Pesta Sastra

13 0 0
                                    

Aku duduk di belakang panggung, acara pesta sastra benar-benar sukses besar, meski kelasnya tidak sama sekali mendapat juara tapi semuanya sportif dan tetap saling mendukung satu sama lain.

Aku duduk di belakang panggung, acara pesta sastra benar-benar sukses besar, meski kelasnya tidak sama sekali mendapat juara tapi semuanya sportif dan tetap saling mendukung satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kar, lo mau pulang bareng gue gak ?" Lusi berdiri didepanku menatapku dengan cemas "wajah lu pucet banget, lu kecapean ya ?" 

Masa iya ?

Soal capek, memang iya dia capek banget, bayangin aja dari jam enam pagi dia sudah standby disini dan ini adalah kali pertama di duduk beristirahat karena sebelumnya dia sudah seperti gangsing yang lepas kendali gak bisa berhenti, kesana-kemari karena banyak kerjaan yang harus dia lakukan. 

"Iya entar gue balik, kalau semua udah selesai" jawab Sekar lemah.

Lusi duduk disampingnya, menatapnya penuh prihatin "Nih_!" Lusi memberi sebotol air "dehidrasi lu lama-lama kalo begini" paparnya, bayangin aja Sekar gak berhenti mengatur nafas sedaritadi.

"Lu udah makan belum ?" Tanya Lusi kembali 

Tak menjawab, Sekar hanya menggeleng lemah "lu gila apa ya!" 

Ini kebiasaan Sekar, suka lupa diri dan lupa waktu jika sudah teramat fokus mengerjakan sesuatu, jika dia bisa melihat dirinya sekarang pasti orang-orang bakal mengira Sekar adalah pasien yang kabur dari rumah sakit, lihat saja tubuhnya yang basah kuyup karena keringet, muka pucat bagai vampir dan bernafas tak beraturan.

"Emang kapan selesainya ?" Lusi kembali bertanya lalu memperhatikan beberapa orang yang berlalu-lalang di depan mereka.

Sekar tidak menjawabnya, dia malah memejamkan mata, mungkin karena terlalu capek.

Lusi menggeleng pelan, Gila banget! Dia melihat sekelilingnya yang penuh sampah bertebaran, padahal ini acara in door tapi kenapa mahasiswa mereka seperti orang kampung yang gak pernah tau kebersihan, kalau begini dia pasti yakin, panitia lah yang akan kena imbas.

"Lu diem sini aja, istirahat dulu" kata Lusi, lalu dia berjalan meninggalkan Sekar dan mulai memunguti satu per satu sampah yang ada. Ini inisiatif dirinya sendiri, gak kebayang panitia harus pulang jam berapa, kalau jam delapan malem aja gedung ini masih kotor.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lost On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang