Chapter 28 (sakit)

39 4 0
                                    

Sudah seminggu sejak sindy melihat Rendy dan Jesicca berduaan dikantin dan sejak hari itu hubungannya dengan Rendy telah menggantung, sindy menyerah dan pasrah sedangkan Rendy seolah tak ambil pusing dengan hubungannya bahkan rumor tentang hubungannya sudah tersebar luas seantero sekolah hingga banyak yang menggosipi keduanya entah apa yang ada dipikiran dan hati Rendy namun satu yang harus digaris bawahi bahwa Rendy tak akan pernah semudah itu melepaskan apa yang telah ia miliki.

"Ren gimana Lo sama sindy?" Tanya Bobby, yah mereka sedang berkumpul di rumah Rendy kali ini

"Nggak apa-apa" jawab Rendy santai

"Apanya yang nggak apa-apa seantero sekolah udah gosipin Lo sama sindy mana lagi si Jesicca yang sama Lo terus Lo kayak orang selingkuh kesannya ren" ujar Martin

"Kalau Lo udah nggak sama sindy yah Lo putusin ren jangan Lo sakitin terus menerus" lanjutnya

"Mending Lo kasi ke gue" itu suara alvan

"Gue sayang dan cinta sama sindy dan dia hanya milik gue nggak ada yang lain 'mine'" ucap Rendy tegas, emosinya tersulut begitu saja mendengar apa yang dilontarkan alvan

"Kalau Lo sayang dan cinta ngapain sama Jesicca ren" ucap Bobby

"Dia nggak sekuat yang kalian liat dia butuh gue untuk saat ini"

"Maksud Lo apaan?" Tanya Martin yang sudah penasaran

"Dia sakit kanker stadium 4 dokter udah prediksi dia nggak lama lagi, dia cuma mau ditemenin gue disisa hidupnya, gue tahu dia bukan orang baik tapi gue nggak bisa hanya mandang dari situ dia teman kecil gue orangtuanya berteman baik sama orangtua gue, mamanya minta gue jagain dia walaupun mereka tahu gue lakuin ini semua hanya bermotif kasihan sama Jesicca, gue nggak bisa mikir jernih semenjak gue tahu semuanya ditambah sindy selalu berduaan sama laki-laki yang gue nggak tahu itu siapa" jelas Rendy panjang lebar

"Dia kanker?" Tanya Bobby memastikan dan hanya diangguki oleh Rendy

"Tapi kenapa Lo nggak cerita sama sindy dia pasti bisa ngerti ren" ucap alvan

"Belum waktunya banyak orang yang tahu dan ini privasi keluarga Jesicca gue harus hargain itu" tutur Rendy

"Tapi kok Jesicca masih kayak sehat gitu? Setahu gue orang kanker pasti botak karena kemoterapi" ujar Martin

"Itu dia Jesicca nggak mau kemotrapi jadi kankernya menyebar sangat cepat karena itu" ucap Rendy "kalian jagain sindy saat gue sama Jesicca dulu sampai waktunya Jesicca paham akan keadaan gue yang emang nggak bisa sama dia setelah itu gue akan datang ke sindy lagi" tutur Rendy

"Tapi sindy udah terlanjur sakit ren semuanya nggak semudah membalikkan telapak tangan" tutur alvan

"Gue tahu dan itu semua resiko yang harus gue terima" ucap Rendy

"Kita selalu dukung apapun yang Lo mau selama itu positif" ucap Martin diangguki alvan dan Bobby

"Makasih bro, gue harus nemenin Jesicca hari ini kalian santai aja dulu disini gue nggak lama" ucap Rendy dan pergi dari kamarnya tempat ia berkumpul

Kini Rendy sudah sampai dirumah jesicca "hai ren" ucap Jesicca yang sudah duduk disamping Rendy

"Mau kemana?" Tanya Rendy

"Ketaman yah yang banyak bunganya" ucap Jesicca dan diangguki oleh Rendy dan menjalankan mobilnya ketaman yang cukup dekat dari apartemen Jesicca

Sedangkan kini dirumahnya sindy hanya menonton televisi sebenarnya jika diperhatikan lagi televisi lah yang menontonnya karena mata sindy hanya menatap kosong telvisi dihadapannya itu

"Dek jalan yuk" ucap Raka yang keluar dari kamarnya namun masih tak didengar sindy

"Dek"

"Oii dek keluar Yo" ulang Raka lagi namun tetap sama hingga akhirnya ia menggeser lengan sindy "dek"

"Ahh apa bang?" Tanya sindy yang agak kaget abangnya sudah ada didekatnya

"Kamu kenapa hmm?" Tanya Raka

"Nggak apa-apa bang, ohyah kenapa butuh sesuatu? Mau sindy buatin  makanan?" Tanya sindy berusaha mengalihkan pembicaraan Raka

"Jangan berusaha ngalahin pembicaraan, kamu punya masalah?" Tanya Raka

"Nggak kok cuma tugas sekolah aja yang lagi banyak hehe" jawab sindy kikuk

"Jalan yuk dek ketaman, Abang suntuk dirumah mau keluar nggak enak banget sendirian" pinta Raka pada adiknya

"Kalau mau ada syaratnya bang" ujar sindy

"Jangan aneh-aneh yah" balas Raka

"Nggak kok cuma traktir aku eskrim" ucap sindy

"Kalau itu mah kecil, ayo berangkat" ucap Raka setelah itu mereka pun pergi menuju taman yang terkenal sangat asri hingga banyak orang yang senang berada ditempat itu

"Dek Abang beliin eskrim dulu yah, kamu tunggu di kursi yang disana aja" ucap Raka pada sindy

"Oke bang jangan lama loh awas" ujar sindy diangguki raka, sindypun berjalan menuju kursi yang ditunjuk Rendy tadi sambil menunggu Raka ia membuka riwayat chattnya degan Rendy terakhir kali yaitu kisaran dua Minggu yang lalu ada rasa sedih, rindu dan juga kecewa pada saat bersamaan hingga ia mendengar suara yang sangat familiar di telinganya

"Ren ayunnya jangan kencang-kencang aku takut" ucap orang itu membuat sindy mengarahkan pandangan kepada orang itu dan benar saja itu memanglah Jesicca namun lagi-lagi yang membuatnya kaget sekaligus kecewa dan sedih adalah Rendy yang menemani Jesicca, tanpa sindy sadari cairan bening yang tak dimintapun keluar dari mata indahnya.

#BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT
#HARUS FOLLOW AKUN AUTHOR YAH
#TYPO BERTEBARAN, JANGAN BOSAN DULU
#AND WE MEET AGAIN ❤️

And We Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang