CHAPTER 39

1.9K 150 53
                                    

Kaa-chan?
SasufemNaru
By:Uchiha_Menma14


Pagi ini Sasuke dan keluarga kecilnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke mansion milik Sasuke, tentunya setelah acara sarapan bersama dengan keluarga utama.

Selama perjalanan menuju rumah semua diam dengan fikiran masing masing, kecuali Sasuke yang harus fokus pada jalanan.

"Ne, Menma. Nanti Tou-chan dan Kaa-chan akan melihat kondisi Sakura, apa kau mau ikut? " tanya Sasuke memecah keheningan, tentunya dia masih tetap menatap pada jalanan saat menanyakan hal tersebut kepada putranya.

Menma yang tadinya menatap keluar jendela mobil mengalihkan perhatiannya saat mendengar pertanyaan sang ayah. "Memangnya bibi Sakura ada dimana? "

"Tou-chan mengurungnya dan sudah ada dua mingguan, mungkin? " jawab Sasuke dengan mengedikkan bahunya.

Naruto menoleh pada sang putra, "Menma, kau pasti belum tahu bagaimana cara Tou-chanmu menghukum seseorang. Kaa-chan takut juga jika Sakura kenapa napa, karena dia juga baru keluar dari rumah sakit hampir bersamaan denganmu. "

Menma menaikkan satu alisnya. "Kenapa Kaa-chan peduli? " tanya Menma datar.

'Sangat Sasuke sekali jika sudah bersangkutan dengan orang yang memiliki masalah dengannya. ' batin Naruto. "Karena bagaimana pun juga bibi Sakura adalah teman Kaa-chan saat SMA dulu. " jelas Naruto.

Tak terasa mereka telah sampai di kediaman Uchiha bungsu, mobil milik Sasuke berhenti dengan sempurna di pelataran teras rumahnya, mereka semua pun turun. Menma mengambil barang barang miliknya dan milik orang tuanya, salah seorang maid menghampirinya.

"Tuan muda biar saya saja yang membawanya. " ujar maid tersebut.

"Tidak perlu. " Menma masuk kedalam rumahnya dengan membawa barang barang miliknya dan orang tuanya.

"Dimana Sasori? " tanya Sasuke pada salah satu maid.

"Sasori-san sedang ada di tempat orang itu, Sasuke-sama. " jawab maid tersebut.

"Hn. " gumam Sasuke, pria itu menatap pujaan hatinya. "Apa kau ingin menemuinya sekarang? "

Naruto yang merasa pertanyaan itu untuknya hanya mengangguk.

"Katakan pada Menma jika dia mencariku, aku ada di gudang belakang . " pesan Sasuke pada sang maid yang dibalas dengan anggukan.

Sasuke mengajak Naruto ketempat dimana Sakura dikurung oleh Sasuke, saat sampai ditujuan ada beberapa anak buah Sasuke yang berjaga diluar. Mereka menunduk untuk memberi salam pada Sasuke yang hanya dibalas anggukan oleh pria raven itu, saat masuk hal pertama yang dilihat oleh Naruto adalah barang barang yang ditumpuk dibeberapa tempat dan ditengah ruangan ada seseorang yang diikat disebuah kursi.

"Sakura... " gumam Naruto saat dia sudah bisa melihat dengan jelas siapa orang itu.

Yang Naruto lihat kondisi Sakura tidak begitu baik, ada bekas luka cambuk dibeberapa bagian tubuhnya yang terlihat. Naruto menatap tajam Sasuke yang sekarang juga tengah menatapnya dengan tanda tanya, Naruto menoleh pada Sasori yang berdiri tidak jauh disamping Sasuke.

"Apa dia sudah diberi makan? " tanya Naruto pada Sasori.

"Tiga hari sekali kami memberinya makan, itu yang diperintah oleh Sasuke-sama. " jawab Sasori.

Naruto menghela napas, "Lepaskan dia, panggil Stunade Baa-san agar Sakura diperiksa. "

Sasuke melotot tidak percaya dengan perkataan sang istri. "Tapi Naru, dia... "

"Diam Sasuke, biarkan Menma yang menghukum Sakura. Ku harap putra tampanku lebih waras dalam menghukum dari pada dirimu, kau menghukum dia seperti menyiksa binatang. " setelah mengatakan hal tersebut, Naruto pergi untuk menemui putranya.

'Aku harus membujuk rubah itu, jika tidak  Sasu junior tidak akan mendapat jatahnya. ' batin Sasuke mesum. "Ck, Naru... " pria raven itu segera menyusul sang pujaan yang mungkin saja sudah masuk ke dalam rumah.

-uchihamenma14-

"Bagaimana kondisinya Baa-san? " tanya Naruto menatap neneknya, Tsunade.

"Dia tidak apa apa Naru, untuk luka lukanya aku sudah memberinya obat oles. " jawab Tsunade.

"Ah begitu, baiklah. "

"Kalau begitu aku pergi dulu. " Tsunade pun pergi dengan di antar oleh Sasuke, sementara Menma mendekati sang ibu yang tengah menatap Sakura.

"Kaa-chan.. " panggil Menma lirih saat sudah berada disamping sang ibu.

Naruto menoleh pada putra kesayangannya. "Menma ada yang ingin Kaa-chan bicarakan denganmu. " Naruto berjalan keluar dari kamar yang ditempati oleh Sakura, dan Menma yang berjalan mengekori dirinya.

Mereka sampai diruang keluarga, Naruto duduk di sofa dengan Menma yang duduk disampingnya. Naruto meraih kepala putranya, memberi pemuda raven itu agar berbaring dipangkuannya dan putranya yang mengerti membaringkan diri pada pangkuannya.

"Menma, jika Sakura sudah mengakui kesalahannya. Kaa-chan ingin tahu apa yang akan Menma lakukan, tetap menghukumnya atau memaafkannya dan membiarkannya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya? " tanya Naruto seraya membelai surai raven Menma.

Menma terlihat berfikir. "Kalau memang begitu, Menma akan memaafkannya dan mengantarnya ke polisi agar dia menanggung jawabkan perbuatannya. " jawab Menma dengan menatap wajah teduh ibunya.

Naruto tersenyum. "Anak Kaa-chan bijak sekali, jadi Menma akan melakukan hal itu jika memang benar? "
Menma hanya mengangguk.

"Sepertinya ada yang melupakan aku. "

Pasangan ibu dan anak itu menoleh pada orang yang baru saja berbicara, Sasuke menghampiri kedua orang yang dicintainya sementara itu Menma bangkit dari posisi berbaringnya. Sasuke duduk di sisi lain Menma, yang membuat pemuda itu duduk diantara kedua orang tuanya.

"Kalian membicarakan tentang Sakura? " tanya Sasuke yang diangguki oleh Menma.

"Ku rasa biarkan Menma yang menghukum Sakura, Suke. " uangkap Naruto.

Sasuke menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa harus begitu? "

"Jika kau yang melakukannya, mungkin nyawa Sakura akan melayang. " jawab Naruto.

"Bagus jika dia mati. " ucap Sasuke enteng.

Seketika aura di sekitar mereka menggelap, terutama pada Menma yang merinding merasakannya karena sumbernya dari sisi lainnya bukan dari ayahnya.

"Kau pikir nyawa itu tidak berharga, Uchiha Sasuke-sama? "

Pertanyaan bernada rendah itu memperburuk suasana, satu satunya wanita di keluarga Uchiha bungsu yang baru saja nengeluarkan aura mencekam tersebut. Menma mulai berkeringat dingin, sedangkan Sasuke menelan ludahnya dengan susah paya.

"Kaa-chan, aku lapar. Aku ingin memakan masakan Kaa-chan, dan aku ingin ramen extra tomat. " Menma mengatakan hal tersebut memang dia sudah lapar dan ini waktunya makan siang.

Menma segera bangun dari duduk dan meraih tangan sang ibu, tentunya agar ibunya bergegas untuk memasak.

"Tou-chan kau berhutang padaku, dan berdoa saja Kaa-chan tidak menyuruhmu tidur di luar. " ujar Menma yang kemudian menyusul ibunya menuju ke dapur.

"Anak itu benar, aarrggh... Aku tidak mau Sasuke junior tidak mendapat jatah. " gumam Sasuke frustasi.



TBC..

Tbc dlu ya..

Ah ya apa tidak ada yang minat dengan cerita baruku? Silahkan mampir yaa meski akan terlihat seperti sinetron di indosiar.

Jaa ne

2. Kaa-san? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang