CHAPTER 32

1.6K 161 14
                                    

Disclaim Masashi Khisimoto
.
.
.
By Menma picture
.
.
.
.


"Masuklah. "

Sasuke menoleh saat mendengar suara seseorang yang selama hampir satu minggu mendiaminya. "Naruto... " panggilnya, ya dia hanya bisa memanggilnya.

"Masuklah, kau kan ingin bertemu dengan Menma, kan? Jadi masuklah sebelum aku berubah fikiran dan melarangmu untuk bertemu dengan Menma. " ujar Naruto tanpa menoleh, dia menggeser posisinya agar Sasuke bisa masuk.

Sasuke menghela napas dan berjalan masuk ke dalam kamar rawat putranya, saat masuk dia bertemu dengan Hinata yang akan keluar dari kamar putranya. Istri dari si sulung Namikaze itu terlihat tersenyum padanya, Sasuke hanya membalasnya dengan anggukan.

"Tou-chan... "

Panggilan dari putranya mengalihkan perhatiannya, dia berjalan mendekati putra semata wayangnya. "Hai jagoan Tou-chan, bagaimana keadaanmu? " Sasuke mengusap kepala bersurai raven turunannya dengan lembut.

"Ya seperti yang Tou-chan lihat, tapi aku meresa agak lebih baik saat bertemu Tou-chan. Aku sangat merindukan Tou-chan, " jawab Menma.

Sasuke tersenyum, "Tou-chan juga merindukanmu, kau tidur sangat lelap seperti tak ingin bertemu dengan Tou-chan lagi. Kau tahu, Tou-chan hampir tidak bisa berfikir jernih saat keadaanmu seperti kemarin. "

Menma menunduk, "Tou-chan.. "

"Hn? "

"Apa Tou-chan dan Kaa-chan sedang bertengkar? "

Sasuke diam, dia bingung akan menjawab apa pada putranya.

Sementara itu diluar kamar rawat Menma.

Hinata duduk disamping Naruto yang tengah duduk dikursi yang tersedia dilorong rumah sakit. "Naru.. " panggilnya seraya menyentuh bahu adik iparnya.

Naruto tersadar dari lamunannya, "Ah Hinata-nee. "

Hinata tersenyum, "Kau sedang memikirkan apa? "

"Tidak ada. " jawab Naruto memalingkan pandangannya.

"Ku dengar dari Kurama-kun, Sakura sudah sadar dari komanya. Lebih tepatnya, hampir bersamaan dengan Menma yang baru kemarin sadar. " ujar Hinata.

"Dia selamat? Beruntung dia masih diberi kesempatan hidup oleh Kurama-nii. " Naruto menghela napas.

"Apa yang akan kau lakukan, Naru? "

"Entahlah, dia dulu pernah hampir melenyapkan nyawaku, nyawa Menma yang masih kecil, dan juga nyawa Sasuke. Aku tidak tahu harus bagaimana dengan dia, apakah aku harus memaafkannya atau menghukumnya? Aku tidak tahu. "

"Lalu bagaimana dengan Sasuke-kun? "

Naruto memalingkan wajahnya ke arah lain, "Sasuke... " lirihnya.

"Kau tahu, Menma semenjak kecelakaan waktu itu dia sendirian dan sangat pendiam. Sasuke koma dan tidak pernah tahu bagaimana perkembangan Menma selama 12 tahun, ditambah kau menghilang tanpa jejak. " tutur Hinata mencoba untuk menurunkan ego milik Naruto yang hampir sama seperti ego suaminya, Kurama.

"Aku... Akan memikirkannya nanti, mungkin sampai Menma sembuh. " Naruto terdiam. "Ah ya, aku ingin melihat bagaimana dengan orang itu. Sebentar aku telfon orang dlu, " Naruto berdiri dari duduknya dan menjauh seraya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang, sebelumnya dia menitipkan Menma pada Hinata jika nanti Sasuke sudah keluar dari kamar Menma.

"Naruto... " lirih Hinata.

-uchihamenma14-

Sakura hanya bisa diam saat seseorang yang sudah di sakitinya bahkan hampir menghancurkan rumah tangga orang itu, seseorang itu sekarang malah duduk di sampingnya. Sebenarnya dia sedikit bersyukur karena bukan Sasuke yang datang, tapi Naruto. Ya Naruto menjenguk Sakura setelah bertanya pada Gaara yang juga bertugas memastikan jika Sakura tidak berusaha kabur dari rumah sakit, padahal sudah ada yang berjaga diluar kamar.

"Sakura... " panggil Naruto

Sakura melirik Naruto dan tetap diam ingin mendengar apa yang akan dikatakan Naruto padanya.

"Sebenarnya aku tahu jika dari dulu kau menyukai Sasuke, aku tahu dari tatapanmu jika kau sangat menyukai Sasuke... " diam sejenak, Sakura mulai memperhatikan Naruto. "Tapi si teme baka itu malah memilihku, bukan memilihmu.. "

Sakura masih diam tidak ingin menyelah Naruto, sebelum wanita itu benar benar selesai berbicara.

"12 tahun yang lalu, kau mencoba mencelakai aku dan Sasuke. Kau bahkan tidak perduli, jika Menma bersama kami atau tidak. Dari sana aku mulai tahu, kau menyukai Sasuke bukan karena kau benar benar menyukainya. Kau hanya terobsesi pada Sasuke, suamiku. " Naruto menunduk seraya meremas tangannya sendiri.

"Maafkan aku.. " lirih Sakura.

Tidak ada jawaban dari Naruto, wanita itu masih diam saat dia mengatakan maaf.

"Aku pergi dulu. " Naruto beranjak dari duduknya dan buru buru keluar dari kamar rawat Sakura.

Dia berlari menyusuri koridor rumah sakit menuju kamar putranya dengan berurai air mata, meski dia sudah mengatakan semuanya atau bahkan tidak. Tapi hatinya terasa sakit, sakit seperti ditusuk ribuan pedang.

BRUK...

Dia menabrak seseorang, mendongak dan segera melanjutkan langkahnya saat tahu siapa yang dia tabrak.

GREB...

Akan tetapi langkahnya tertahan saat tangannya digenggam dan dia berakhir di dalam pelukan orang yang baru saja di tabrak olehnya.

Hiks... Hiks....

Hanya isakan yang keluar dari bibir pinknya, sementara itu orang yang memeluknya hanya diam dan mengusap punggung serta rambutnya.

Saat tidak mendengar suara isakan lagi dan merasakan tubuh yang berada dalam pelukannya lemas, ternyata Naruto tertidur dalam pelukan hangat yang selalu membuatnya tenang. Dan orang yang memeluk Naruto pun membopongnya menuju ke kamar Menma.

-uchihamenma14-

Saat Sasuke keluar dari kamar rawat Menma dia tidak menemukan Naruto di luar, dia hanya melihat Hinata yang duduk menunggu didepan kamar putranya.

"Dimana Naruto? " tanyanya

"Tadi dia bilang ingin melihat kondisi Sakura, mungkin dia masih disana. Apa kau sudah selesai dengan Menma? " jawab Hinata yang dilanjut dengan pertanyaan.

Sasuke menganggu, dia sedikit khawatir jika Naruto pergi menemui Sakura. "Kalau begitu aku susul Naruto. " pamitnya pada Hinata.

Dan disini lah Sasuke, kembali ke kamar Menma dengan Naruto yang tertidur disofa yang ada di kamar Menma. Menma sendiri juga tidur setelah dia pergi tadi untuk mencari Naruto.

"Dia sepertinya kelelahan. " ungkap Hinata menatap adik iparnya.

Sasuke membenarkan mantelnya yang digunakan untuk menyelimuti Naruto. "Ku rasa juga begitu, dia tidak mau di gantikan untuk menjaga Menma, kan? " Sasuke menoleh ke arah Menma yang sedang tertidur.

"Ya kau benar, dia tidak pernah beranjak dari duduknya jika saja Kurama-kun tidak memarahinya. "

Sasuke berdiri. "Aku pergi dulu, Hinata. Aku akan kembali lagi nanti untuk membawakan makanan. "

Hinata mengangguk. "Hati hati dijalan. "

Sasuke pun pergi setelah menatap lekat wajah tertidur milik Naruto.

















TBC

2. Kaa-san? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang