Chapter 6 - Our Past

898 36 0
                                    

🍃

Aku hanya membolak balik tubuhku sedari tadi, berusaha memejamkan mata tapi lagi-lagi bayangan Christopher terus hadir dan membuat dadaku kembali berdegub kencang.

"Apa yang terjadi tadi.." sambil mengelus bibirku yang masih bengkak karena ciuman Christopher.

Christopher

"Pernahkah kau merasa begitu menginginkan seseorang namun menahannya hingga keinginan itu pelan-pelan menghancurkan kewarasanmu dan merubahmu benar-benar menjadi seorang yang brengsek?"
-unknown-

🍃

"Ini salah Christ, kita tidak bisa melakukan ini." kata-kata Aurora itu terus menggema di kepalaku.

Aku tau ini salah, aku tau ini sangat egois.
Tapi aku tidak bisa menahan perasaanku ketika Maisie memberitahu ku tentang rencana kunjungan Aurora ke Bali seorang diri.

Aku tau pasti ada yang salah dengan hubungan pernikahan Aurora, karena dia tidak pernah berpergian seorang diri sejak menikah.

Karena lelaki brengsek itu sangat posessive, dia sangat mengekang Aurora dan selalu mengawasi apapun yang di lakukan Aurora.

Aku merasa memiliki kesempatan untuk bisa bertemu dengan Aurora, aku bahkan bahagia ketika berpikir ada sesuatu dengan pernikahan Aurora.

Ya.. i feel like a dick karena merasa bahagia di atas masalah yang di alami Aurora dan rumah tangganya.

Aku hanya tidak mau melepaskan kesempatan ini,
Jika lelaki sialan itu tidak bisa membahagiakannya, aku akan melakukannya.

🍁

"Maafkan aku Aurora, aku tidak bisa menahan diri ketika di dekatmu."

"Tapi aku sudah menikah Christ, ini salah." kata Aurora tergagap.

"Lalu dimana suamimu sekarang?"

"Apa madsudmu, Christ?"

"Kau tau madsudku, Aurora.. berhenti berpura-pura."

"Tidak. Aku tidak tau apa yang kau bicarakan."

"Pernikahanmu? Pasti ada sesuatu dengan pernikahanmu kan?"

"Yang terjadi dengan pernikahan ku bukan urusanmu Christ, dan apa yang terjadi antara kita sudah berakhir. Jadi, please.. kendalikan dirimu."

"Semua yang terjadi antara kita di masa lalu belum selesai bagiku Aurora, aku.. belum pernah sekali pun aku melupakanmu sejak pertama kali kita bertemu delapan tahun lalu." Tegasku.

"Tolong jangan Membuat ini sulit Christopher...kumohon." Pintanya, suaranya terdengar bimbang.

"Jika si brengsek itu menyakitimu dia tidak pantas mendapatkan kesempatan darimu lagi, Aurora."

"Apa madsudmu Christ, kau tidak bisa seenaknya saja masuk kedalam masalahku. Tolong hentikan!"Tegas nya, bibir bawahnya bergetar.

Aku tidak bisa mengukur apa yang sebenarnya dia rasakan, aku puas ketika Aurora membalas ciumanku tadi.

Bagiku Itu yang terpenting sekarang, aku selangkah lebih dekat dengannya dari yang aku harapkan.

"Maafkan aku, tapi kali ini aku akan merebutmu kalau si brengsek itu tidak bisa membuatmu bahagia."

"Kebahagianku, masalahku Apapun itu, biarkan menjadi urusanku Christ, aku tidak bisa membawamu ke dalam semua itu."

"Tapi aku mau. Aku mau walau hanya menjadi pelarianmu, Aurora.."

SECRET  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang