Emosi

30 1 0
                                    

"Jadi, sebenarnya ada apa ini ?"

Pak Bambang selaku dosen Kepala prodi pendidikan Bahasa Indonesia menatap aku dan Anto dengan tatapan bingung tak mengerti, kami berdua tiba-tiba di bawa oleh pengurus perpustakaan itu kesini.

Pak Bambang selaku dosen Kepala prodi pendidikan Bahasa Indonesia menatap aku dan Anto dengan tatapan bingung tak mengerti, kami berdua tiba-tiba di bawa oleh pengurus perpustakaan itu kesini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gini pak, ibu tadi tuh salah paham sama kita berdua!" Anto langsung angkat bicara tanpa memikirkan etika seperti layaknya mahasiswa jurusan Bahasa, yaampun malu banget!

Jika saja ruangan ini ramai pasti kami sudah jadi tontonan, untungnya pak Bambang punya ruangan khusus sendiri. Aku hanya bisa menunduk sekarang, ini semua salahku.

"Memangnya kenapa bisa sampai salah paham ?" Pak Bambang kembali bertanya, suara pak Bambang yang lembut membuatku sedikit tidak terjalin sepeti tadi, beliau bertanya dengan baik-baik, tanpa menghakimi kami, sangat bijaksana dan berwibawa.

"Jadi, begini pak..." Anto ingin kembali bicara tapi aku langsung menatapnya, ini salahku, semuanya gara-gara dia yang tiba-tiba punya ide gila memeluk Anto. Dia yang harus selesaikan semuanya.

"Begini, ibu pengurus perpustakaan itu salah paham ketika melihat kamu berpelukkan, padahal kami tidak berpelukkan, saya hanya tidak sengaja tersandung, jadi saya refelek memeluk An..."

Tok...tok...

"Masuk"

Ucapanku terpotong takkala seorang pria masuk kedalam ruangan pak Bambang "Selamat siang Pak, maaf menganggu"

"Iya, ada apa Langga?"

Langga ? Erlangga?!

Jika benar orang yang berdiri dan baru saja masuk kedalam adalah Erlangga, maka tamatlah dia, makin malu saja dia jadinya.

Aku hanya bisa menunduk dengan mata terpejam 'kenapa pula Erlangga datang kesini!'

"Ini Pak, saya mau memberikan laporan yang bapak minta kemarin" 

Erlangga memberikan laporan itu ke meja pak Bambang bersamaan dengan tatapan kami yang beradu pandang, kulihat dia tergaket melihat aku yang kini duduk.

"Sekar" panggilnya.

Yatuhan! Dia gak punya muka lagi

Aku hanya bisa tersenyum dengan bodohnya "Oh, kalian kenal ?" Pak Bambang bertanya.

Jika saja Erlangga tidak memanggilnya mungkin dia masih punya muka, tapi... Kenapa juga sih Erlangga pake manggil namanya!

"Iya pak, dia salah satu panitia di pesta Sastra kemarin" Pak Bambang hanya mengangguk "oh begitu, yasudah apa adalagi yang mau di sampaikan ?" 

"Tidak pak, itu saja, saya permisi"

"Terimakasih Langga"

Aku bisa bernafas lega sekarang, Erlangga sudah keluar dari ruangan ini, tapi aku yakin, setelah ini aku gak mau kenal lagi sama Erlangga, aku  akan pura-pura gak kenal. Malu!

Lost On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang