31.⠀The Big Sleep

491 115 7
                                    

CHAPTER 31THE BIG SLEEP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 31
THE BIG SLEEP

⋅⥉⤉⋅

❝Jangan tinggalkan aku, 𝕽𝖔𝖇𝖞𝖓.❞












"MEREKA DI ERNESE!"

Robyn membuka matanya. Tidurnya kali ini tak dihantui mimpi buruk, tetapi perasaan waswas membangunkannya sesekali. Ia mengumpat pelan, merutuki rasa dingin yang tak ramah di dalam kamar itu; ia sudah terbangun untuk yang keempat kalinya malam ini, dan tampaknya tidur bukanlah sesuatu yang ingin ia lakukan lagi. Tubuhnya merespon dengan tak bersahabat terhadap upayanya terlelap lebih awal.

Sembari menggeliat, Robyn mengumpulkan kesadarannya. Rasa sakit yang pelan masih terasa di kepalanya, belum lagi rasa sakit lain yang tak ia ketahui di mana saking banyaknya. Ia hanya perlu distraksi sekarang. Tampaknya rokok adalah satu-satunya jalan.

Suara detik pelan dari jam membuyarkan keheningan malam. Robyn merasakan deja vu yang menyakitkan; segala hal yang dilihatnya di bawah suramnya cahaya dari langit luar seakan dibentuk dari kenangan-kenangan malam lalu. Akan tetapi, telinganya tak bisa mengelabui. Ia tak mengada-ada: benar ada orang yang sedari tadi berbicara dari luar kamarnya.

"Dengar, aku tak mau tahu. Aku ingin kita pergi dan bertempur gila-gilaan kali ini. Aku tak peduli! Kita sudah punya taktik, kita sudah punya senjata, kita punya pasukan─yang belum kita punya hanyalah kepala mereka! Sekarang lakukan tugasmu, bajingan!"

Pintu depan tengah terbuka. Sebuah siluet berdiri di depannya, menghadap ke pantai, menjulang mengancam dengan karisma yang menakutkan. Ia sendirian, ditemani ponsel yang sedari tadi ia genggam dengan amarah yang kentara.

"Aku ingin anak dan istriku dikawal. Bawa mereka ke rumah pantaiku, bajingan. Mereka menunggumu." Arthur Raymond terdiam, menunggu lawan bicaranya. "Oh, kau pikir aku peduli dengan perjanjian damai itu lagi?! Mereka sudah mematahkan banyak peraturan, biarkan kali ini giliran kita! Aku tak peduli bahkan kalaupun itu berarti kita akan menyerang Ernese di siang bolong!"

Robyn menahan napasnya. Sebuah keinginan terasa menggeliat di dalam perutnya, monster di dadanya meraung bahagia.

"Ya, ya. Kau tahu tempat yang mana persisnya─motel kecil dekat kolam renang umum. Sekarang, enyahlah kau! Pastikan istri dan anakku tiba dengan selamat kemari."

Secercah cahaya merah terasa menyebar di dalam kepala Robyn.

Ia mengendap kembali ke dalam kamar, dan ketika Arthur Raymond tak lagi terdengar keberadaannya, ia berlari keluar.

Balas dendam akan terasa menyenangkan untuk saat ini.



⋅⥉⤉⋅

CHAOS ━ BOOK 1 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang