Secret 3 - Warm Smile

1K 46 2
                                    

Aurora

Kami berdua sepakat menggunakan mobil Maisie.
Yaa, akhirnya Maisie berhasil membuat aku pulang bersama Christopher.

Maisie selalu menjadi gadis terbaik dalam meyakinkan dan membujuk.

Aku benar-benar tidak percaya, setelah hampir lima tahun.
Sungguh, ini akan sangat akward.
"God, help me!".

Selama perjalanan, suasana di dalam mobil Lamborghini Aventandor merah punya Maisie hanya berisi nafasku dan Christopher yang terdengar bergantian. Sangat hening.

Jarak dari double six ke Villa Maisie cukup jauh, sekitar 30 menit perjalanan.
Tapi itu terasa seperti dua jam, bahkan lebih.

"Bagaimana kabar kakak dan ibumu , mereka baik?"
Setelah sepuluh menit, akhirnya Christopher memecah keheningan di antara kami.

"Umm.. ya. Mereka baik, terimakasih."Jawabku singkat.

"Lalu..Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya, masih berusaha membuka percakapan.

"Aku baik, sangat baik." jawabku sambil tersenyum.

"Tidak terasa sudah lama kita tidak berjumpa ya.. bagaimana kabarmu?" Tanyaku, berusaha tetap santai dan berbasi basi membalas pertanyaannya.

Aku berusaha tidak mengobrol dengan Christopher tapi sepertinya akan sangat tidak mungkin, kan?

"Aku sangat baik.."

"Bagaimana pekerjaanmu? Kudengar dari Maisie kau membangun perusahaan Real Estate di NYC?" Tanyaku.

"Umm.. ya, aku beruntung mendapatkan kesempatan itu.
Segala yang ada di New York sangat menyenangkan, Suasana baru teman baru, sangat baik, tapi."Christopher terdiam sejenak lalu berkata lagi,
"New York tetap tidak senyaman Seattle. aku merindukan Seattle..."Katanya pelan, sangat pelan seperti berbisik, tapi aku dapat mendengarnya.

Aku hanya diam, dan Christopher tidak berkata apa-apa lagi setelah itu sampai kami tiba di depan Villa Maisie.

Aku bergegas turun, Christopher turun mengantarkanku ke depan pintu Villa Maisie, dan berpamitan setelah aku membuka pintu itu.

"Good night, Aurora..." kata Christopher dengan senyum nya yang tanpa ku sadari menghangat kan sesuatu didalam diriku.

"Good night, Christopher." balasku cepat, dan segera Masuk ke dalam.

🍃

Aku terbangun karena sinar matahari yang menerobos dari celah-celah gorden.

"Pagi ini terlalu cepat menyapa.." gerutuku.

Dengan malas kuraih ponselku, Jam menunjukan pukul delapan pagi.

"Baiklah, mengawali hari dengan bangun pagi akan menjadi awal yang baik" kataku pada diriku sendiri.

Semalaman aku tidak bisa tidur, aku memikirkan Christopher.
Ya.. dia!
Semua kenangan tentang dia terputar ulang di kepalaku semalaman tadi.

"Aku benar-benar gila!" Lagi Kataku pada diriku sendiri.

Cepat- cepat aku menghapus pikiran itu.
Aku segera berdiri untuk pergi ke kamar Maisie, aku tidak tau apakah semalam Maisie pulang atau tidak.

Aku mengetok pintu kamar Maisie: tapi tidak ada jawaban.
Pelan Aku membuka pintu kamarnya, dan ternyata dia masih tertidur.

"Syukurlah..." batinku, aku pikir Maisie tidak akan pulang malam tadi.

Sambil menunggunya bangun aku mandi dan menyiapkan roti bakar untuk sarapan kami.

🍃

"Morning.... " sapa Maisie, sambil mengusap-usap mata.

"Morning bebb.. apakah kamu pulang pagi? Aku tidak mendengar kau pulang sampai pukul tiga pagi tadi" tanyaku.

"Tadi malam adalah malam yang panjang, Aku pulang hampir pukul empat, sist..."katanya sambil tersenyum genit.

"Apakah kau masih terjaga sampai pukul tiga? Ada apa? Bukankah kau bilang bahwa kau lelah karena perjalanan kemarin?" Tanya Maisie, bingung coba mencari jawaban.

"Atau Apakah kakak ku mampir?" Tambah Maisie cepat.

"Tidaaak. Aku hanya terlalu lelah hingga susah tidur, dan Kakakmu..dia hanya menurunkan aku di depan pintu lalu segera pergi" jawabku sedikit gelagapan.

"Really? dia tidak mampir? Goda Maisie.

Pasti Maisie berpikir terjadi sesuatu semalam antara aku dan kakaknya.

Ya Tuhan, Maisie memang selalu berpikir mudah, dan bebas.

"Tidaaakkk Em, percayalah.." kataku pura-pura serius, Sambil membersihkan dapur.

"Hahaha. Baiklah, baiklah Aurora.. take it easy bebb.. aku hanya menggodamu, harusnya kau melihat ekspresi mu tadi. Kau terlihat gelagapan, bahkan sekarang wajahmu memerah." ketawa Maisie pecah, seolah dia mendapati aku tertangkap dan malu-malu.

"Oia.. Bagaimana kalau malam ini kau ikut denganku sist, aku ada janji dengan pria yang ku kenal tadi malam. Dia juga akan membawa beberapa temannya." Ucap Maisie menyarankan.

"Kurasa tidak malam ini Maisie, semalam kita baru hangout.. lebih baik kita memesan beberapa makanan saja.. aku sedang tidak ingin nongkrong.."

"Ayolah, Aurora..please. Kemarin kau berjanji hari ini kita akan nongkrong, kemaren kau pulang telalu cepat sehingga kau melewatkan banyak hal.." rengek Maisie sambil menarik-narik tanganku.

"Ya Tuhan. Perempuan ini!" Aku pura- pura mengendus.

"Please..." Maisie mengedip-ngedip kan mata nya, memasang wajah memelas.

"Baiklah, tapi dengan satu syarat!". Akhirnya, lagi dan lagi aku kalah.

"Okaaayy! Apapuunnn!" Jawab Maisie cepat sambil tersenyum lebar.

"Kita tidak akan pulang pagi. Oke?" Kataku cepat berharap Maisie tidak berusaha menawar-nawar lagi syarat yang kuajukan.

"Approved, tuan putri!" Jawab Maisie mengedipkan mata.

-TH-

SECRET  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang