Mereka mengintip di celah celah pembatas ruang. Melihat aktivitas Bella di ruang keluarga.
"Kenapa?" tanya Bella.
"Nggak biasanya lo bilang kangen."
"Itu tuh dare, ya. Jangan ge-er dulu, deh," canda Bella.
"Yah, padahal gue udah seneng."
"Hahahahh jangan ngayal dulu, bang."
"Nggak papa, dong. Asal ngayal tentang masa depan kita."
"Dih."
"Masa depan?" beo mereka yang mengintip.
Mereka jadi tambah kepo dengan Fadhil. Sementara Alif masih duduk di tempat semula. Tidak ada untung nya. "Gue kepo banget udah. Gue ke sana dulu, ah," kata Very.
Perlahan Very berjalan ke arah belakang Bella. Kebetulan posisi mereka menyamping.
Melihat Very melakukan hal itu, Wahyu juga ikut melakukan nya. Mereka sama sama kepo akut. Begitu juga dengan Rahma dan Putri mereka mencoba melakukan cara Very.
Sementara Rakha dan Hendrik berjalan santai. Lagipula Bella lagi sibuk dengan panggilan nya. Mana mungkin sibuk melihat sekeliling.
Jarak mereka sudah semakin dekat. Kurang tiga langkah lagi dan mereka tahu siapa Fadhil.
Very melihat dulu. Layarnya hitam. Seperti nya tertutupi oleh sesuatu.
"Hitam," ucap Very lewat gerakan mulut.
Wahyu mencoba untuk melihat. Masih hitam juga. "Sa? Lo kemana?" tanya Bella.
"Sa? Arsa?" batin mereka kompak.
"Bentar dulu. Gue mau ambil sesuatu."
"Oke. Jangan lama lama, kasihan sahabat gue nunggu."
"Bentar kok."
"Pantesan hitam, ditutupin bantal ternyata," batin Very.
Rakha semakin penasaran mendengar panggilan Bella. Sa? Arsa, bulan? "Beneran Arsa?" batinnya.
"Lama banget lo," keluh Bella.
Bukan apa, yang ada sahabat nya akan curiga dengan nya.
Very mulai mengintip dari belakang. Disusul oleh Wahyu, Rahma, dan Putri. Kini mereka berempat sudah jongkok di belakang sofa.
"Sa? Kemana sih? Gue matiin ya telpon nya."
"Bentar elah. Lagi nyari barang nya. Lupa naruh."
"Teledor banget sih lo. Cepetan, ada sahabat gue di sini."
"Iya nih udah dapet."
Pria yang dipanggil 'Sa' sudah membuka bantal yang menutupi kamera nya. Sekarang sudah ada wajahnya.
"Apaan, sih?"
"Lo tutup mata dulu dong."
"Iya iya."
Bella menutup matanya.
"Udah belum? Lama banget."
"Iya ini udah kok. Buka matanya."
Perlahan Bella membuka matanya. Dan terlihat lah disana sebuah jam tangan couple. Ntah darimana dia dapat jam tangan itu.
"Ngambil darimana lo?" kekeh Bella.
"Enak aja ngambil. Beli, anjir."
"Beli dimana emang?"
"Di hatimu. Eakk hahahahah...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakha (END)
Teen Fiction[PART LENGKAP] [40 BAB] Seorang pria yang malu untuk menyatakan perasaan nya sendiri. Memilih untuk memendam perasaan nya sendiri selama satu tahunan. Dengan dorongan sahabat nya, ia mampu menyatakan perasaan nya itu. Mampukah, seorang Rakha Akbar...