44. TERUNGKAP

2.5K 221 10
                                    

Halo!

Kalian bisa baca chapter sebelumnya dulu kalau lupa, baru lanjut baca chapter ini.

Happy Reading ❤️

****

"Dimana Kakek?" itu adalah kata pertama yang keluar dari bibir Alexa saat baru sampai di kediaman Kakeknya.

"Kamu kenapa?" tanya sang nenek saat melihat raut wajah serius cucunya.

"Alexa ada urusan sama kakek, Nek," kata Alexa.

"Dia ada di ruang kerjanya," balas sang nenek.

Tanpa mengucapkan apapun lagi, Alexa segera menuju ruang kerja Kakeknya. Ia tidak mengetuk pintu seperti biasanya, Alexa langsung masuk begitu saja dan langsung berhadapan dengan kakeknya.

"Kenapa barang-barang harus Kakek pindahkan?" tanya Alexa.

Sopan santunnya mendadak hilang begitu saja. Ia sudah terlalu banyak mengikuti segala aturan dari sang kakek. Namun kakeknya sama sekali tidak mengerti dirinya.

"Kamu mulai hari ini tinggal disini. Chat yang kakek kirimkan apa belum cukup jelas?"

"Alexa gak mau tinggal disini," balas Alexa.

"Kenapa? Supaya kamu bisa berhubungan dengan gadis itu?"

"Ini gak ada hubungannya sama Nesia. Dia gak tau apa-apa. Alexa udah nurutin semua perkataan Kakek. Apa kurang?"

"Belum. Kamu belum mengikuti semuanya. Kakek suruh kamu kesini mau bahas masalah kepindahan kamu ke luar negeri. Kakek rasa dipercepat lebih baik," ujar Firman.

Alexa mengalihkan pandangannya kesudut ruangan. Enggan bertatapan dengan kakeknya. Egois! Itu adalah kata-kata yang tepat untuk ditunjukkan pada Firman.

"Batalin," ujar Alexa.

Firman yang mendengar itu langsung menatap cucunya nyalang. "Batalin? Kamu mau batalin keinginan kamu buat kuliah keluar negeri?"

"Itu bukan keinginan Saya. Tapi Anda!" balas Alexa.

"Jelas-jelas dulu kamu yang ingin kuliah di luar negeri! Kamu lupa sama perjanjian kamu dengan kakek?"

"Itu dulu, sekarang udah beda. Saya tidak akan pergi," putus Alexa.

Dulu memang benar dirinya ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri, namun sekarang sudah berbeda. Tujuan itu sudah terganti. Ia hanya ingin berada disini. Ditempat dirinya dan Nesia bertemu.

"ALEXA!"

"Maaf. Kali ini saya tidak bisa mengikuti kemauan Anda. Saya ingin menjalani pilihan saya sendiri," ujar Alexa lalu hendak meninggalkan ruangan Kakeknya sebelum suara kakeknya kembali terdengar.

"Tidak mau menurut artinya siap menerima konsekuensi," ujar Firman.

Alexa kembali menghadap kearah Kakeknya. "Seharusnya dari awal saya ngelakuin ini. Tapi saya terlalu takut. Saya akan perjuangkan apa yang membuat saya bahagia," ujar Alexa menjeda ucapannya.

"Kakek harusnya tau. Kita gak pernah ada yang tau pada siapa kita akan jatuh cinta. Tapi cinta itu yang datang dengan sendirinya. Kalau memang kakek bisa mengatur pada siapa kakek akan jatuh cinta. Lalu apa gunanya takdir? Kakek bisa mempermainkan takdir dengan sesuka hati Kakek jika begitu. Tapi sayangnya kakek gak bisa melawan takdir, bukan? Sama kaya Alexa sekarang. Gak bisa buat menjauh dari Nesia karena memang itu adalah takdir," lanjut Alexa.

Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah dirinya ucapkan. Apa yang belakangan ini ia pendam dikeluarkan begitu saja. Alexa sudah terlalu jauh menyakiti perasaan seorang Agnesia Saphira. Maka dirinya mulai detik ini harus membayar perbuatannya. Alexa tidak akan melukai gadis itu lagi.

Agnesia SaphiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang