"Kalau gue bilang maju, maju ya, Blis," ujar Rachel pada Verina.
"Dih siapa lo?"
Verina menatap kesal Rachel. Bagaimana tidak kesal, Rachel menyuruh Verina untuk menjadi pelayan dadakan. Dikedua tangan Verina sudah berisi sebuah nampan dengan berbagai jenis makanan.
"Lo udah kalah yaa!! Harus ngikutin kata yang menang. Gue menang jadi lo harus turutin kata gue. Kalau gue nyuruh maju baru lo boleh maju, bawa makanan itu ke situ," ujar Rachel menunjuk ke arah meja yang sudah ditempati sahabatnya.
Verina hanya mendengus mendengarnya. Iya Verina kalah taruhan dengan Rachel. Tadi Verina membuat tantangan pada Rachel jika gadis itu bisa mendapatkan nomor telepon Divana maka dirinya akan mengikuti semua perintah Rachel. Verina mengira Divana tidak akan memberikan nomor telepon miliknya dengan begitu mudah karena sifatnya yang tidak jauh beda dengan sepupunya, Alexa.
Tapi dugaannya salah, Divana justru dengan mudah memberikan nomor teleponnya pada Rachel. "Tangan gue berat ini. Kapan lo nyuruh gue maju?"
"Alah payah lo! Segitu doang gak kuat."
"Gue bukan orang penyabar," balas Verina.
"Iya emang! Lo kan emosian."
"Lampirrr ...," Verina seolah memberikan peringatan pada Rachel.
Demi apapun, Rachel benar-benar mengerjai dirinya. Sudah dia yang pesan, dia yang bayar sekarang dia juga yang harus jadi pelayan! Jika saja Verina tidak memberikan tantangan sialan itu pasti nasibnya tidak akan begini.
"Oke, oke, maju 5 langkah!" perintah Rachel yang segera diikuti Verina. Verina mulai menghitung langkahnya. "Satu ... dua ... tiga ... empat ... lima."
"Eh kok aneh ya rasanya. Coba mundur lagi, Blis."
Verina sontak melototkan matanya. Sial! Rachel benar-benar menguji kesabarannya. "Gak!"
"Harus nurut. Lo kan udah kalah," ucap Rachel.
"Makanannya keburu dingin nanti," balas Verina.
"Alasan aja lo. Enggak mundur sekarang mundurr! Cepetannn," ujar Rachel tidak sabaran.
Verina mengalah ia memilih mundur. Semua orang yang ada di cafe tempat mereka berkumpul kini mulai memperhatikan Verina. Awas aja lo Lampir!
"Oke bagus. Sekarang maju setengah langkah!"
Oke cukup! Verina tidak bisa mengikuti segala perintah Rachel. Gadis itu gila! Benar-benar gila!
Verina memilih untuk melangkah dan membawa makanan pesanan sahabatnya ke meja tanpa memperdulikan ucapan Rachel.
"IBLISSS GUE BELUM NYURUH LO MAJU LOH!!!"
Alexa, Nesia, Kelly, Bella, Divana dan Andrean hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Rachel. Sementara Farel laki-laki itu sibuk merekam video Verina yang sedang cosplay jadi pelayan.
"Bodo amat sama perintah gak masuk akal lo," ujar Verina.
"Gak bisa gitu dong! Kan gue menang," ujar Rachel.
"Udah Rachel. Keburu dingin nanti makanannya," ujar Divana membuka suara.
Rachel seketika langsung diam. Ia memilih langsung duduk tepat disebelah Verina yang sudah duduk terlebih dahulu. Verina memandang Divana dengan tatapan tajam sedangkan Divana yang diberi tatapan hanya menaikan sebelah alisnya.
"Bella nanti mau jalan bareng gue gak?" tanya Verina.
"Ngapain lo nanya?" tanya Divana.
"Lah? Ya gue nanya kayak gitu artinya mau ngajak Bella jalan lah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnesia Saphira
Ficção Adolescente[END] Cover by : @chittava "Gua engga bakalan berhenti buat suka sama lo! sampai lo juga suka sama gua! gua engga peduli lo cewe sekalipun yang penting lo jadi pacar gua!" - Agnesia Saphira "Gua cuma mau bilang sama lo, engga usah ngayal ketinggian...