Chapter 29 (putus)

38 1 1
                                    

Sindy sudah tak bisa menahan segala rasa yang berkecamuk dibenaknya dan untuk pertama kalinya sindy harus memberanikan dirinya, ia menghampiri Rendy yang sedang bersama Jesicca

"Rendy" panggil sindy masih parau karena cairan bening itu masih saja mengalir

"Sindy" ucap Rendy yang kaget akan kehadiran sindy

"Eh sindy kamu juga ada disini rupanya, gabung aja sama kita" ujar Jesicca terkesan baik padahal dalam diri Jesicca inilah momen yang sangat dinanti-nantikan

"Ren kamu jahat, aku udah berusaha maklumin semua tingkah kamu, aku udah berusaha maklumin kamu sama Jesicca karena kalian sahabat dari kecil tapi nggak gini juga ren kamu seolah nggak anggap aku ada" akhirnya semua unek-unek yang sudah lama terpendam dalam diri sindy keluar

"Aku nggak akan ninggalin kamu kalau bukan kamu yang ninggalin aku duluan sin" ujar rendy mulai emosi dengan tuduhan sindy

"Maksud kamu apaan ren? Kamu nuduh aku" tanya sindy

"Buktinya kamu selingkuh dibelakang aku" jawab Rendy

"Siapa yang selingkuh? Aku nggak pernah selingkuh ren, semudah itu yah kamu nuduh aku dengan semua janji-janji dan kata-kata manis kamu itu semua bulshit ren aku udah kasi kamu kesempatan dan aku nyesel nggak mikir panjang untuk kamu ngulangin kesalahan lagi" ujar sindy dengan amarah yang meluap dan rasa kecewa yang sudah memuncak

"Sin kalau kamu salah akuin aja mungkin dengan kamu jujur semua akan lebih baik" ucap Jesicca yang sindy yakini bahwa itu hanyalah taktik seorang Jesicca untuk mendapatkan simpati dari Rendy

"Lo nggak usah sok baik, inikan yang Lo mau bitch dasar nggak tahu malu" sindy juga manusia akhirnya amarahnya meluap degan begitu saja

"Sin jaga yah ucapan kamu" kini Rendy memperingati

"Oh gini yah ren kamu sekarang lebih belain dia, nyatanya kamu yang ngehianatin aku ren" ucap sindy membuat emosi Rendy memuncak dan akhirnya

"Plak..." Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus sindy hal itu membuat jesicca tercengang karena tak mengira Rendy akan tega menampar sindy

Sindy terdiam mendapat tamparan itu "Aku nyerah kita selesai sampai disini dan buat Lo Jesicca Lo menang sekarang Rendy udah jadi milik Lo seutuhnya" ujar sindy dengan air mata yang menetes dan setelah itu pergi meninggalkan taman itu.

"Dek kamu kenapa?" Tanya Raka yang keluar dari toko ice cream itu

"Bang aku mau pulang" ucap sindy yang masih menangis tersedu-sedu

"Yaudah ayo pulang tapi kamu harus cerita" ujar Raka yang sudah menggiring adiknya memasuki mobil

"Aku mau nenangin diri dulu yah bang" ucap sindy yang sudah menutup matanya dikursi penumpang disamping Raka

"Kamu tidur aja nanti kalau sampai Abang bangunin" tutur Raka melihat adiknya yang sangat kelelahan akibat menangis entah apa yang ada dipikiran sindy bagi Raka apapun itu ia hanya takut trauma akan kembali hinggap didiri sindy.

Sedangkan ditempat lain Jesicca memulai lagi aksinya ini adalah kesempatan besar untuk mengadu domba mereka "jadi itu selingkuhan sindy pantas aja kamu marah banget ren" ucap Jesicca memandang sindy yang pergi bersama Raka

"Gue pulang dulu, nanti Supir yang datang jemput Lo" ucap Rendy setelahnya ia pergi

"Ahhhh"

"Gue bodoh banget kenapa tadi gue nampar sindy" geram Rendy memukul stir mobil entah apa yang merasukinya sampai ia kelepasan menampar gadisnya, Rendy mengemudikan mobilnya pulang kerumah dengan emosi yang belum stabil.

Sesampainya dirumah Raka tak membangunkan sindy karena raut kelelahan sangat menempel diwajah adiknya ia hanya mengangkat sindy kekamarnya

"Raka adik kamu kenapa?" Tanya mamanya

"Ketiduran ma dimobil" jawab Raka seadanya

"Yaudah bawa aja kekamarnya" ucap mamanya diangguki oleh Raka

"Dek apapun masalah kamu Abang selalu ada buat kamu, Abang akan selalu jadi orang terdepan yang ngelindungin kamu" ucap Raka sebelum meninggalkan kamar sindy.

"Udah pulang aja ren, Jesicca mana?" Tanya Rani melihat anaknya memasuki pintu utama rumahnya

"Aku istirahat dulu mah" ucap Rendy tanpa menggubris pertanyaan mamanya sedangkan rani hanya khawatir melihat gelagat rendy yang tak biasa.

Malam telah tiba sindy terbangun dari tidurnya matanya masih sangat bengkak semua perbuatan Rendy kembali terputar dikepalanya yang membuat dadanya semakin sesak dan tanpa diinginkan lagi cairan bening itu kembali mengalir, tidak lama sebuah ketukan terdengar dari luar

"Dek ini Abang, boleh masuk nggak?" Tanya Raka dari luar

"Masuk aja bang" jawab sindy masih dengan suara serak khas orang habis menangis

"Abang" ucap sindy memeluk Raka yang sudah duduk dipinggiran tempat tidur sindy

"Kamu kenapa hmm?" Tanya Raka dengan lembut

"Rendy jahat bang dia udah nggak sayang sama aku" ucap sindy masih terisak

"Tadi ketemu dia?" Tanya Raka yang diangguki oleh sindy dan akhirnya menceritakan apa yang terjadi ditaman tadi

"Jangan bilang pipi kamu merah karena dia nampar kamu?" Tanya Raka membuat sindy diam

"Sialan, Abang janji akan kasi dia pelajaran" tegas raka tak terima adiknya mendapat perlakuan tak baik oleh Rendy

"Nggak usah bang aku udah nggak apa-apa kok" ujar sindy

"Yaudah kamu lanjut tidur besok-besok jangan ketemu Rendy lagi" ucap Raka pada sindy dan hanya mendapati anggukan dari sindy

#hai teman-teman aku bawain nih lanjutan kisah Rendy dan Sindy tapi maaf yah part kali ini lebih pendek.
#maaf kalau feel nya nggak dapat.
#budayakan vote dan comment.

And We Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang