negosiasi

17 1 0
                                    

The Harvest

Restoran mewah dengan desain interior yang cantik dan elegant, Javas sengaja memilih restoran ini karena restoran ini di buka hanya bisa dikunjungi oleh beberapa orang saja dalam sehari. Berita tentang dirinya dan Sekar sudah menjadi konsumsi publik, dia tidak mungkin lagi bisa berbicara leluasa di tempat umum seperti kemarin.

Keduanya saling menatap, gestur tubuh mereka menandakan kecanggungan yang teramat.

"Mau bicara apa, mas ?" Tanya Sekar akhirnya.

Javas tak langsung menjawab, dia hanya terus menatap Sekar lalu menghembuskan nafas panjang.

"Kamu mau pesan apa ?" Ucap Javas berbasa-basi.

Javas tersenyum di depannya dan itu malan membuat Sekar bingung.

Sekar membalas senyumnya canggung dan menggeleng pelan.

"Mau steak ? Kamu suka Jus kan ? Saya pesenin steak Sam jus apel ya ?" Tanya Javas tanpa menanggapi reaksi Sekar.

Ucapan Javas terlihat sekali sedang mencoba menutupi kecanggungannya, dia berbicara tanpa berani menatap Sekar, dia hanya sibuk bicara sambil membolak-balik buku menu.

Sekar yang sebenarnya juga canggung, hanya bisa mengangguk menuruti semua ucapan Javas, biar cepat selesai.

Keduanya tampak seperti orang bodoh yang bingung untuk berbicara, keduanya hanya mencoba menghidupkan suasana dengan berbasa-basi sampai rasanya suasananya benar-benar menjadi basi.

Sekar menatap sekeliling restoran ini yang mana pengunjungnya hanya ada dia, Javas dan dua pasangan lain yang duduk di dekat jendela. Kedua pasangan itu memakai Jas dan Gaun mewah.

Apa gue salah kostum ?

Sekar menatap dirinya saat ini yang hanya memakai kaus putih dipadukan dengan gardigan berwarna pink dengan celana jeans dan flatshoes pink-nya.

Dia benar-benar tampak seperti gembel, bahkan pelayan di restoran ini lebih rapi dari dia.

Setelah melihat dirinya, dia kembali menatap Javas, lelaki itu juga tampak keren. Javas memakai kaos hitam dengan jas casual berwarna hitam, jangan lupakan sepatu kulit mengkilap berwarna cokelat.

Yaampun! ternyata cuma dia yang kayak gembel disini

Satu pelayan berjalan kearah mereka karena panggilan Javas. Sekar hanya sibuk menunduk, sementara Javas mulai memesan makanan untuk mereka.

"Mas Javas kenapa gak bilang kalau mau ketemu di sini ?" Tanya Sekar begitu pelayan meninggalkan mereka.

Dia tidak sempat pulang kerumah karena Javas memintanya bertemu, dia pikir Javas tidak akan mengajaknya ketempat aneh ini. Tapi kalau seandainya Javas bilang dia tidak keberatan, dia akan pulang dulu untuk berganti baju dengan pakaian lebih baik agar tidak membuat malu seperti ini.

"Kenapa? Kamu gak suka tempat nya ?"

Sekar menggeleng "Mas Javas gak malu bawa aku kesini dengan style aku yang kayak gini ? Kalau seandainya mas Javas bilang, aku bisa ganti baju dulu biar gak malu-maluin"

"Kenapa harus malu, kamu kan masih pakai baju" jawab Javas yakin.

Sekar rasanya ingin menarik wajah Javas agar ia melihat sekelilingnya dan memahami bagaimana malunya Sekar.

Sekar hanya diam, dia malas untuk mengajak Javas berdebat, dia pasti juga gak akan menang kalaupun mengajak pria ini berdebat.

Dirinya bukan wanita yang pandai berdebat, bukan seperti wanita kebanyakan yang bisa protes ini dan itu.

Lost On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang