(Backsound)
*Vertical Horizon - Best I ever had*Ketimbang sekamar bersama sekelompok pria muda rusuh bermain domikado (Galih masih tidur, dibangunkan paksa oleh Reno, terpaksa meladeni walau poni rambut berdiri tegak ke atas), Setya mengajak Ali melanjutkan obrolan di paviliun belakang tempat para karyawan rumah Keluarga Zhong tinggal.
"Bang Galih, ajudan lu sama kakaknya Reno ada pembicaraan penting. Mau kita coba samperin, nggak, nih?" Usul Harsya usai mendengar derap langkah Setya menjauhi kamar William.
"HAH?!"
Reno pertama kali berseru, berkacak pinggang, dan melongo.
"Gila! Mereka beneran ada affair?"
Mata Galih melek total, mencomot bungkus Tini Wini Biti rasa pizza dari tangan Fauzi yang pasrah, mengunyah isinya kalap.
"Bentar!" Sepasang tangan Reno terentang ke samping. "Alat sadap kita ada di belakang jok mobil! Gue ambil dulu ke garasi!"
"Ayo, Ren, gue temenin!" Galih mengekori Reno. Kecepatan lari dua orang itu sedikit menumbuhkan sebuah pertanyaan di benak Arif.
"Ngapain Kak Irene dateng ke rumah William, Cha?"
"Nggak tahu, Bang, minta pertanggungjawaban kali."
"Cha, ngomong enak bener! Gua mana siap punya keponakan?!" William memperingati, tak sanggup membayangkan bila hal yang tidak semua orang inginkan terjadi.
Bekas kulit kacang Harsya lemparkan ke arah William, ditanggapi berupa tawa renyah sang target.
"Otak lu kurang asupan abu gosok! Yang gue maksud, Kak Irene mau Bang Reyhan tanggung jawab udah porak-porandain hatinya dia. Andai gue lebih tahu eksistensi Kak Irene duluan daripada si tante peri, udah pasti Bang Reyhan kalah."
Pangeran percaya diri itu berdecak ringan, tersenyum meremehkan, membuat William setengah mual, Arif tertawa, termasuk mengulaskan tipis senyum Fauzi yang sempat kecewa karena cemilan kesayangannya diembat oleh Galih.
Tidak sampai lima menit, pintu kamar didobrak Reno, buru-buru ia mengambil sehelai jaketnya yang terhampar di atas ranjang, sementara Galih membantu memakaikan earpiece pada kuping teman-temannya...
...sekaligus mengoleskan hand and body lotion beraroma lemon bercampur pandan ke sekujur tubuh masing-masing.
"Apaan, nih? Biar kita nggak digigit nyamuk, ya?" Terka Arif.
Reno menggeleng cepat. "Bukan, tuh lotion buat melindungi keberadaan kita supaya nggak ketahuan musuh kalo lagi posisi mengintai, Rif."
"Keren banget alat-alat ciptaan lu sama keluarga lu, Ren.. apa nggak ada semacem parfum, biar Jana pas lagi PMS nggak ngamuk deket gue gitu?"
Galih sengaja berbisik, berhubung mereka berbaris melangkah menuju atap balkon lantai lima rumah tersebut, di bawah kepemimpinan William.
"Ada, permen karet penyegar mulut biar lo kalo latihan dialog nggak muncrat." Sahut Reno santai.
Otomatis perut yang terkocok tak tertahankan, Fauzi sampai melakukan roll depan dua kali. Sungguh cerminan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASENA [Telah Terbit] ✔️
Fanfiction(Buku Ke-2 AKARSANA) (Telah dibukukan oleh Redaksi Athena) . . Arif, Galih, Fauzi, Reno, William, dan Harsya kembali mengemban misi menyelamatkan seorang penyanyi opera di sebuah kelompok pertunjukan ternama, dari sebuah organisasi perbudakan hibura...