latar belakang

15 0 0
                                    

"Maafkan aku Ahsan atas semua ucapanku"

"Sebenarnya kenapa kamu melakukan itu ?"

Ahsan dan Ismawan duduk berhadapan di temani secangkir teh, pagi-pagi sekali Ismawan sudah datang ke kantornya, ini sebenarnya hal biasa bagi Ahsan tapi menjadi tak biasa karena setelah kejadian di pesta kemarin yang membuatnya jadi meresa canggung.

"Aku tau, aku telah salah bicara seperti itu tanpa berkompromi dulu dengan kamu"

"Itu semua aku lakukan karena memang tidak ada cara lain, aku hanya ingin Javas menikah dengan Sekar"

Ahsan mencoba memaklumi tingkah temannya meski menurutnya itu langkah gegabah dan yang terpenting itu melibatkan putrinya.

"Kalau boleh aku tau kenapa kamu ngotot sekali ingin menikahkan Javas dengan Sekar ?"

Inilah pertanyaannya yang sedari kemarin terus bersarang dalam benaknya, tanpa ada alasan Ismawan tiba-tiba datang dan meminta putrinya untuk di nikahkan dengan Javas.

"Istriku sakit" Jawabnya.

"Maksud kamu apa ? Istrimu sakit apa ?"

Ismawan meminum teh di cangkir itu hingga habis, dia menatap temannya itu dengan lekat lalu menceritakan semuanya.

"Satu bulan yang lalu istriku di vonis sakit kanker otak"

"Sudah stadium lanjut"

"Tidak ada yang mengetahui ini selain aku dan istriku"

"Ini rahasia antara aku dan istriku, jadi aku mau kamu juga harus merahasiakan ini terutama pada anak-anak kita"

"Istriku ingin melihat Javas menikah, tapi dia tidak berani untuk bicara karena dia tau sifat Javas yang keras kepala"

"Keinginannya semakin besar ketika melihat putrimu datang di arisan itu, istriku bilang kalau Sekar calon menantu idamannya, sikapnya yang santun dan selalu mendengarkan orang tua membuat istriku semakin ingin Sekar menikah dengan Javas.

"Jadi aku sebagai suami ingin membantu istriku, meski Javas membenciku karena ini tapi aku tidak masalah karena kami memang tidak pernah akur daripada istriku yang bertengkar dengan anakku lebih aku saja"

"Jadi Ahsan, tolong terimalah lamaran putraku"

Sejujurnya dia kaget dengan kenyataan ini ditambah ini permintaan temanya pertama kali, Sejak awal dia mengenal Ismawan dia jarang sekali meminta apapun padanya. Meski dia ingin menerimanya, tapi dia harus tetap meminta persetujuan dari Sekar, bagaimanapun ini menyangkut hidup putrinya jadi dia ingin putrinya sendiri yang memutuskannya.

"Ismawan aku tetap harus bertanya dulu pada Sekar" jawabnya dengan berat hati.

Meski raut wajahnya terlihat kecewa tapi Ismawan mencoba tersenyum dan menerima ucapan temannya.

"Iya, aku mengerti"

Setelahnya mereka kembali menikmati teh dengan mengobrol hal lain.

***

"Pagi Pak"

"Pagi!"

Javas melewatinya begitu saja dengan tatapan datar dan sedingin es. Aldo kembali menerka-nerka kali ini apalagi yang membuat bosnya itu terlihat seperti uring-uringan.

Masuk kagak ya ?

Aldo seketika menjadi takut, dia takut kalau laporannya kali ini bisa membangunkan macan tidur dalam diri Javas.

Hari ini padahal mereka memiliki jadwal yang padat, Bosnya harus pergi ke lokasi proyek yang mereka tangani, lalu siang hari mereka harus rapat dengan salah satu klien di salah satu mall.

Lost On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang