28. PETUNJUK.
Nesia sekarang sudah berada di rumah Rachel dan menceritakan semua kepada sahabatnya itu.
"Jadi menurut lo gue harus gimana?"tanya Nesia.
"Gak usah kepancing lah Nes. Bisa aja dia cuma pengin buat lo enggak tenang. Atau mungkin aja dia itu punya rencana? Bisa aja kan?"ujar Rachel.
"Iya sih. Tapi gue penasaran. Sebelum gue nemu jawabannya gue enggak akan berhenti. Rasa penasaran gue enggak akan hilang sebelum gue nemu jawabannya,"ujar Nesia.
"Gimana ya? Gue tau lo sih. Mana mungkin lo mau berhenti sampai apa yang lo pengin lo dapetin. Sama kaya dulu lo ngejar Alexa. Gue nginget itu malu banget, padahal bukan gue yang ngelakuin,"kata Rachel saat tiba-tiba ingat bagaimana Nesia dulu mengejar Alexa sampai tidak mengerjakan PR.
Bukannya malu Nesia justru tersenyum mengingatnya.
Lucu juga, pikirnya.
"Pertanyaan gue ya Chel. Emang Alexa kenal sama Divana? Soalnya aneh aja gitu, masa iya Divana kenal Alexa tapi Alexanya enggak kenal sama Diva?"ujar Nesia.
"Mending lo tanya langsung ke Alexa deh. Biar kejawab semuanya. Dia kenal sama Divana atau enggak,"usul Rachel.
"Niatnya sih gue pengin nanya juga. Tapi masih ragu aja gitu. Kalau gue nanya pasti Alexa bakalan nanya balik kenapa gue tanya tentang Divana."
"Ya bilang aja yang sejujurnya, beres deh,"kata Rachel.
"Nanti Alexa ngiranya gue enggak percaya sama dia lagi kalau nanya dia ada sembunyiin sesuatu atau enggak."
Rachel diam. Kenapa jadi dia ikut-ikutan pusing? Tidak bisa dibohongi juga kalau dia ikut penasaran dalam masalah ini.
Rachel kemudian menatap Nesia. "Mending lo ajak si Divana ketemuan terus lo tanya ke dia. Paksa dia supaya mau ngasih tau yang sejujurnya,"ujar Rachel.
"Kalau dia enggak mau jujur gimana?"
"Tendang aja atau enggak jambak aja rambutnya. Nanti gue bantu deh jambak rambut dia, supaya ngaku,"ujar Rachel ketika sifat jiwa bar-barnya keluar.
"Sadis banget lo."
"Biar dia ngaku. Kalau enggak dia enggak bakalan ngaku terus!"
"Tapi masa iya harus dijambak?"tanya Nesia ragu.
"Gak apalah. Biar dia enggak berani macem-macem sama lo lagi. Lo harus tunjukin jiwa bar-bar lo. Gue bantu deh, tenang aja. Kaya tadi tuh gue jambak rambutnya si Verina,"kata Rachel saat teringat kejadian pagi tadi sebelum Nesia datang ke rumahnya.
"Lo jambak rambutnya Verina? Kenapa?"tanya Nesia tidak menyangka. Ternyata mereka berdua memang cocok menjadi sahabat, sama-sama bar-bar. Ya walaupun semenjak pacaran dengan Alexa sifat bar-bar Nesia berkurang. Takut jika nanti Alexa ilfeel padanya.
"Masa tadi dia dateng kesini bareng Farel. Terus dia ngasi gue kotak gitu. Gue kira apaan. Gue awalnya udah curiga sih kalau dia ngasih yang enggak-enggak. Tapi dia bilang itu spesial buat gue karena udah disiapin sama dia semalaman,"ujar Rachel.
"Emang apaan?"tanya Nesia semakin penasaran.
"Lo tahu dikotak itu isinya apa??"tanya Rachel yang dijawab gelengan kepala oleh Nesia.
"Isinya tikus mainan dong! Kesel banget kan? Spesial dari mananya coba? Gue geli gitu sama tikus, ih ...,"ujar Rachel membuat Nesia yang mendengarnya tertawa kencang.
"Gue awalnya kaget tuh karena gue kira itu tikus beneran, terus dia pake nanya lagi 'gimana hadiahnya? Suka gak lo?' ya udah gue langsung aja jambak rambut dia,"ujar Rachel sembari menirukan ucapan yang ditanyakan oleh Verina tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnesia Saphira
Teen Fiction[END] Cover by : @chittava "Gua engga bakalan berhenti buat suka sama lo! sampai lo juga suka sama gua! gua engga peduli lo cewe sekalipun yang penting lo jadi pacar gua!" - Agnesia Saphira "Gua cuma mau bilang sama lo, engga usah ngayal ketinggian...