CHAPTER 30

1.7K 170 16
                                    

Disclaim Masashi Khisimoto
.
.
.
By Menma picture
.
.
.
.


"Sasuke ji-san. "

Sasuke memberhentikan langkahnya saat mendengar suara keponakannya yang memanggilnya, pria bersurai raven itu menoleh. "Ada apa Yuuki? Kenapa kau belum tidur? " tanya Sasuke, melirik jam tangannya kemudian menatap ponakannya.

"Aku haus dan baru saja dari dapur, Sasuke ji-san kenapa pulang sendiri? Dimana Naruto ba-san? "

"Naruto ada dirumah sakit menjaga Menma. "

"Ah, ngomong-ngomong soal Menma. Bagaimana kondisinya ji-san? "

"Dia masih belum sadar, sudah kau kembali lah tidur ini sudah malam. " Sasuke melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Yuuki menatap punggung pamannya dengan sendu, dia tau jika sang paman berusaha untuk tetap kuat demi Menma. Tapi ada banyak hal yang belum diketahui oleh Yuuki, termasuk pertengkaran Sasuke dan Naruto.

Sesampainya dikamar, Sasuke menatap sekelilingnya kamarnya begitu luas tapi terasa sepi karena Naruto tidak mau ikut pulang bersamanya. Menghela napas, Sasuke berjalan menghampiri sebuah foto yang ada di atas nakas tempat tidurnya. Didalam foto tersebut terlihat dua orang dewasa berbeda gender dan bayi mungil nan tampan yang ada dalam gendongan dirinya, Sasuke berjalan keluar balkon kamarnya dengan membawa foto yang ada di tangannya.

"Menma... Maafkan Tou-sanmu yang tak berguna ini, maaf sudah membuat kau menjadi seperti ini. " Sasuke mengusap foto tepat pada potret bayi Menma. "Usiamu sekarang sudah 23 tahun dan begitu dewasa, kau memiliki hati seperti Kaa-sanmu dan otak pintar sepertiku. " air mata mulai berlomba lomba keluar membasahi pipi putihnya, dia rapuh dan seperti tak bernyawa. Anaknya berbaring tak berdaya dirumah sakit dan istrinya menjahuinya, sungguh hukuman yang pantas untuknya.

Sasuke mulai terisak, 12 tahun dia koma dan tidak tahu perkembangan putra semata wayangnya. Saat dia terbangun yang dia lihat adalah sosok Menma Uchiha yang sudah dewasa, bukan lagi bocah berusia 10 yang selalu manja jika sedang berkumpul bersama. "Kenapa.... Hiks.... Kenapa semua ini terjadi padaku... Hiks.... Apa dosaku kami sama hingga kau menghukumku seperti ini? Begitu besar kah dosaku sampai kau buat anakku seperti itu? " racau Sasuke.

Sasuke kalah.

Sasuke tersentak saat seseorang menepuk bahunya, Sasuke menoleh dan mendapati sang ibu menatapnya sendu. Mikoto mendengar semua racauan Sasuke tadi, Mikoto tadi diberi tahu oleh cucu dari anak sulungnya jika Sasuke sudah pulang.

"Kaa-san. " gumam Sasuke yang kemudian memeluk sang ibu dan kembali terisak.

Mikoto hanya diam seraya mengelus punggung rapuh putranya, sudah lama Sasuke tidak menangis. Terakhir pria itu menangis saat kelahiran Menma, tentu saja itu adalah tangisan bahagia. Berbeda dengan sekarang, Mikoto hanya sedikit tahu mengenai masalah putranya.

"Tenanglah Sasuke, semua akan baik baik saja. Menma pasti baik baik saja, kau tahu Menma adalah anak yang kuat, " Mikoto mencoba untuk menenangkan.

Setelah merasa jika Sasuke sudah mulai tenang, Mikoto melepaskan pelukannya, ditatapnya wajah tampan putranya. "Sekarang kau bersihkan dirimu dan istirahatlah, " perintah Mikoto.

Sasuke mengangguk dan berjalan meninggalkan ibunya, Mikoto menatap punggung putranya sebelum masuk dan menutup pintu balkon kamar Sasuke kemudian keluar dari kamar pria raven itu.

-uchihamenma14-

Gaara berjalan menuju ruangan dimana Sakura dirawat, ini adalah tugasnya untuk menggantikan Sasori. Saat sampai dia disapa oleh para penjaga Sasuke, Gaara hanya mengangguk dan masuk ke dalam. Duduk dikursi yang disediakan, dan menatap seorang wanita bersurai merah muda.

