Aku terdiam dalam jasad, memperhatikan diriku yang menangis tanpa suara
Apa keputusanku ini sudah benar ?
- Sekar Ayu -
***
Aku memperhatikan diriku dalam pantulan kaca. Parasku begitu menyeramkan, kusam, kasar dengan mata panda yang begitu ketara, belum lagi rambutku yang acak-acakan seperti orang gila.
Apa begini wajah seseorang yang akan menikah ?
Aku menunduk, sudah seminggu aku injin kuliah, rasanya malas sekali bertemu orang-orang itu, orang yang selalu kepo dengan gosip itu. Seminggu pula aku menghindar, tak ingin bertemu siapapun terutama pria bernama Javas.
Semenjak pesan jawaban yang aku kirim, aku tak ingin lagi bertemu dia, apapun alasannya aku selalu menghindar darinya.
Beberapa kali dia menelepon dan mengirim pesan, tapi aku tidak pernah menanggapinya. Rasanya malas untuk bertemu dengannya, aku merasa tidak nyaman.
Aku mengecek ponselku, ada beberapa pesan WA dan beberapa panggilan telepon yang tidak terjawab.
5 Panggilan tak terjawab Javas
4 pesan diterima
From : Javas
Kamu baca pesan saya tapi tidak menjawab ?
Angkat telepon saya, Sekar
Apa kamu akan terus menghindar ?
Hari ini saya akan datang untuk melamar kamu
2 Pesan diterima
From : Lusi
Woy! Kenapa gak masuk ?
Hari ini gak masuk lagi ?
Lagi-lagi hanya kubaca, tidak berniat untuk membalas.
Teruntuk Javas aku hanya bisa bilang 'Terserah'
Terserah dia mau apa
Terserah dia mau datang atau enggak
Terserah dia mau ngapain, aku gak peduli
Terserah!
Aku melempar ponsel itu setelah mendengar suara ketukan pintu.
"Selamat siang mba Sekar" Seorang wanita berdiri di depan pintu kamarku, aku bahkan tidak kenal dengan wanita ini.
"Anda siapa ?" Tanyaku.
"Saya Renata, yang bertugas mendandani mba Sekar"
Aku menatapnya tak yakin, sepertinya aku gak pernah menghubungi orang bernama Renata untuk mendandaninya."Tapi saya gak pernah pesan jasa mba Renata" jawabku.
"Iya memang bukan mba Sekar, tapi ibu mba Sekar yang menyuruh saya, katanya hari ini mba Sekar mau lamaran, kan ?" Ujarnya dengan senyum.
Lamaran ?
Aku hanya bisa tersenyum kecil, gak nyangka akan secepat ini. "Yaudah, masuk aja mba"
"Tapi saya belum mandi" Ucapku.
"Yasudah mba Sekar mandi saja dulu, saya tunggu"
Dengan enggan Sekar berjalan ke dalam kamar mandi, rasanya malas sekali untuk bertemu siapapun, Jika bisa, aku ingin menghindar selamanya
***
"Javas, jangan lupa ya hari ini kamu la..."
"Iya mah, aku tahu" Sedari pagi mamahnya itu sudah datang ke apartemen nya, menyiapkan segala sesuatu keperluannya.