34.⠀In A Lonely Place

614 117 6
                                    

CHAPTER 34IN A LONELY PLACE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 34
IN A LONELY PLACE

⋅⥉⤉⋅

❝Kekacauan ini tak akan pernah berakhir. Aku tahu, karena akulah 𝖐𝖊𝖐𝖆𝖈𝖆𝖚𝖆𝖓 itu.❞












SUDAH BERJAM-JAM IA duduk di ruang interogasi itu. Ia menolak bicara, tetapi ketika ia disuruh bercerita, ia menceritakan semuanya dari sudut pandangnya. Ia tak menyebut-nyebut Tekyla atau Diana, tak juga menyebut orang lain. Ia berbohong terlalu lihai kali ini sehingga ia tak yakin apa orang yang berbicara dari tubuhnya adalah dirinya sendiri.

Ia mengambil peran Tekyla. Ia memancing Knowlton untuk berkendara bersama, membiusnya, kemudian membawanya ke rumah kosong itu dan mengikatnya. "Aku ingin membalaskan dendamku," kata Robyn. "Dia otak pembunuhan ibuku."

Petugas meninggalkannya dalam ruangan interogasi itu, duduk bertumpu pada meja di depannya. Waktu berlalu dan ia semakin terjebak dalam imajinasinya.

Kemudian, ia tertawa.

Tawanya baru berhenti ketika seorang petugas masuk dan mengatakan kalau ia bebas. Seseorang telah membayarnya keluar.




⋅⥉⤉⋅





"Kau harus kembali."

Suasana halaman kantor polisi lengang pagi itu. Ada petak-petak rumpang awan di langit kelabu suram, beserta angin yang berhembus. Sesuatu di dalam jiwanya ikut membeku bersama pagi hari ini.

"Kemana, Tuan Raymond?" Robyn memberi penekanan pada dua kata terakhirnya, menyaksikan dengan tatapan kosong bagaimana ekspresi wajah Arthur perlahan berubah. "Saya rasa tak ada yang benar-benar penting lagi sekarang."

"Kau masihlah tanggung jawabku."

"Ayolah, anda tak akan dituntut atas kasus penelantaran anak. Anda punya cukup kekuasaan untuk membuat hakim bungkam."

"Jangan mulai, Robyn Haze."

Robyn tertawa terbahak-bahak. Untuk sementara, ia tak memahami alasan tawanya; tetapi lambat laun, Robyn dapat merasakan kewarasan yang ia punya perlahan memudar dari dasar otaknya.

"Tuan Raymond, yang memulai ini semua adalah anda."

Arthur Raymond terdiam, tetapi Robyn kembali melanjutkan.

"Anda tak mengatakan hal yang sama pada Christian Knowlton," Mata Robyn melebar, napasnya makin tak berirama seiring dengan bertambah ributnya potongan kebenaran dalam kepalanya. "Tak juga melakukan hal yang sama ketika anda membunuh ibunya. Anda tak peduli satu hal pun tentangnya. Kini, ketika ia ingin membalaskan dendam itu, anda pikir anda punya hak untuk marah?"

"Ibunya bertingkah gila dan mengancam kehidupanku!" Arthur Raymond telah kehilangan kontrol sekarang. Robyn dapat melihat cerminan dirinya dalam teriakan itu. "Aku mencoba melakukan segalanya, tetapi dia kelewat terobsesi denganku!"

CHAOS ━ BOOK 1 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang