Aku resmi menjadi calon istri Javas Kastara Putra
Selamat
*
"Selamat Pagi, Pak"
"Pagi, ada apa Aldo ?"
Aldo memberikan bingkisan yang entah apa isinya, Javas memperhatikan bingkisan itu sebelum mengambilnya.
"Apa ini ? Saya gak ulang tahun" tanya Javas dengan satu alis terangkat.
"Ini kado buat lamaran bapak, selamat ya pak, maaf kemarin saya gak bisa Dateng"
Aldo menaruh bingkisan itu di atas meja Javas dan berniat untuk undur diri.
"Terimakasih Aldo"
Javas memperhatikan bingkisan berwarna emas dengan pita warna merah, lalu melihat kearah komputer yang menampilkan berita tentang dirinya dan Sekar.
Dia benar-benar akan menikah, tapi hatinya sangat gundah, seperti ada banyak kebingungan dan kebimbangan.
Sekar semakin menjauh, bahkan lebih parah dia memblokir kontaknya hingga tidak bisa menghubungi wanita itu ditambah omongan Sekar tempo hari selepas acara lamaran itu.
'Kita sebaiknya gak perlu bertemu Mas, nanti saja bertemu langsung di acara pernikahan'
Memang wanita itu mengatakannya dengan lembut tapi entah kenapa mampu membuatnya terganggu.
Gimana bisa, orang yang mau menikah gak bertemu ?
Dia bahkan mencoba bertanya kenapa dia menghindarinya, tapi Sekar sama sekali tidak menggubrisnya.
'Apasih salah dia ?!'
'kenapa wanita suka sekali bikin teka-teki yang bikin orang bingung!'
Seandainya Sekar bisa lebih terbuka dengannya, membicarakan apa yang membuat wanita itu tidak nyaman dia sangat tidak keberatan untuk mencari solusinya agar kita berdua sama-sama merasa nyaman, bukan seperti ini, yang membuat dia bingung dengan tiba-tiba meminta untuk saling menjaga jarak.
'Hadeh kenapa cewek tuh Ribet banget'
*
'eh itu yang itu kan ya?'
'iya deh kayaknya, dia beneran kuliah disini toh'
'gak nyangka banget ya, wajahnya polos ternyata...'
'nikah sama om-om'
Kuping rasanya panas, hati rasanya kayak kebakar, pengen marah tapi coba untuk menahan.
Benar kan tebakannya, dia jadi bahan omongan, bahkan Bullyan.
Baru aja sampe parkiran kampus, omongan orang udah gak enak di denger kayak gini, gak kebayang gimana bisa bertahan sampai pelajaran kuliah hari ini selesai kalau baru masuk aja udah dapet omongan miring kayak gini.
Sabar Sekar sabar...
Hanya pura-pura bodoh dan pura-pura tuli yang saat ini bisa di lakukan, mencoba untuk mengabaikan omongan jelek dan berharap orang-orang itu akan diam dengan sendirinya.
"Sekar!"
Akhirnya, Lusi datang.
"Wih! Masuk juga akhirnya"
Yaiya, dia gak mau jadi mahasiswa abadi gara-gara gak lulus dan harus ngulang satu semester.
"Kemana aja si?! Lo sakit ya ?"
"Enggak, lagi males aja"
Bohong, iya mending bohong aja.
Lusi terdiam, dia semakin mendekati Sekar.
