampein deh. Udah mau sampe nih, udah ya."

"Oke, ntar gue telpon lagi. Jangan lupa angkat."

"Siap. Bye."

"Bye."

Tutt..tutt.

Panggilan tersebut mati. Dimatikan oleh Bella lebih tepat nya.

"Pacarnya ya, neng?" tanya supir taksi.

"Ha? Nggak kok pak. Cuma temen."

"Kok kayak gitu respon nya. Dulu saya juga pernah muda lo."

"Ah, bapak bisa aja. Emang cuma temen kok pak."

"Makasih ya pak."

Bella memberikan ongkos untuk bapak tersebut. Tidak lupa sebelum masuk ke dalam ia tersenyum lebih dulu.

Ting..tong..

"Eh lo udah sampe, Bell. Masuk dulu." ucap Shela mempersilahkan.

"Nggak usah deh. Langsung aja yuk!" ajak Bella.

"Yaudah, bentar gue ambil tas dulu."

Bella mengangguk dan duduk di teras. Angin nya lumayan dingin.

Apalagi nanti di sana. Mana ia tidak bawa sweater atau semacam nya lagi. Semoga aja tidak terlalu dingin lah.

"Yuk!"

Shela keluar dengan style nya, style tomboy. Shela menyukai style tersebut.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil Shela. Karena jarak dari tempat tersebut dari rumah Shela lumayan jauh.

"Kita mau kemana sih?" tanya Shela.

Shela yang menyetir. Itu permintaan Shela sendiri.

"Udah lo ikutin aja intruksi dari gue."

Rakha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang