Chapter 11 (balikan ?)

75 8 0
                                    

Sindy dibuat bingun oleh rendy dalam benaknya bertanya kenapa rendy mengajaknya keparkiran sedangkan acara didalam masih berlangsung

"Mau kemana?" tanya sindy yang masih kebingunan

"Kesuatu tempat" jawab rendy enteng

"Emangnya dimana?" tanya sindy lagi

"Ikut aja" jawab rendy lagi

"Ih cerewet bangetsih cewek cantik ini" ucap rendy yang membuat sindy kembali salah tingkah

"Naik sekarang" sindypun hanya mengikuti perintah dari rendy dan selanjutnya rendy membawanya entah kemana , sesampainya mereka disebuah danau yang tempatnya tidak terlalu jauh dari sekolah mereka, rendy memberhentikan motornya dan keduanya berjalan ketepi danau tersebut, rendy mengenggam tangan sindy lagi - lagi ada perasaan canggung yang sulit diartikan dalam diri sindy entah iya hanyut oleh perlakuan rendy atau entahlah yang sindy tahu ia harus tetap setia pada prinsipnya

"Ngapain kesini ren?" akhirnya sindy angkat bicara juga

"Mau nunjukkin sesuatu" jawab rendy

"Apa? Terus mana? Disini emangnya ada apa?"  tanya sindy berulang - ulang

"Akhirnya lo nggak dingin lagi ke gue, nggak kaku juga udah kayak sindy yang gue kenal cerewet" ucap rendy dengan tersenyum

"Kitakan udah damai" balas sindy

"Kalau ingat kisah tiga tahun lalu itu dulu gue nggak tau mau ngapain" ucap rendy

"Ren jangan mulai lagi yah, gue nggak mau bahas itu lagi" balas sindy dengan ekspresi tidak suka

"Tapi gue mau semuanya lurus sin nggak ada yang mengganjal sedikitpun" ucap rendy

"Lo tenang aja gue percaya kok sama semuanya, nggak ada yang perlu dikhawatirin ren, kita udah damai liat aja sekarang gue maukan berteman sama lo" ucap sindy menjelaskan

"Sin gue mau bicara, boleh?" tanya rendy yang membuat sindy tertawa

"Lo udah bicara dari tadi dan sekarang lo izin ke gue? Ren lo nggakpapa kan, jangan - jangan lo kesambet hantu ihh serem" ucap sindy masih dengan tertawa

"Lo diam yah dengerin semuanya jangan nyahut sampai gue selesai, oke?" ucap rendy dan sindy hanya mengangguk nada bicara yang tadinya ringan kini berubah menjadi serius

Rendy menarik kedua tangan sindy menggenggamnya dengan erat "sin gue tau kisah tiga tahun lalu buat lo sakit hati, gue tau nggak gampang jadi lo, gue akui lo kuat sebagai wanita sin, kuadrat lo emang sepatutnya dikejar bukan mengejar itu sebabnya sin gue balik kesini dan tujuan gue adalah nemuin prioritas gue yang udah gue tinggalin gitu aja, gue juga tau kata maaf nggak bisa nyembuhin luka yang udah gue buat dihati lo tapi gue rendy andreo angkasa akan selalu berusaha buat hilangin semua luka itu gimanapun caranya" rendy berhenti sejenak lalu melanjutkannya lagi

"Sin lo tau sendiri gue bukan laki - laki yang romantis yang bisa ajak lo ketempat - tempat yang romantis, yang bisa ngasi lo barang - barang mahal dengan cara romantis yang ngajak lo dinner direstoran mewah atau yang ngasi lo bunga atau coklat dan lain sebagainya, tapi gue tetap diri gue sin gue cinta sama lo dari dari dulu, sekarang dan seterusnya, jadi apa nggak ada lagi ruang dihati lo buat gue so can we come back as before?" ucap rendy dengan meneteskan air mata tidak biasanya rendy menangis untuk wanita itu hanya untuk mamanya dan sekarang wanita yang ada didepannya ini, selang tiga menit sindy akhirnya mulai bersuara

"Ren lo kok lemah gini sih, jujur aja ren perasaan gue ke lo semenjak waktu itu udah mulai pudar mungkin dimakan waktu tapi tiba - tiba lo datang lagi seolah gue itu layangan yang ditarik ulur, gue emang sempat benci sama lo tapi gue mikir kalau benci itu gue pelihara nggak akan ada hasilnya gue coba berdamai dengan keadaan sampai semuanya jadi seperti ini, kita temenan lagi tapi gue yah tetap gue kayak yang lo bilang tadi diri lo tetap diri lo, ingat ren gue nggak percaya sama kali kedua dalam cinta, gue emang bisa nerima lo tapi sebagai teman nggak lebih, maaf" ucap sindy dengan perasaan campur aduk ia senang rendy masih begitu mencintainya tapi apa jadinya dengan prinsipnya yang ia pegang dari dulu

"Lo nggak perlu minta maaf gue paham" ucap rendy dan mengambil nafas lagi "tapi gue nanya lagi sekali aja yang terakhir, apa nggak ada sedikitpun ruang untuk gue menetap lagi? gue akan buktiin sin, gue nggak bisa jauh dari lo" ucap rendy lagi, sepertinya benar jika dihadapkan dendgan sindy, rendy akan menjadi lelaki lemah

"Entah ren gue merasa bodoh gue bingung sama semua ini" balas sindy dengan berfikir keras disatu sisi jujur iya masih mencintai lelaki disampingnya ini meski sudah tak sebesar dulu lagi namun disatu sisi ia juga punya prinsip entah bagaimana jadinya kelak

"Oke tenang aja gue kasi waktu seminggu buat lo nentuinnya, apapun keputusan lo pasti gue terima" ucap rendy dengan tersenyum "sekarang kita liat senja yuk" sambung rendy dengan menarik tangan sindy

"Emangnya udah muncul yah?" tanya sindy

"Udah tuh langitnya udah jingga" jawab rendy

"Makasih yah ren lo tau aja apa yang bisa bikin gue senang" ucap sindy dengan tersenyum tulus

"Sama - sama, habis ini kita makan ya lo pasti lapar kan?" ajak rendy

"Hmm boleh tapi gue izin dulu yah pasti mama nyariin" ucap sindy

"Sini handphone lo!" perintah rendy

"Mau lo apain?" tanya sindy

"Mau gue buang ke danau" jawab rendy

"Ih jangan nanti gue nelfon mama gimana?" ucap sindy dengan polos

"Yaelah sin nggaklah, gue yang bicara sama nyokap lo, kan gue yang minjem anaknya" ucap rendy dan sindy hanya tertawa malu sebegitu polosnya kah seorang sindy, hahaha* author juga ikut ketawa***

"Sekarang minjem nanti suatu hari pasti gue milikin" batin rendy

"Oh kirain mau lo buang beneran, yaudah nih" ucap sindy dengan memberikan handphonenya pada rendy

"Oke tuan putri" balas rendy dengan mengambil handphone sindy

"Ada - ada aja" balas sindy dengan tersenyum melihat tingkah laki - laki yang ada disampingnya ini.

Ini lanjutan dari chapter sebelumnya aku jadiin aja chapter 11, eh tapi kalian jangan bosen dulu yah kisahnya masih berlanjut kok.

Oh iya kalau mau nanya - nanya bisa lewat ig author @harrmaa sekalian difollow juga, hehehe...

Jangan lupa vote dan commentnya juga yah, semua itu semangat buat author lanjutin ceritanya... Makasih semuanya...

And We Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang