Obrolan bikin Kesel

16 1 0
                                    

"Langsung aja, Mas Javas mau ngomong apa ?"

"Sekar, menikahlah dengan saya"

Sekar gak habis pikir dengan pria di depannya ini, pemikiran gilanya benar-benar sangat luar biasa.

"Mas Javas sadar ?"
Javas hanya mengangguk, Sekar menepuk jidatnya teramat pusing dengan kelakuan Javas.

Anak sama Bapak sama-sama aneh

"Mas Javas udah tau kan jawaban saya ?"

Reflek dirinya menarik tangan yang tiba-tiba saja di genggam oleh Javas dengan eratnya. Javas menatap matanya, begitu dalam hingga Sekar dapat melihat tatapan penuh frustasi dan memohon bercampur menjadi satu.

"Menikahlah dengan saya, Sekar" ujarnya begitu tulus. Sekar tak bisa berkata apa-apa untuk sejenak, dia hanya bisa terdiam tak berani menatap mata Javas. Untung caffe ini sepi sehingga dia bisa tidak terlalu malu.

"Mas Javas, sebenarnya ada apa ?" ujarku, inilah pertanyaan yang beberapa hari belakangan bersarang di hatinya.

Sebenarnya ada apa ? Aku yakin seratus persen kalau Javas gak mungkin menyukainya, Aku juga yakin seratus persen kalau dirinya tidak menyukai Javas, Tidak ada alasan untuk kami menikah, bahkan Javas juga sudah pernah menyuruhnya untuk menolak ketika dijodohkan. Tapi sekarang, seperti ada fakta yang dia tidak tau yang sedang disembunyikan oleh Javas, Ada apa sebenarnya ?

"Seandainya Mas Javas mau terbuka sama saya, mungkin kita bisa pikirkan jalan keluarnya bersama" ucap Sekar karena Javas tak kunjung menjawab.

Genggaman Javas pada tangannya semakin mengerat, tatapannya semakin frustasi. "Sekar, apa yang buat kamu gak suka sama saya ?" Tanyanya.

Sekar menggeleng "ini bukan masalah apa yang saya suka dan apa yang saya gak suka Mas Javas, saya cuma nanya sebenarnya ada apa ?"

"Sekar, saya sudah memikirkan ini sampai saya sulit tidur, saya memutuskan untuk setuju dengan perjodohan ini"

Jawaban Javas malah semakin membuatnya sangsi, meski belum lama mengenal Javas tapi dia tau kalau Javas adalah tipe lelaki yang tidak suka diatur dan itu mutlak.

"Kenapa ?" Tanya Sekar.

"Karena saya..."

"Jangan bilang Mas Javas suka sama saya, karena saya tau itu bohong" potong Sekar membuat Javas terdiam.

Javas mengangguk, sepertinya pria itu memang sudah tidak bisa berkilah dengan alasan apapun di depan wanita ini.

Lupakan rasa gengsi, Javas!

Bicara sekarang atau diam selamanya

"Saya adalah anak yang egois, Sekar"

"Saya sadar, kalau saya jarang membahagiakan orang tua saya"

"Saya baru menyadarinya baru-baru ini"

"Saya sepakat dengan ayah saya untuk menerima perjodohan ini"

"Saya akan lakukan untuk orang tua saya"

Sekar terdiam dengan pengakuan Javas, entah kenapa perasaan bersalah muncul di hatinya, ada perasaan tidak enak.

Awalnya dia kira Javas hanya ingin mempermainkannya lalu menyakitinya dan pergi begitu saja, kalau seandainya itu terjadi setidaknya dia tidak akan merasa tidak enak hati. Tapi ucapan Javas sungguh tidak terduga.

Jadi anak berbakti ? Menuruti orang tua ?

Dia merasa tertampar sekarang, sebab rasanya dirinya juga sama seperti Javas terlalu sering egois dan menyakiti hati orang tua.

Lost On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang