22. MATAHARI PAGI

5.7K 415 35
                                        

22. MATAHARI PAGI

Hal yang paling Indah untuk kita lihat di pagi hari adalah terbitnya matahari pagi

***

Verina melihat Rachel yang sedang duduk sendiri. Kemudian mengalihkan pandangannya mencari sosok Alexa dan Nesia. Seingatnya tadi ada Alexa dan Nesia yang duduk bersama Rachel. Namun kenapa sekarang hanya ada Rachel yang duduk sendiri? Kemana Alexa dan Nesia?

Tidak ingin berpikiran yang tidak-tidak Verina memilih menghampiri Rachel dan duduk disebelah gadis itu.

"Huhhhhh...." Verina meniup rambut Rachel yang membuat gadis itu menatapnya.

"Ngapain sih lo?"

"Enggak tega liat lo duduk sendirian,"ujar Verina.

"Mending gue duduk sendirian dari pada ada lo disini."

"Emang ya lo Mpir. Gue udah berbaik hati duduk disini biar lo enggak sendirian,"ujar Verina.

Rachel diam tidak membalas ucapan Verina. Ia lebih memilih fokus ke arah depan memandang api unggun dari pada wajah menyebalkan Verina.

"Eh Lampir, lo mau gue nyanyiin gak?"tanya Verina.

"Gak usah! Suara lo faless,"balas Rachel tanpa menatap Verina.

"Gue lagi males ribut nih Mpir. Gue lagi berbaik hati ini mau nyanyiin lo."

"Enggak usah Iblis!"

"Cuma lo doang nih Mpir yang nolak buat gue nyanyiin."

"Iya lah nolak! Orang suara lo Faless."

Verina menarik nafasnya kemudian menghembuskannya perlahan-lahan. Mencoba untuk tidak terpancing emosi. Malam ini ia sedang malas berdebat dengan Rachel. Hanya hari ini entah kenapa ia ingin akur dengan gadis di sebelahnya. Namun gadis di sebelahnya malah memancing keributan.

"Mpir..." Panggil Verina sembari menyenggol lengan Rachel.

"APA?"jawab Rachel dengan tidak nyantai.

"Wehh santai dong lo Mpir jawabnya. Gue manggil lo baik-baik juga. Niat awal gue supaya kita enggak berantem lah buat malem ini doang. Tapi lo malah balesnya gitu. Enggak jadi gue mau akur sama lo deh. Udah gak mood!" Ujar Verina kesal.

"Bagus kalau gitu!"balas Rachel membuat Verina semakin kesal.

Lalu tiba-tiba Farel datang dan duduk disebelah kiri Rachel dan merangkul gadis itu. Verina yang duduk disebelah kanan Rachel sontak menatap kearah tangan Farel yang merangkul Rachel.

"Lo enggak pernah akur kayanya sama Verina Chel, kenapa?"tanya Farel masih dengan posisi merangkul Rachel.

"Enggak mau akur sama Iblis. Nanti sifat Iblis dia nular ke gue,"balas Rachel.

Verina masih melihat ke arah rangkulan tangan Farel pada Rachel. Entah kenapa Verina merasa seperti.... Entahlah Verina sendiri bingung. Tapi Verina melihat kalau Rachel tidak merasa risih dirangkul dengan Farel.

"Modus buaya!"ujar Verina tiba-tiba.

"Siapa modus buaya, Ver?"tanya Farel.

"Monyet berambut hitam,"balas Verina.

"Tadi lo bilangnya buaya. Kok sekarang monyet berambut hitam?"tanya Farel lagi.

"Iya yang modus itu monyet berambut hitam menyerupai manusia dan sifatnya kaya buaya."

Agnesia SaphiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang