'Salah denger, salah denger,' batin Bella.
Ada apa ini? Rasanya bella ingin mendongak menatap sekitar. Namun apalah daya nyali nya belum ada.
"Mau jadi pacar gue?" bisik rakha.
'Aaa, pasti salah denger.' batin bella lagi. Lagi lagi dan lagi bella menghilangkan perkataan itu.
Akan tetapi, semakin dilupakan maka semakin terpikirkan oleh nya. Harus apa ia sekarang?
"Mau jadi pacar gue?" bisik rakha lagi.
'Sumpah, ini beneran. Gue nggak halu.' teriak bella di dalam hati.
Semua yang mengintip kejadian itu bingung. Apa yang dibisikkan rakha pada bella?
Shifa dan putri sudah tidak tahan untuk mengoda bella.
"Cieee,, aduh so sweet."
"Gas teros kha."
"Jadian lah."
"Cieee, jangan nangis dong bell."
"Lanjut teros kha."
Teriakan teriakan tersebut terdengar jelas di telinga bella. Ingin sekali bella hilang dari sana.
Dengan keberanian nya, bella mendongak menatap ke arah pintu. Masih sama, mereka berada di sana. Bahkan ada yang ngintip di jendela.
"BERISIK LO PADA. MAU BEL TUH." teriak bella lalu membenamkan lagi kepala nya.
Malu, itu yang bella rasakan. Menyesal karena sudah meragukan ucapan adam. Tau gitu ia iyain aja.
Rakha tetap di posisi yang sama, di samping tapi lebih ke belakanh sedikit. Tangan nya juga masih di posisi yang sama.
Sudah beberapa kali ia mengerakkan ke depan belakang tapi tidak menyentuh kepala bella.
Harus apa lagi?
"Gercep dong kha."
"Jangan diem aja dong."
"Usap usap elah, lama banget."
"Cie di elus elus."
Teriakan itu membuat bella kesal. Apa katanya? Elus? Bella tidak merasakan apapun itu.
"BERISIK WOY. MASUK ELAH, UDAH MAU BEL TUH." teriak bella lagi tapi tidak menatap seperti tadi.
"Bella salting."
"Jangan salting dong bell."
"Alesan bae."
"Caelaahhh, jangan kaku amat kha."
Panas sudah telinga bella. Dan bella tidak bisa apa apa.
'Kapan sih bel bunyi.' batin bella.
Sudah lama bella menunggu bel berbunyi tapi kenapa jadi lama sekali.
Kring...kring..
'Alhamdulillah ya Allah.' batin bella berteriak kencang.
"UDAH BEL TUH, MASUK!" teriak bella
Mereka satu persatu masuk ke kelas. Andai pak taufik datang nya tidak ke cepetan.
Setelah benar benar ramai, bella mendongakkan kepala nya. Alhamdulillah.
"Gimana tadi bel?" kekeh putri.
"Lo pada jahat banget. Kenapa nggak bilang sih." omel bella.
"Kalau gitu nggak kejutan dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakha (END)
Teen Fiction[PART LENGKAP] [40 BAB] Seorang pria yang malu untuk menyatakan perasaan nya sendiri. Memilih untuk memendam perasaan nya sendiri selama satu tahunan. Dengan dorongan sahabat nya, ia mampu menyatakan perasaan nya itu. Mampukah, seorang Rakha Akbar...