15 - Rekonsiliasi

1.3K 265 68
                                    

*(Backsong) Take That - Back for Good 🎶*

-----*****-----

"Sekali aja ngalah kenapa sih sama ego lu, Ko?"

"Kan gua udah pernah bilang sama lo, Wil, cewek tuh bikin pusing. Lu malah motivasiin gue 'nembak' Sissy, ya dia kudu terima gue yang begini lah."

"Nggak gitu juga caranya, Koko pe'a! Secueknya cewek, mereka tuh perasa, sensitif, butuh keterbukaan. Kalo lu masih kekeuh, yang ada Ci Sissy nyangka lu selingkuh!"

"Gila, Wil. Mana pernah gua mau selingkuhin dia?"

"Nah, kan.. ngatain Kak Irene nggak berotak, sendirinya tinggalin otak di warung makan uda Minang."

Cemberut bibir menemukan tawa jahil William di dalam ruang kerja pribadi Reno. Sengaja Reno mengundang si adik kelas pertama, selain baru masuk kuliah perdana bersama Harsya bulan depan, ia benar-benar membutuhkan opini kedua.

Sejak pagi tiada satu pun pesan dari Reno dibalas oleh Sissy, panggilan dijawab mesin operator, sekretaris berkilah bahwa atasan wanitanya tak mau diganggu. Baru kali ini pening kepala Reno memikirkan sosok wanita penting selain mama dan Kak Irene.

"Ko, mending ajak Ci Sissy makan ntar malem. Bang Galih ngajak Kak Jana, sekalian rayain judul skripsi Kak Jana di-acc dosen." Saran William sambil membuka bungkus permen Sugus stroberi.

Jari jemari Reno mengetikkan perbaikan dokumen secepat kilat, fokus membaca review tugas para staf, mengangguk-angguk mendengarkan William.

"Nggak heran. Doski emang jenius dari dulu. Udah lulusan 8, diterima UI pula."

"Kapan ya, Ko, gua punya pacar macem Kak Jana?"

"Belajar yang bener dulu, Wil, pacaran mah gampang." 

"Kayak lu sama Ci Sissy gitu, Ko? Emang lu pinter? Ngomong jujur aja susah."

Setangkai pulpen melayang menuju muka William, namun justru keburu jatuh ke dalam pot bunga di atas meja karena William buru-buru menghindar.

"Ngeselin banget lo, sumpah! Bosen hidup, Wil? Perlu gua giling lidah lo di mesin kopi pantry belakang sono??"

Remaja pria berwarna rambut brunette itu ngakak. "PUAHAHAHAH!! Gua kasih tahu lu ya, Ko, cewek itu nggak suka nunggu, nggak betah ngambek lama-lama. Sampe berani lo bikin mereka sampe ke tahap itu, sama aja lu serahin dia buat dijaga orang lain."

"Setan bener lo, Wil.." dengus Reno capek. "Iya, oke! Gue bakal ketemu Sissy ntar malem, double date bareng tuh pasangan cinlok. Puas??"

"Hah? Emang Kak Jana sama Bang Galih cinlok sebelah mana, Ko?"

"Bukti ungkapan dari katering turun ke hati itu beneran ada, Wil. Kan lo juga jadi saksi."

Kembali tawa William membahana begitu Reno berceletuk santai. Sekretaris Reno, Papa Reno, serta Irene yang sedang menyortir surat di filling cabinet sampai terheran-heran. Dikira William salah makan siang tadi.

"Percaya sama gue, Ko. Kalo lu mau cerita semua ke Ci Sissy, kalian bakal lebih awet dari formalin!"

Sepasang tangan William terentang ke samping bangga, hingga Reno terpaksa meremas-meremas dan menggumpalkan kertas coretan tak terpakai, dilempar ke arah jidat William.

NAWASENA [Telah Terbit] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang