Chapter 35 (reuni)

57 1 0
                                    

Kabar sindy telah pulang ke Indonesia sudah menyebar tidak terkecuali pada Rendy.

Hari ini sindy dan sahabatnya membuat janji untuk bertemu dan saling melepas rindu, mereka akan berkumpul disalah satu caffe yang merupakan milik tari.

Tari, melly dan afi sudah berkumpul dan hanya tinggal menunggu seseorang yang begitu mereka rindukan.

"Hai guys maaf yah gue lama" ucap sindy dan memeluk satu persatu sahabatnya

"Sumpah yah sin kita rindu banget tau sama lo" ujar Melly antusias dan hanya dihadiahi tawa oleh sindy

"Sin 7 tahun Lo nggak ada kabar dan sekarang Lo cuma ketawa gini" ucap tari sebel melihat sindy

"Iya nih sin rindu itu berat loh kata dilan" lanjut afi

"Iyaiya gue juga rindu pake banget sama kalian bertiga" balas sindy, sungguh hari ini adalah hari yang dinanti-nanti dari tujuh tahun lalu untuk kembali dan bertemu dengan sahabat-sahabatnya.

Masih sangat rapi kenangan mereka dimasa-masa sekolah dahulu, "gue mau nangis tau akhirnya bisa kumpul lagi sama kalian" lanjut sindy dengan mata berkaca-kaca

"Don't cry intinya hari ini kita harus senang-senang" teriak Melly

"Pesen duluh gih biar lebih asik ceritanya" ucap tari dan diangguki ketiganya

"Btw selamat yah buat Melly sama tari, maaf gue nggak sempet datang pas kalian nikah" tutur sindy

"Nggak masalah sin kita juga tahu gimana sibuknya sekretaris direktur utamanya perusahaan terbesar Itali" ujar Melly dengan tertawa

"Nggak sombong sih gue tapi sekarang udah berhenti deh" jawab sindy

"Kok berhenti sin?" Tanya afi

"Yah kalau gue nggak milih berhenti yah nggak bisa dong hari ini ketemu sama kalian" jawab sindy dengan tersenyum tulus

"Ahh sayang deh" ucap Melly diangguki tari dan afi

"Ahh iya gue masih kepo loh mau dengar cerita langsung dari Lo tar kok bisa sama Bobby, padahal dulu paling sering berantem yah kan" ucap sindy dan dihadiahi tawa besar dari afi dan Melly

"Iya deh nanti gue ceritain se detail-detail mungkin" balas tari cengengesan

"Gue sama tari udah nikah, afi tinggal 3 Minggu lagi udah mau nikah juga, kita-kita mau dong denger kisah percintaan lo disana sin" ucap Melly diangguki antusias oleh tari dan afi

"Nggak ada apa-apa sih, gue di Itali setelah proses pemulihan selama 2 tahun lanjut home schooling setahun setelah itu masuk kuliah dan syukurnya gue bisa selesai cepet banget akhirnya setahun kemarin gue dikasi tawaran jadi sekretaris kebetulan juga itu perusahaan tempat gue kerja direkturnya kenalan bokap gue dan mereka suka sama kinerja gue, bicara soal cinta gue nggak banyak deket sama laki-laki disana cuma ada dua teman laki-laki, satunya teman kampus gue  dan satunya lagi teman kerja gue dan nggak ada yang lebih semua cuma teman" sindy bercerita pada sahabatnya "gue masih belum siap buka hati lagi" lanjutnya agak sedih

"Lo nggak penasaran sama keadaan rendy selama Lo disana?" Tanya melly hati-hati

"Entahlah gue nggak tahu mau jawab apa kalau ditanya soal itu" jawab sindy tanpa ekspresi

"Kalau besok Lo ikutkan sin ke reunian?" Tanya afi mengalihkan pembicaraan

"Harus yah?" Tanya sindy lagi

"Yaiyahlah sin kapan lagi coba ada reuni sekolah besar-besaran gini" jelas tari

"Ikut yah?!" Ujar Melly dengan puppy eyes nya diikuti tari dan afi juga memohon

"Hmm...dan ini demi kalian" balas sindy diangguki ketiganya.

Malam harinya Rendy termenung di apartemennya, sebuah apartemen mewah yang ia beli sekitar 4 tahun lalu setelah berusaha berdamai dengan dirinya sendiri karena kepergian sindy ia memutuskan untuk membeli apartemen untuk ditinggalinya bukan tanpa sebab ia tak mau mamanya melihat semua kesedihannya dibalik sifatnya yang sangat mirip es batu yang dingin Rendy menyimpan begitu banyak kesedihan dan kesunyian didalam dirinya, bercerita tentang dirinya tujuh tahun belakangan ini bukanlah hal yang mudah menyendiri dengan segudang kerinduan yang entah kapan akan terjawab, berusaha memaafkan diri sendiri akan kesalahannya dimasa lalu dan yang terpenting adalah bagaimana ia menata diri menjadi sosok pria yang bisa bangkit dari keterpurukan dan akhirnya berhasil melanjutkan perusahaan papanya yang kini sangat berkembang dengan pesat dibawah pimpin Rendy, namun ada satu yang dari dulu tak pernah dan tak akan bahkan tak mau ia rubah yaitu perasaan dan penantiannya kepada gadisnya yang entah dimana saat ini siapa lagi jika bukan sindy natalia fransiska.

Bunyi bel dari luar apartemen berbunyi menandakan ada orang yang bertamu Rendy berjalan membuka pintu dan ternyata itu mamanya "Assalamualaikum anak mama" ucap Rani mama Rendy

"Waalaikumsalam ma tumben kesini?" Tanya Rendy

"Apanya yang tumben ha? Mama kesini setiap Minggu untuk mengontrol apartemen kamu, kamunya aja yang kerja terus mamatuh berasa kamu nikah sama pekerjaan kamu itu ren" ujar mamanya seolah mendramatisas, sudah menjadi kewajiban Rani untuk memancing anaknya ini dan nanti berujung pertanyaan kapan Rendy akan memperkenalkan calon menantu kepadanya

"Ren kamu mau nikahnya kapan sih? Mamatuh udah mau gendong cucu dan shopping bareng menantu mama" kesel Rani yang sudah muak melihat anaknya sendiri terus

"Nanti ma kalau udah ketemu" balas Rendy sesingkat mungkin

"Apanya mau ketemu ren kamu nyarinya aja nggak" kini mamanya tambah kesel

"Aku udah tahu ma siapa dia tinggal nunggu dia pulang" balas Rendy lagi

"Ren jodoh itu dijemput nggak ditungguin aja terus" omel Rani

"Iya mah iya" akhirnya Rendy mengalah

"Oh iya nih mama kesini sama mita tuh" ucap Rani melihat kepintu dimana Mita sepupu Rendy masuk

"Hallo Abang" ucap Mita

"Hallo mit, tumben Lo ikut mama?" Tanya Rendy

"Bosen lagi libur kuliah jadi kesini deh" jawab Mita

"Oh ini juga karena mama yang minta tadi Mita kerumah dan mama kemarin lihat undangan reunian di meja kantor kamu, kamu mau ke reunian kan? Bawa aja nih sepupu kamu, biar nggak malu datang sendiri, sahabat-sahabat kamu udah punya istri semua loh" jelas Rani

"Ngapain sih ma repotin aja dia nanti" ucap Rendy sebab ia memang malas membawa perempuan ke acara terlebih lagi sepupunya ini sangatlah cerewet

"Nggak ada penolakan besok Mita ikut, lagian besok mama ada acara sama papa kamu, dia sendirian tahu" putus Rani

"Yaudah deh Sono pulang" usir Rendy

"Usir mama?" Tanya mamanya

"Ma Rendy mau istirahat" jawab Rendy

"Yaudah kamu istirahat mama pulang"

"Sampai besok abangku yang ganteng" teriak Mita dari ujung pintu apartemen

"Iya bawel pulang Sono" sungguh satu bencana harus membawa simulut mercon itu ke acara reuniannya

And We Meet Again (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang