[⥉⤉] IV. PREFACE

3.2K 424 47
                                    

P R E F A C E

P R E F A C E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋅⥉⤉⋅

Hi, darlings!

Di halaman ini, perkenankan aku bercerita sedikit, mengingat buku ini memiliki arti yang besar bagiku.

Ketika pertama kali menulis buku ini, hal yang kupikirkan hanya satu: balas dendam. Itu adalah hari-hari tergelap dalam hidupku, dan menulis buku ini memberiku sedikit ketenangan dalam kekacauan. Mungkin orang-orang benar, menulis itu terapi. Yang jelas, perjalanan dalam menulis buku ini tak selalu mudah—seringkali aku tidak yakin dengan yang kutulis, seringkali juga aku tidak percaya diri dengan ceritaku. Seringkali lingkungan sekitar tak mendukung dan tak sejalan dengan sesuatu yang tengah kugeluti.

Ide tentang tokoh utamanya (beserta temperamen meledak-ledak dan kekurangan manusiawi lainnya) sudah ada di kepala sejak akhir 2018, kalau aku tidak salah. Akan tetapi, mengingat tidak ada plot yang sesuai dengan ide itu, aku belum benar-benar menulisnya. Hingga pada suatu hari, film Sin City: A Dame to Kill For ditayangkan di salah satu saluran televisi. Jujur, pada pandangan pertama aku mulai mendapatkan inspirasi untuk latarnya—beserta lembar awal suasana, struktur masyarakat, dan estetika keseluruhan. Itulah awal ketertarikanku dengan film-film noir, dan juga awalku dalam menulis konsep mentah buku ini. Aku baru benar-benar aktif menulisnya sejak 2019, dan libur panjang karena pandemi di 2020 memberiku lebih banyak waktu untuk menyelesaikan beberapa bagian yang rumpang.

Buku ini memiliki gaya fiksi noir—tetapi tak terbatas pada gaya itu saja, karena ada banyak elemen lain yang kucoba masukkan di dalam cerita ini. Aku tidak hanya ingin menulis. Aku juga ingin membagi pengalaman imajiner bersama kalian, ingin kalian melihat apa yang kubayangkan ketika menulis buku ini.

Menurut Wikipedia:

"Noir fiction (or roman noir)
is a subgenre of Crime Fiction.
In this subgenre, right and
wrong are not clearly defined,
while the protagonists are
seriously and often flawed."

Dan, voila! Rasanya seperti menemukan potongan puzzle lainnya untuk melengkapi ceritaku. Tokoh utama dalam fiksi noir adalah orang-orang yang pesimis, nihilis, digerakkan oleh nafsu tersendiri (dalam cerita ini, nafsu yang menggerakan si tokoh utama adalah nafsu balas dendam), serta memiliki moralitas ambigu. Fiksi noir identik dengan kekerasan—tentu saja, karena tampaknya kekerasan adalah salah satu elemen dalam fiksi kriminal, bukan begitu? Fiksi noir seakan menekankan dengan jelas kalau manusia adalah makhluk yang busuk, dan kita semua sudah terkutuk sejak awal.

Aku menulis buku ini karena aku ingin menciptakan seseorang yang seakan jadi personifikasi dari hal-hal buruk yang kurasakan. Seseorang yang nyata, manusiawi dan memiliki kekurangan. Seseorang yang tak selalu menjadi yang pertama, seseorang yang seakan mengatakan padamu kalau mereka juga melewati neraka yang sama. Aku ingin melihat romansa yang realistis, pasangan yang sama-sama terkutuk dan bernasib sial tapi tetap bisa menonjolkan keindahan cinta di dalam situasi tanpa harapan. Dunia ini jahat. Tidak semua orang diberi kemewahan untuk bisa tertawa bersama kekasih SMA, atau memiliki teman yang bisa selalu mendengarkan keluh-kesah mereka. Oleh karena itu, aku menulis buku ini untukmu: para pejuang, para pendendam, dan orang-orang yang tersesat. Kita manusia. Kita punya sisi gelap kita sendiri. Tapi, hanya satu pintaku: ketika dirasa cukup, cobalah melepaskan. Cobalah bangkit dan 'lahir kembali'. Cobalah melawan. Kalian tak akan menyesalinya—dunia sudah cukup kejam tanpa perlu ditambah orang-orang baik yang tersakiti lainnya.

Gaya menulisku dipengaruhi oleh gaya menulis Lev Grossman dalam The Magicians. Cara Grossman menceritakan dunianya sangat indah namun realistis, penuh warna dalam kesuraman latar. Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan pun punya andil yang besar dalam proses penulisan buku ini. Tanpa novel itu, aku tak akan bisa menulis aksi-aksi yang ada di buku ini dengan lebih baik (walau aku tahu, tulisanku masih jauh dari kata sempurna). Tak lupa juga kedua film Sin City (Sin City dan Sin City: A Dame To Kill For) serta film-film Neo-Noir lainnya yang tak bisa kusebutkan satu persatu, yang telah memberiku inspirasi utama dalam menulis. Dan tidak kurangnya, pujian kuberikan kepada Joko Anwar beserta film-film karyanya. Kalau kalian ingin tahu bagaimana film Neo-Noir itu, kalian bisa menonton film-film karya Joko Anwar: favoritku adalah Kala dan Pintu Terlarang. Aku juga menyadari kalau pendapatku dan Joko Anwar sama dalam beberapa topik, oleh karena itu mungkin hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa film-film karyanya terasa sangat menarik bagiku.

It's noir, darlings! We're all doomed from the start. We're all doomed in the end. Dunia ini jahat, dan kamu adalah api. Kamu bisa membakar bangunan manapun tanpa berpikir dua kali, atau kamu bisa menjadi penghangat dan penerang, serta alat perlawanan dan pemantik semangat setiap orang.

Buku ini bisa memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Bagi beberapa orang, mungkin topik yang dibahas di dalamnya terlalu gelap dan distopis. Bagi beberapa orang lagi, mungkin topik yang dibahas sangat kental dengan pengalaman pahit mereka. Buku ini bisa jadi sesuatu yang bakal sangat dibenci bagi beberapa orang. Kuharap, beberapa lagi bisa menemukan keindahan di dalamnya dan memberikan cinta untuk buku ini. Bagiku sendiri, buku ini adalah penanda kebangkitan.

Sebagai pemberitahuan, buku ini sudah direvisi kecil-kecilan dan hanya pada beberapa bagian. Masih banyak kekurangan, baik itu lubang dalam plot, kesalahan fakta atau penulisan, atau beberapa poin yang tidak jelas dan malah berbenturan. Oleh karena itu, akan sangat berarti bagiku kalau kalian mau memberikan koreksi, kritik, dan saran. Aku akan sangat mengapresiasinya. Buku ini juga masih berupa draf pertama, ini bukan percobaan terbaikku ─ cerita ini akan terus diperbaiki di masa yang akan datang dengan penulisan yang lebih baik, tentu saja!

Buku ini sarat akan hal-hal buruk, maka dari itu aku menyatakan dengan tegas kalau aku tidak menyarankan apalagi meromantisasi hal-hal tersebut. Jadilah pembaca yang bijak. Aku tidak bertanggung jawab atas resiko yang kalian ambil, terutama dengan mengabaikan peringatan yang sudah kucantumkan di bab sebelumnya.

Kupikir sekian dulu. Terima kasih karena sudah mau membaca buku ini, apalagi memberi dukungan suara (vote) dan berkomentar. Terima kasih karena sudah mau membaca sejauh ini. Ah, tampaknya tidak akan ada habisnya kalau aku ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada kalian semua. Semoga kalian menikmati pengalaman membaca cerita ini, darlings!

With love,
your dangerous queen,
PEM PARENTI























⋅⥉⤉⋅





CHAOS ━ BOOK 1 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang