Secret 7 - The Reason

755 41 0
                                    

🍃

"Morning.. " sapa Maisie, ketika aku sedang memanggang roti untuk sarapan kami.

"Morning.."jawabku.

"Ada apa dengan wajahmu? apa kau tidak tidur semalaman? wajahmu terlihat kurang tidur.." tanya Maisie sambil menyesap kopinya.

"Tidak, aku hanya susah tidur, Em.. mungkin karena sedikit lelah..tapi aku baik-baik saja" jawab ku tersenyum.

"Jangan memaksakan dirimu beb.. just take it slowly.. "

"I know sist, really. Thank you." Aku tersenyum.

"Oia, babe.. sekarang ceritakan padaku cerita kita yang tertunda kemaren, aku benar-benar tidak sabar."

Aku tau Maisie sudah sangat baik menahan rasa penasarannya dan kali ini dia tidak akan membiarkan aku sebelum tau yang sebenarnya terjadi.

"Um, hanya.. Pernikahan ku dengan Rapahel sedang tidak baik, dan.. aku tidak yakin apa yang harus aku lakukan dengan pernikahan ku." jawabku sambil membawa satu piring roti bakar dengan selai kacang kesukaan kami berdua.

Maisie masih tetap diam walau wajahnya benar-benar berubah serius sekaligus prihatin.

"Segalanya menjadi lebih buruk, semenjak aku kehilangan janin ku.." tambahku dengan nada lemah.

Mengingat kejadian itu membuat dadaku berderu dan airmata mengancam untuk keluar.

🍂

2 tahun lalu..

Setelah Dua tahun pernikahan ku dan Raphael, Akhirnya aku mengandung.

Setelah sekian lama menunggu kehadiran buah hati dalam rumah tangga kami.

Sayang nya Kebahagian itu tidak berlangsung lama, ternyata Tuhan berkehendak lain, setelah memasuki bulan ke empat kehamilan ku, janin itu tidak berkembang dan dokter menemukan kelainan.
Akhirnya dokter memutuskan untuk membuang janin itu.

Walau awalnya aku berkeras mempertahankan, dokter bilang itu akan berakibat buruk untuk kesehatanku.

Aku dan Raphael sangat sedih, selama satu tahun setelah kejadian itu aku jadi lebih pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktuku untuk berdiam, mengunci diri dalam kamar dan jadi jarang bicara pada Raphael.

Aku hanya kecewa akan keadaan, pada diriku.. dan aku melampiaskannya dengan menghukum diriku sendiri, yang tanpa aku sadari mempengaruhi hubunganku dengan Raphael.

Dan Raphael akhirnya melampiaskan kekecewaan dia atas sikapku dengan minum-minum, menghabiskan waktunya diluar rumah entah untuk kerjaan atau hanya sekedar mabuk-mabukkan.

Hubungan kami jadi merenggang setelah itu, kami hampir bertengkar setiap hari, tidak saling bicara dalam waktu yang lama.

Aku hanya lelah dengan pola yang terus berulang, tak jarang dalam pertengkaran ku dengan Raphael, dia menjadi tak terkendali.. dia menjadi kasar, memukul dinding dan membanting barang-barang di sekitarnya, bahkan tidak segan meneriaki ku.

Pertengkaran kami berulang dan semakin buruk dari hari ke hari.
Dan yang terburuk dari semua itu, dua malam malam sebelum aku memutuskan untuk pergi ke Bali, setelah pertengkaran kami tadi pagi.

...
Aku tersentak kaget ketika mendengar suara pintu dibanting, cepat-cepat aku menyalakan lampu nakas di sebelah ranjang tidur.

Aku takut, mungkin saja itu perampok tapi Pikiranku sedikit tenang begitu melihat wajah Raphael yang begitu mabuk masuk terhunyung-hunyung menuju ranjang kami.

SECRET  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang