(Buku Ke-2 AKARSANA)
(Telah dibukukan oleh Redaksi Athena)
.
.
Arif, Galih, Fauzi, Reno, William, dan Harsya kembali mengemban misi menyelamatkan seorang penyanyi opera di sebuah kelompok pertunjukan ternama, dari sebuah organisasi perbudakan hibura...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4 hari yang lalu...
Ada beberapa kepentingan penyelesaian dalam menangani pertunjukan kelompok teater Puspa Satria milik Adrian kali ini, di mana tidak semua pihak mengerti apalagi memahami akan seperti apa rencana yang disusun Ghanin, Patty, dan Nadia.
Satu, membatalkan rencana penukaran Dewi Patty dengan Nadia Muliardi, apabila Pesona Airlangga sukses memukau penonton, termasuk para investor industri hiburan Asia Timur dan Tenggara sekelas casino royale.
Dua, pengambilan formula cairan peluruh chip informatif bagi geng Akarsana, supaya tidak lagi melemahkan fungsi anggota tubuh mereka usai disekap dalam chiller Laboratorium Elsedium.
Tiga, membabat habis akar women trafficking, telah Reno pindai siapa saja di antara para penonton teater yang ia kenali merupakan mafia mematikan.
Keempat, tentu saja mensukseskan pengungkapan perasaan yang akan dijalankan oleh Arifin Manggala Putra kepada Saudari Nadia Muliardi.
Tante Shafira datang menawarkan harum mewangi krisan mekar petang hari, kala Jana, Sissy, serta Leon menatap Berlian intens. Berceritalah sang pemilik katering tempat keenam pegawai magangnya dahulu mencari nafkah, membingungkan calon menantu tunggal Bapak Wahyu dan Ibu Riana.
Ternyata, inilah alasan ketiga wanita muda itu diminta membuat visa turis oleh Nadia dua bulan lalu, dalam pengawasan konsulat jenderal.
Berlian tidak habis menyangka. Sejak kelas 12, berurusan dengan Shafira, Leon, dan berlanjut saat dewasa merupakan petualangan terseru seumur hidup.
Padahal detik ini, kekalutan ramai mengerubung sanubari, ketika Jana dan Sissy menoleh memohon persetujuan sang mahasiswi kedokteran Trisakti itu.
"Ngapain lihat gue sih?"
"Kalo lo ikut, kita juga." Jana berkata, Sissy mengangguk setuju. "El, gimana pun lu lebih dulu pacaran sama Fauzi sebelum gue ketemu Galih."
"Gue belom jadi istri Fauzi, Jan."
"Bukan 'belom', tapi 'akan'." Sissy meralat tajam. "Gue OTW telepon bokap nih, biar ntar malem gue bisa minta tolong beliau buat booking-in kita kelas bisnis Garuda."
Tenggorokan Berlian tercekat, sepasang netra Jana membelalak sempurna.
"Bang Ali, Bang Setya, sama Bang Reyhan juga ikut?" Berlian bertanya memastikan pada Sissy, namun keburu dijawab oleh salah satu orang yang ia sempat sebut namanya, melangkah mendekat dari ruang tamu.
"Kita bertiga sama para orang tua nggak mungkin biarin Non Berlian ke Osaka sendirian."