Chapter 33 (selamat jalan)

56 2 0
                                    

Hari-hari kian berlalu lima bulan telah terlewati, pagi ini gemercik air hujan membasahi bumi sebuah gundukan tanah dengan sebuah kayu yang sudah bertuliskan nama seseorang, perjalanan panjang dengan sakit yang ia bawah akhirnya mengantarkannya untuk pulang kepemilik alam semesta ini, suatu hal yang mau tak mau akan dialami oleh para penghuni bumi ini.

Entah apa yang dirasakan Rendy kini walaupun sempat kecewa dengan apa yang pernah orang itu perbuat namun dibalik semua itu selalu ada alasan untuk memaafkannya.

"Yang tenang Jes dialam sana semoga amal ibadah lo diterima disisinya" ujar Rendy yang sedang berjongkok seolah berbicara dengan kuburan yang didalamnya ada mayat Jesicca diikuti sahabatnya yang berdiri dibelakangnya

"Udah mulai hujan ren mending kita balik" ucap Bobby dan merekapun beranjak dari pemakaman itu

"Gue balik dulu Jes, nanti kita usahain balik lagi" ucap Rendy terakhir kali sebelum benar-benar pergi

Walaupun Jesicca adalah penyebab sindy harus pergi jauh darinya namun Rendy tak seburuk yang banyak orang kira ia masih mempunyai hati nurani untuk tetap mengantar sahabat kecilnya itu keperistirahatan terakhirnya.

"Gue nggak nyangka Jesicca benar-benar pergi secepat inu" ujar Bobby pasalnya lima bulan terakhir ini ia terkadang menemani Jesicca dirumah sakit karena permintaan orang tua Jesicca yang jauh di negeri tetangga Singapura, ia bersama Rendy lah yang menemani masa-masa sulit Jesicca walaupun awalnya Bobby sama halnya dengan Rendy yang kecewa dengan perilaku Jesicca namun kembali lagi sifat kemanusiaan tak boleh mereka lupakan, sedangkan Martin sibuk dijogja mengambil jurusan kedokteran, alvan dijerman mengambil jurusan marketing dan management, Rendy dan Bobby dijakarta, Rendy mengambil jurusan bisnis dan management juga sedangkan Bobby akan memasuki sekolah pilot yang pelatihannya setahun di Indonesia dan setelahnya di inggris walaupun saling berjauhan hari ini mereka pulang untuk mengantar Jesicca keperistirahatan terakhirnya.

Lima bulan juga inilah Rendy tak mengetahui kabar sindy, kerinduan yang selalu memuncak pada gadisnya membuat ia menjadi lelaki dingin diwanita lain, tepat lima bulan ini banyak gadis yang mendekatinya namun bukan hal sederhana untuk melupakan sindy begitu saja, satu pintanya semoga saja sindy sudah melalui masa-masa kritisnya.

Berbicara soal sindy tak bisa lepas dengan para sahabatnya kini Melly juga kuliah dijogja bersama martin, tari harus kekorea dan kuliah disana sedangkan afi yang kini mengambil jurusan design dan fashion di Paris.

"Udah ada kabar tentang sindy?" Tanya Martin yang mendapat gelengan dari Rendy

"Move on lah ren" ucap alvan

"Nggak bisa, gue duluan, gue tunggu di mobil" ucap Rendy tak berbasa-basi dan itulah Rendy kini manusia dingin tanpa basa-basi seperti dulu lagi

"Lo sih Van suruh dia move on segala" kini Bobby yang menyahut

"Martin tuh yang pake acara nanya lagi" alvan pula tak mau disalahkan

"Kan gue kepo" balas Martin tak mau kalah

"Udah deh bayar gih sono jangan sampai Rendy tambah marah" suruh Bobby dan Martin berjalan kearah kasir

"Pulang ren?" Tanya Bobby yang sudah duduk disamping Rendy tepatnya ditempat pengemudi sedangkan Martin dan alvan dikursi belakang

"Hmm" jawaban singkat Rendy membuat yang lainnya menghembuskan nafas melihat Rendy si raja es melebihi alvan sendiri yang terkenal cuek kebanyak orang.

Kini mereka berkumpul dirumah Rendy berniat menghabiskan hari ini bersama sebelum esoknya akan berpisah lagi

"Besok langsung mau ke Jerman Van?" Tanya Martin

"Iya, bokap gue udah nyuruh balik cepat" jawab alvan

"Lo tin udah mau ke Jogja juga?" Kini Bobby yang bertanya

"Gue mau nemuin keluarga dulu dibandung setelah itu balik lagi ke Jogja" terus terang Bobby

"Kalian hati-hati dan belajar yang benar ditempat kalian kalau ada waktu balik lagi kesini" tiba-tiba Rani muncul membawa makanan dan minuman untuk Rendy dan sahabatnya

"Siap Tante, Tante nggak ke Jerman lagi?" Tanya Bobby

"Nggak sih Bob palingan sesekali lah untuk jenguk keluarga disana" ucap Rani

"Tante nggak pusing yah liat anak Tante jadi es balok gitu?" Tanya Martin membuat yang lainnya kecuali Rendy tertawa

"Pusing pasti lah tin tapi harus gimana lagi Tante ini" ucap Rani tertawa melihat raut wajah Rendy yang tetap datar

"Kayaknya mau dicariin calon istri deh Tante" Bobby menimpali

"Iya kayaknya tuh Tante" alvan ikut pula

"Tenang Tante udah punya kandidatnya" balas Rani

"Ma jangan berani-berani" ucap Rendy yang mulai berdiri keluar dari kamar tingkahnya itu membuat seisi kamar tertawa terbahak-bahak.


Kehilangan sosok orang yang sangat berpengaruh baik dalam hidup kita ternyata bisa menjungkir balikkan kepribadian seseorang, jika kalian menemukan orang itu pertahankan
~ author ~

#hallo semua malam ini aku upload lagi dong, semakin penasaran dengan endingnya nih? Makanya ikutin terus
#budayakan vote dan comment sebanyak-banyaknya guys
#salam cinta dari author gabut ini.

And We Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang