SECRET

Secret 42 - Too late to apologize?

Raphael

"Kau pulang, Honey.." aku menariknya kedalam pelukan ku.

Aku tidak percaya akhirnya hari ini tiba.

Dia di sini, dia kembali.

Aurora hanya diam, dia begitu dekat tapi terasa begitu jauh.

Aku tidak berani memikirkan apapun sekarang, dengan dia ada di sini kembali bersamaku, sudah cukup banyak bagiku.

"Dari mana saja kau sayang.. aku sungguh merindukanmu.." aku mencium bibirnya.

Tapi dia hanya diam, tidak menatapku, tidak membalas ciumanku.

"Aku lelah, aku ingin istirahat." Katanya setelah beberapa saat.

Aku hanya mengangguk pelan, dan dia berlalu menuju kamar tidur.

Rasa sakit yang timbul karena sikap dinginnya, pelan-pelan merambat ke seluruh tubuhku.

Aurora

"Aku akan merindukanmu, Aurora.." Christ menciumku lagi, sudah lebih dari ratusan kali tapi tidak terasa cukup untuk ku.

Dan, lagi.

Aku hanya diam.
Hanya Airmata yang membasahi pipiku.

Aku menatap punggung taxi yang mengantarku menghilang di ujung jalan mansion Raphael.

Akhirnya aku kembali ke tempat ini. Ke tempat dimana semua di mulai dan akan berakhir.

Lapisan ton kengerian menekan pundak ku, membuat langkahku terasa semakin berat.

Entah pertengkaran apa yang akan terjadi antara aku dan Raphael.
Apapun itu, kuharap semua akan segera berakhir.

Aku melangkah ragu memasuki mansion mewah Raphael.
Mansion kami.

Baru seminggu dan semua ini terasa begitu berbeda bagiku.

Wajah lega Raphael menyambut kedatanganku dibalik pintu coklat besar itu.

Tangan nya menarik ku dalam pelukan nya, pelukan itu terasa begitu asing.

Tubuhku bergindik tidak nyaman, tapi aku memilih diam.

Aku terkejut Raphael tidak memulai pertengkaran denganku seperti biasa nya.

Entah hanya untuk menginterogasiku, atau menuntut penjelasan dariku.

Aku berlalu menuju kamar tidur kami, meninggalkan nya sendiri diruang keluarga.

Kamar itu masih sama percis seperti satu minggu yang lalu, tidak ada yang berubah.

Tapi begitu berbeda, aku merasa bukan bagian dari tempat ini Lagi.

Rasa asing merambat perlahan tapi pasti kedalam diriku.
Aku merasa begitu kecil dan kamar itu terasa jauh.