27.⠀I Wake Up Screaming

497 121 8
                                    

CHAPTER 27I WAKE UP SCREAMING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 27
I WAKE UP SCREAMING

⋅⥉⤉⋅

❝Mari membalaskan 𝖉𝖊𝖓𝖉𝖆𝖒 pada orang yang berhak menderita.❞












KALAU INI MIMPI, maka ini adalah mimpi terburuk yang pernah dialaminya.

Tetapi tidak, ia tak sedang bermimpi. Semakin kesadaran memantik di dalam dirinya, semakin Robyn menyadari ada rasa pusing yang dengan pelan menghantam kepalanya, dibarengi dengan tekanan yang amat terasa pada mata dan otaknya. Seluruh tubuhnya kebas dan kaku. Lengan atas tempat jarum suntik menembus ototnya seakan membengkak dan meradang, nyerinya tak tertahankan.

"Kupikir kita bisa berbicara lebih nyaman dengan cara ini, Robyn Haze," Knowlton tersenyum mengejek dari bangku pengemudi, lalu menatap Robyn. "Kau harus mendengarkan. Kau harus tahu."

"Aku tak peduli, bajingan!" Robyn mencoba bangkit dalam upayanya meninju wajah keparat itu, tetapi tubuhnya sangat lemah dan ia terlihat konyol ketika terhenyak kembali ke kursi penumpang. Pembuluh-pembuluh darah di lehernya berkedut ketika ia memaksakan dirinya berteriak. "Hadapi aku dengan cara yang lebih bermartabat!"

"Tidak, tidak," Knowlton berkata dengan sinis. Keriput-keriput dini di wajahnya tertarik ketika tawa lepas keluar dari mulutnya. "Kau sudah kuberi peringatan. Berulang kali. Benar, akan sangat menyenangkan membunuhmu sekarang, tetapi aku belum puas, Robyn Haze. Kau belum menderita. Dia belum menderita."

"Kau sudah menghancurkan hidupku, keparat!" Robyn berteriak kencang. Tenggorokannya terasa pedas seketika. "Apa lagi yang kau inginkan?!"

"Tenanglah, Robyn Haze." Wajah Knowlton berubah ekspresi. Robyn merasakan perasaan tak enak di perutnya. "Aku ingin kau diam. Dengarkan."

Bahkan kalaupun Knowlton tak melakukannya, Robyn akan tetap diam. Gravitasi dan perasaan mengawang membuat gadis itu terhanyut.

"Kau saudariku, Robyn."

Mata Robyn melebar ketika ketidakpercayaan menyebar dengan cepat di wajahnya. "A─apa maksudmu?!"

"Arthur Raymond hanyalah bajingan manis dengan sikap kelewat sopan ketika muda." Knowlton tertawa lagi, tampak puas dengan kekuatan tak kasat mata yang kini dimilikinya atas Robyn. "Ia mencuri hati para gadis, bercinta dengan mereka, lalu mereka dicampakkan. Begitu terus, sampai pada suatu ketika ia bertemu dengan seorang gadis dengan nasib yang tak berbeda dengan gadis lainnya: Bianca. Sayang sekali, Bianca bernasib buruk. Lebih buruk daripada gadis-gadis lainnya yang ditiduri ayahmu. Kau tahu apa yang terjadi," Knowlton mendengus, tawanya getir. "Bianca hamil. Aku lahir, tanpa pertanggungjawaban si Arthur Raymond jahanam itu."

"Segalanya memang tampak seperti malapetaka, tetapi aku tetap lahir. Yah, ibuku bukan ibu yang sempurna, nyaris gila malah─tetapi hanya dia satu-satunya yang kupunya. Aku menyayanginya. Kau tak tahu bagaimana sakitnya hatiku ketika tahu ayah kandungku sendiri mengirim orang untuk membunuh ibuku."

CHAOS ━ BOOK 1 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang