Secret 18 - Everything will be fine

511 27 0
                                    

"Kamu membuatku ingin menjadi seorang pria yang lebih baik."
-As Good As It Gets-

Aurora
Past

"Aurora! Apa yang kau lakukan, kenapa kau tidak mengangkat telpmu sejak tadi? Aku sudah menghubunginmu lebih dari enam kali.." suara Daniella terdengar kesal diseberang sana.

"Maaf kak.. aku sedang meeting tadi.. aku tidak membawa hpku.. ada apa? Apakah ayah baik-baik saja?"

"Ayah baik-baik saja, ini bukan tentang ayah, Aurora. ini tentang Raphael."

Begitu mendengar nama Raphael, hatiku berdegub kencang.

"Ada apa denganya? Apakah dia baik-baik saja?" Aku membatin.

"A.. apa kau mendengarku?Bersiaplah, aku akan menjemputmu sekarang.Kita harus segera terbang ke Los Angeles."

"LA? Apa yang terjadi sebenarnya, kak?"

"Nanti akan kujelaskan, kita tidak punya waktu sekarang!" Desak Daniella.

🍂

Aku, Daniella dan Hyde sedang berada dipesawat menuju Los Angeles.
Perjalanan dari Seattle menuju LA memakan waktu hampir 3 jam, kami naik penerbangan terakhir malam itu.

Sesampainya di LA, kami bergegas menuju ke Cedars-Sinai Medical Center.

Raphael mengalami kecelakaan, dia membawa kendaraan dalam keadaan mabuk subuh tadi.
Dan didalam mobil itu Raphael bersama seorang gadis.
Tapi gadis itu tidak terluka parah, dan hanya dirawat di ruangan biasa.

Jelas Daniella pada saat kami berada dipesawat.

Hatiku terasa nyeri mendengar Raphael bersama wanita lain saat kecelakaan itu.

"Tapi mengapa aku harus sakit hati. Toh aku sudah menolak Raphael, dia lelaki bebas.. dia bisa pergi dengan siapa saja yang dia mau. Aku tidak punya hak untuk marah." Koreksiku dalam hati.

Aku tidak bisa menahan tangisan ku selama perjalanan dari Seattle menuju LA.. entah karena kecelakaan yang menimpa Raphael atau karena mengetahui Raphael sudah memiliki seorang kekasih.
Sakitnya terlalu memenuhi dada sehingga terasa begitu sesak.

...
"Apakah dia baik-baik saja? Apakah operasinya berjalan lancar?" Tanya Hyde pada asisten Raphael.

Orangtua Raphael belum datang pada saat kami bertiga sampai di rumah sakit itu, mereka masih di Dubai dan sekarang sedang terbang kembali ke LA begitu mendapat berita kecelakaan Raphael.

"Operasinya berjalan lancar; hanya saja, sampai sekarang Tuan Nicolau belum sadarkan diri. Kata Dokter, Tuan Nicolau berada dibawah pengaruh alkohol yang sangat tinggi sehingga operasinya sempat tertunda, mereka harus menunggu sampai kadar alkohol dalam darahnya berkurang baru operasi bisa dilaksanakan. Dan hal itu yang menyebabkan dia kehilangan banyak darah, dan tulang tangan kirinya patah. Butuh waktu yang cukup lama sampai dia benar-benar sadar dan pulih." Jelas asisten Raphael.

Airmata menerobos membanjiri pipiku, aku takut sesuatu terjadi padanya. Aku hanya duduk terdiam, pikiranku kosong.

"God, please. selamatkan Raphael.. aku rela melakukan apapun asalkan dia selamat.." aku berdoa dalam hati.

🍂

Sudah tiga hari sejak aku berada di LA, dan Raphael belum juga sadar.

Keesokan hari setelah Raphael kecelakaan.. orangtua Raphael tiba dari Dubai dan langsung menuju Rumah sakit.

Ibunya menangis histeris hingga pingsan,dan segera dibawa pulang untuk beristirahat.

Hanya ayah Raphael yang bolak balik Rumah sakit untuk menjenguk Raphael yang masih berada di ICU.

...
"Keluarga Tuan Nicolau? Keluarga Tuan Nicolau?"
Panggil seorang perawat paruh baya didepan ruang ICU.

"Ya.. apakah dia baik-baik saja, mam?" Tanyaku sambil berdiri dari kursi panjang didepan ruang ICU.

"Apakah anda keluarga dari Tuan Nicolau?" Tanya perawat itu lagi.

"Iy- iyaa.. saya keluarganya.. apakah ada sesuatu, mam? Tanyaku ragu.

"Tuan Nicolau baru sadar, anda bisa menemuinya sebentar. Tapi pastikan jangan terlalu memaksanya untuk berbicara, karena dia masih dibawah pengaruh obat bius.." jelas perawat itu lagi.

Pada saat itu, hanya aku sendiri yang menunggu didepan ruang ICU.

Asisten pribadi Raphael sedang pulang mengambil beberapa pakaian, sedangkan Daniella dan Hyde keluar sebentar untuk membeli sarapan.

"Apakah Raphael mau menemuiku?Argh! Tapi aku harus melihat sendiri bahwa dia baik-baik saja. Jika dia tidak mau melihatku lagi, Aku akan pergi , sekarang aku harus menemuinya dan memastikan bahwa dia baik-baik saja.." batinku berdebat.

Raphael

Dia begitu cantik..
"Kau hadir dalam mimpiku lagi, Aurora.."

Tangannya menyentuh pipiku lembut, mata sembabnya menatapku kuatir, wajahnya sayu tapi tetap terlihat cantik.

Ini benar-benar mimpi yang indah, aku tidak ingin bangun dari mimpi ini.. aku merindukannya.

"Raph.. apakah kau baik-baik saja? Apakah kau bisa mendengarku?"
Suaranya terdengar lembut dan sangat nyata.

"Raph..Raphael..." suara itu menyadarkanku dari mimpi indah itu.

Mataku terbuka lemah, mencari-cari dari mana datangnya suara itu.

"Apa yang dia lakukan disini?"Batinku.

Mataku tertuju pada wajah cantik yang tadi ada didalam mimpi.

"Aurora.. apakah itu kau?" tanyaku lirih.

Aurora hanya mengangguk sambil menangis, memegang tanganku erat.

🍂

Setelah kecelakaan itu, aku harus beristirahat total selama dua minggu.
Aurora sering mengunjungiku dan menelpon untuk menanyakan keadaanku.

Aku benar-benar bahagia, dan bersyukur karena kecelakaan itu aku dan Aurora bisa kembali dekat.

Aku pikir mudah melupakannya.
setiap malam kuhabiskan di berbagai Club malam dengan wanita yang berbeda, tapi perasaan itu tidak juga pergi.

Aku selalu merindukan Aurora, bahkan tidak jarang wajah wanita-wanita yang kukencani terlihat seperti Aurora.

Aku tau sekarang bahwa semua dosa yang kulakukan di masa lalu akhirnya menimpaku, itu lah sebabnya Aurora diberikan kepadaku sebagai Hukuman.

Sebuah hukuman yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi hadiah yang sangat indah.

-TH-

SECRET  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang