'Kamu lagi apa ?'
Itulah isi pesan yang dia kirim untuk Sekar, tapi tampaknya pesan itu belum juga dibaca padahal ini sudah dari satu jam lalu dia mengirim pesan itu, tapi Sekar tidak membalasnya juga.
Javas mengehelah nafas berat, dia membuka kaca mobil agar ada sedikit udara segar yang masuk, bisnisnya berjalan lancar, dia sudah melihat desain bangunan yang Takeshi inginkan dan dia sudah paham apa-apa saja yang akan dia bangun nanti di Jakarta mirip dengan apa yang di inginkan Takeshi.
"Pak Javas kita mau langsung ke hotel atau makan malam dulu di luar ?" Tanya supir tersebut dalam bahasa Inggris. Javas lantas melihat Aldo yang duduk disampingnya "Kamu mau makan di luar atau langsung ke hotel ?" Ujarnya.
"Kalau saya terserah bapak saja" jawab Aldo, dia tau Aldo pasti tidak enak dengannya.
"Yaudah begini aja, saya langsung ke hotel, kamu silakan jalan-jalan di Jepang, kamu pasti mau beli oleh-oleh kan ? Asal jangan kemalaman soalnya besok pagi kita udah harus berangkat ke bandara untuk balik lagi ke Indonesia"
Javas berbicara dengan supir Jepang yang fasih berbahasa Inggris itu, sementara Aldo sudah tersenyum girang di belakang Javas.
'jalan-jalan asik!' pikirnya
Mereka menginap di hotel yang ada di kota Tokyo, suasana disini bener-bener ramai, banyak orang-orang berjualan dan berlalu-lalang dengan pakaian yang modis, oh jangan lupakan juga di setiap sudut kotanya cocok banget buat foto-foto Instagramable.
Mobilpun berjalan kearah hotel untuk menurunkan bosnya yang sudah tampak seperti mayat hidup karena kelelahan, bayangin aja ya meski hari Minggu tapi kami berdua kayak kerja rodi bagai kuda, dari matahari belum terbit sampai matahari terbenam kita kerja terus, Takeshi bener-bener sudah gila, kita di suruh meninjau bangunan yang besarnya bukan main, lebih gilanya lagi kami di suruh untuk memperhatikan setiap detailnya karena dia benar-benar ingin bangunan di Jakarta mirip dengan bangunan yang ada disini.
Kalau bukan karena uang dan profesional, dia yakin bosnya pasti udah angkat tangan.
"Selamat bersenang-senang ya, Aldo"
"Iya pak terimakasih, Pak Javas juga selamat beristirahat" sahut Aldo.
Javaspun menutup pintu mobilnya dan masuk kedalam hotel, sementara mobilpun kembali berjalan dengan Aldo yang masih berada di dalamnya.
Waktunya hepi-hepi!
***
"Ayo-ayo di makan, mau apa, Adrian ayo ambil sendiri"
Hari ini makan malam di temani bude Ningsih, Adrian, mereka berdua sama seperti Sekar yang menginap di rumah ini dari kemarin, Adrian setuju untuk kuliah di tempat Sekar rencananya hari Senin besok dia mau menemani Adrian mengurus segala keperluan untuk masuk ke universitas tempatnya."Mah, papah kenapa belum pulang yah?" Sekar berbicara ditengah makannya.
"Mungkin papah lembur kayak biasanya, makanya semenjak kamu menikah mamah suka kesepian kalau papah kerja soalnya dirumah sepi gak ada siapa-siapa, cuma mamah sendiri" Sekar menatap iba mamahnya itu, kasihan juga ya mamahnya.
"Yaudah mamah tenang aja ya, Sekar bakalan sering deh main kesini biar mamah gak kesepian lagi" sahut Sekar dengan senyum menghibur mamahnya.
"Boleh, tapi ijin dulu sama suami kamu" sahutan mamahnya tiba-tiba saja memebuat Sekar cemberut.
Suami melulu
Ningsih dan Adrian tersenyum melihat wajah Sekar yang semakin membuat Sekar kesal."Iya Sekar, kalau sudah punya suami harus minta ijin kalau mau apa-apa, soalnya ridho Allah itu adanya di suami, kalau suami gak ridho Allah juga gak akan ridho, kan surga istrinya adanya di suami" Ningsih bicara dengan lembutnya, membuat Sekar menunduk.