"Sakura, jika boleh jujur kau itu cantik. Tapi sayang hatimu busuk, kau lebih memilih untuk menutup mata dan terus mengejar Sasuke padahal pria itu sudah memiliki anak dan istri. Harusnya kau tahu itu, bukannya menyerah kau malah melemparkan diri ke kandang singa yang sedang kelaparan. " Gaara terdiam, dia tahu tidak akan ada gunanya dia bicara jika yang di ajak bicara belum sadarkan diri. Tapi dia yakin, jika orang yang sedang tak sadarkan diri itu bisa mendengarkannya. "Berdoa saja agar Sasuke tidak menghukummu dengan berat dan Naruto memaafkanmu, kau tahu kenapa Naruto masih hidup? Itu karena aku. "

Gaara, sebenarnya sudah lama dia mengetahui obsesi Sakura pada Sasuke. Meski dia tidak terlalu dekat dengan Sasuke, Naruto atau pun Sakura, tapi dia tahu semua tentang Sakura bisa dikatakan dia seperti seorang penguntit. Gaara berdiri dari duduknya, dia sebenarnya ingin menjenguk Menma terlebih dahulu akan tetapi dia malah ke kamar Sakura dan mengatakanbanyak hal.

Sepeninggalan Gaara, jemari Sakura bergerak dan perlahan kelopak yang menutupi mata emerlard itu terbuka. Dia mendengar semua kata kata orang yang tadi menjenguknya, mungkin benar dia terlalu terobsesi pada pria beranak satu keturunan Uchiha atau memang benar adanya hingga dia berani menyelakai keluarga itu. Entah lah Sakura tidak tahu, yang harus dia pertanggung jawabkan adalah perbuatannya yang kejam.

-uchihamenma14-

Naruto tertidur di samping putranya dengan menggenggam tangan Menma yang tidak berinfus, beberapa saat lalu setelah kakaknya pergi dia mulai terisak dan menangis dalam diam, dia tidak mau mengganggu anaknya.

Perlahan kelopak yang menyembunyikan iris sebiru samudra itu mulai terbuka, hampir satu minggu mata itu tertutup rapat seperti enggan melihat dunia. Mengedipkan mata untuk menyesuaikan retinanya dengan cahaya, mengamati sekelilingnya dan berakhir pada tangannya yang tengah di genggam. "Kaa-chan... " suaranya lirih, sangat lirih, Menma mengangkat tangannya yang lemah dengan perlahan dan melabuhkannya pada surai pirang yang tengah tertidur disampingnya.

Naruto mulai terganggu dengan tindakan seseorang yang mengelus kepalanya, saat dia sudah sepenuhnya terbangun wanita itu mendapati putranya yang tengah menatapnya dengan sayu. Mata yang sama dengan miliknya terlihat redup karena lama tidak terbuka, "Men... Ma... " panggilnya terbata.

Menma hanya tersenyum kecil dan mengangguk lemah, dia sedikit berfikir saat melihat mata sembab milik ibunya. Apa yang terjadi selama dia tidur? Itu lah yang dipikirkan oleh Menma.

"Sebentar, Kaa-chan panggilkan dokter dulu. " Naruto berdiri dan menekan tombol yang ada di atas ranjang Menma, setelahnya wanita itu kembali duduk.

"Kaa-chan, dimana Tou-chan? " tanya Menma saat tidak mendapati sang ayah tidak ada didalam kamarnya.

"Tou-chan.... Tou-chan baru saja pulang, besok dia ada meeting jadi dia pulang. "

Menma sedikit memicingkan matanya, dia tahu jika ibunya sedang berbohong. Tapi biarlah, nanti dia akan mencari tahunya sendiri. Tentunya dia harus minta bantuan sang paman, yaitu Kurama.

Dokter masuk dan memeriksa kondisi Menma, menyuruh suster untuk mencatat perkembangan Menma. "Menma kondisinya mulai membaik, setelah proses pemulihan kita lakukan terapi sederhana agar tubuhnya lemas. " ungkap dokter bername tag Kabuto. "Ah ya, mulai besok Menma akan ditangani oleh Stunade-san, kalau begitu saya permisi. "

"Kaa-chan... " panggil Menma lirih.

"Ada apa Menma? "

"Aku ingin bertemu Tou-chan. "




















TBC

Ketemu lagi sama saya author yang kadang suka ngaret buat lanjut😂. Oke semoga kalian suka sama ceritanya.

Sampai jumpa dichap berikutnya.

Jaa...

2. Kaa-san? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang