Kedua sisi

12 1 0
                                    

"Selamat Pagi, permisi, apa pak Javas ada ?"

Aldo kaget begitu melihat wanita cantik berdiri di depannya, terlebih mencari bosnya, biasanya kalau pagi begini yang menanyakan bosnya pasti hanya mitra kerjanya dan itu laki-laki, tapi ini....

"Maaf, dengan ibu siapa ? Apa sudah ada janji ?" Tanya Aldo dengan sopan.

Wanita itu terlihat bingung menjawab ucapan Aldo, Aldo masih menunggu jawabannya "Sa...saya S.. Sekar"

Aldo semakin di buat kaget, ini pasti istrinya Javas, Andai Sekar memakai make up seperti di saat dia menikah pasti Aldo sudah mengenalnya "Aduh maaf Bu Sekar, ibu istrinya pak Javas kan, maaf Bu saya tidak mengenali ibu" Aldo panik sekarang, dia takut istrinya bosnya ini merasa tersinggung "Silakan duduk ibu, ibu ada perlu apa ? Kalau mencari Pak Javas, beliau belum datang" jelas Aldo.

***

Belum datang ?

Aneh, padahal Javas sudah pergi pagi-pagi sekali, tapi bagaimana mungkin dia belum sampai di kantor, kalau dia tidak pergi ke kantor, lalu dia pergi kemana ?

Sekar memberikan bekal makanan yang dia bawa pada laki-laki yang sedaritadi menyambutnya "Kalau gitu saya nitip ini aja, tolong kasihkan kalau Pak Javas sudah datang" ucap Sekar dengan perasaan bingung dan sedih karena tidak menemui Javas di kantor. "Dan ini juga" Sekar memberikan vitamin dan obat Javas.

Dibenaknya kini penuh pertanyaan, Javas ada dimana dan kenapa pagi-pagi sekali Javas sudah pergi dan pamit ingin ke kantor, berarti Javas berbohong "Saya permisi kalau begitu" pamit Sekar dan pergi dengan perasaan kecewanya.

Aldo mengawal Sekar dia takut sekali kalau istrinya bosnya ini mengadu pada Javas, lagian dia bodoh juga, bisa-bisanya dia tidak mengenali wajah Sekar. "Hati-hati Bu Sekar" ramah Aldo begitu dia membukakan pintu keluar untuk Sekar.

Tapi, dimana bosnya ?

Ini juga pertama kalinya bosnya itu telat hadir, biasanya kalau semisal dia ingin langsung menemui kliennya pasti dia akan memberitahunya, tapi sekarang bahkan dia tidak mendapatkan kabar apapun dari Javas.

***

Javas bangun dari duduknya begitu dia melihat wanita yang dia tunggu baru saja datang dan sekarang berdiri tepat di hadapannya "Putri" sapanya dan keduanya tersenyum.

Kemarin, setelah pertemuan mereka, Javas menawarkan kerjasama pada Putri, dia ingin mengajak Putri untuk bergabung pada timnya, dia menawarkan pekerjaan desain interior yang dikuasi Putri selama ini.

"Jadi gimana ?" Javas langsung pada intinya "maaf, mau pesan makan atau minum dulu ?" Papar Javas mengoreksi ucapannya, jika boleh jujur dia cukup gugup saat ini.

Putri tersenyum "Gapapa kok, kopi kayaknya boleh" ujarnya lalu duduk dihadapan Javas, lelaki itupun memanggil pelayan dan memesan dua kopi.

"Aku gak bisa lama-lama" ucapnya "Tapi aku udah mikirin jawaban untuk tawaran kamu" sambung wanita cantik itu. 

Javas menunggu jawaban itu, berharap diberikan jawaban yang membuatnya senang, ini gila! Kenapa dia sengarep ini Putri menerima tawarannya.

"Aku...."

Javas menyimak dengan seksama

"Terima tawaran kamu" jawabnya.

Akhirnya...

Putri menerimanya!

Menerima tawarannya, maksudnya.

Jangan salah paham!

Javas mengangguk dengan raut wajah kepalang puas, dia puas mendengar jawaban Putri "Makasih, jadi berarti kita bisa kerjasama kan?" Tanya Javas dengan Alis tertarik memandang lekat Putri.

Lost On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang