Setelah melihat kepergian alvan dan sindy, Rendy pun kembali kerumahnya entahlah mamanya pasti akan memarahinya setelah ini
"ren dari mana aja? kamu itu masih sakit jangan bikin masalah lagi deh" ucap mama Rendy yg sudah menunggu anaknya dari tadi
"maaf ma tadi ada urusan sebentar" jawab rendy
"ya udah sekarang istirahat"
"siap boss" Rendy pun menaiki tangga menuju kamarnya
tidak lama ia mulai merasakan ngantuk akhirnya ia memutuskan untuk tidur.
dilain tempat alvan sudah sampai dirumah sindy
"makasih yah kak udah dianter pulang"
ucap sindy"sama - sama sin, kalau gitu aku Langsung pulang yah" ucap alvan
"iya kak hati - hati" kata sindy sambil tersenyum hangat, sebenarnya sindy sangat ingin menanyakan apa masalah alvan dengan Rendy namun mulutnya begitu kaku untuk bertanya, akhirnya ia urungkan niatnya
"assalamualaikum sindy pulang" ucap sindy memasuki rumahnya
"waalaikumsalam sayang" ucap papa sindy
"sin alvan bertengkar ya sama Rendy?" tanya papa sindy
"iya pa, sindy juga ga tau kronologis nya"
"ya udah deh kamu makan sana baru istirahat"
"oke deh pa"
setelah makan sindy merebahkan tubuhnya diatas kasurnya pikirannya selalu saja memikirkan Rendy entah apa yang dilakukan Rendy saat ini
"mendingan kerumahnya aja kali yah, kan hari ini Rendy kabarnya ga masuk sekolah" akhirnya sindy memutuskan menjenguk Rendy kerumahnya, ia pun mulai bersiap
"ma pa, sindy keluar sebentar"
"mau kemana sin?" tanya mama sindy
"kerumah teman ma" jawab sindy
"hati - hati" ucap papa sindy
sesampainya dirumah Rendy sindy memencet bel
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam, cari siapa non?" tanya asisten rumah tangga dirumah Rendy
"saya temannya Rendy bi, Rendynya ada?" ucap sindy
"oh den Rendy ada kok tapi kayaknya lagi istirahat dikamarnya"
"siapa bi?" Rani, mama Rendy pun muncul
"Hallo tante, saya temannya Rendy"
"sindy kan?" ucap Rani dengan mata berbinar, ia mengetahui banyak hal tentang sindy dari Rendy
"iya Tante" jawab sindy
"aduh Rendy banyak cerita loh tentang kamu, ayo masuk Rendy ada dikamarnya, naik aja" ucap Rani
"iya Tante" ucap sindy dengan tersenyum
sindy pun melangkahkan kakinya ke kamar Rendy, mengetuk pintu namun tak kunjung terbuka, akhirnya ia memberanikan diri membuka pintunya, ternyata Rendy tertidur
"ren bangun dulu aku datang nih jengukin" ucap sindy mencoba membangunkan Rendy
"eh sin sejak kapan disini?" tanya Rendy yang kaget
"barusan aja" jawab sindy
"kamu sakit parah ya?" tanyanya lagi
"enggak, cuman harus istirahat aja lukanya masih belum kering" jawab rendy yg bangun dan bersandar di tempat tidurnya
"kamu khawatir yah sampai datang kesini" gombal Rendy
"apaan aku penasaran aja" jawab sindy dengan memalingkan wajahnya
"iya iya deh yang cuma penasaran" ucap Rendy dengan tertawa melihat tingkah sindy
"kamu belum makan kan, tuh makanannya udah dingin, makan gih" suruh sindy yang mengganti topik pembicaraan
"tangan aku masih sakit, suapin yah" pinta Rendy
"ya udah deh" akhirnya sindy mengiyakan permintaan rendy
"tapi kok kita pake aku - kamu yah kemarin kan masih Lo - gue?" tanya Rendy
"ga tau juga sih enakan aja gini, emangnya ga boleh ya?" tanya sindy polos
"boleh banget malahan aku juga suka - suka aja" ucap Rendy dan sindy hanya tersenyum hangat dan kembali menyuapi Rendy
"tapi ren kalau boleh tau kamu ada masalah apa sama kak alvan? kalian kan sahabatan" tanya sindy yang sudah kepo sejak disekolah tadi
"soal perempuan" jawab rendy
"maksud kamu?" tanya sindy lagi yang masih kebingungan
"alvan suka sama kamu dan dia baru tahu kalau aku itu mantan kamu, dia merasa dikhianati karena aku ga pernah cerita sama dia Sama yang lain padahal kita bertiga tahu kalau dia suka sama kamu, dia juga tahu kalau aku masih suka sama kamu" jelas Rendy, sindy hanya terdiam
"kamu tau alvan suka kamu?" tanya Rendy lagi
"beberapa hari yang lalu kak alvan ungkapin perasaan nya juga sama aku" jawab sindy dengan wajah datar
"tapi aku cuma anggap kak alvan sebagai kakak, dia baik banget sama aku, aku juga ga nyangka dia simpan perasaannya sama aku" lanjut sindy dengan wajah sedih karena menurutnya pertengkaran Rendy dan alvan adalah gara - gara dirinya "semuanya gara - gara aku"
"jangan sedih gitu dong, ini bukan salah kamu" ucap Rendy dengan memegang tangan sindy memberikan kekuatan agar sindy tak menyalahkan dirinya
"maafin aku yah" ucap sindy lagi
"ngapain sih minta maaf, aku bilang kamu ga salah, aku juga udah gapapa" ucap Rendy dengan tersenyum memandang wajah sindy
"eh mama ganggu yah" ucap Rani yang masuk ke kamar Rendy
"ga kok Tan aku juga udah selesai, aku mau pamit yah" ucap sindy
"kok cepat banget sin, Tante baru aja selesai bikin kue, kamu cobain dulu yah" ajak Rani
"aku ga diajak nih" sahut Rendy yang dari tadi hanya diam
"ini spesial buat sindy, Ayo sin" ucap Rani yang mengerjai anaknya
"anaknya yang mana sih" ucap rendy dengan dramatis
"ayolah sin tinggalin aja tuh Rendy hobbynya berantem, males ah sama dia" ucap Rani lagi
"eh iya deh Tante ayo" ucap sindy dengan agak tertawa melihat tingkah ibu dan anak ini
"eh ditinggalin juga" ucap Rendy ketika keduanya melangkah keluar pintu
"gini aja udah bikin aku senang banget sin, gimana kalau kamu Nerima aku jadi pacar kamu lagi" ucap rendy dengan senyuman yang merekah
#hai semua aku kembali lagi bawa kelanjutan kisah Sindy dan Rendy, maaf yah udah lama banget ga lanjutin cerita ini, janjinya upload Minggu depan tapi udah ga tahan pengen upload
#semoga kalian suka
#selamat berpuasa juga bagi kalian yang menjalankan
#jangan bosan yah sama cerita ini, maklum masih amatir banget nih author
#salam sayang dari author
#harrmaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
And We Meet Again (Completed)
Ficção AdolescenteKisah seorang gadis remaja yang tak percaya dengan kesempatan kedua termasuk dalam hal percintaan, pernah ditinggalkan tanpa adanya penjelasan membuatnya membenci lelaki tersebut, mungkin ini sebuah jawaban dari hatinya yang kosong selama ini atau i...