Secret 37 - Surrender

334 18 1
                                    

"Saat aku menutup mata, aku melihatmu. Saat aku membuka mata, aku merindukanmu."
-Anonim-

Raphael

Aku memandang kelayar HP, mengamati beberapa fotoku bersama Aurora.

"Aku sangat merindukanmu, Aurora."

Tidak terasa airmata membasahi pipiku.

Aku merebahkan tubuhku di sofa ruang keluarga kami; tempat favorite aku dan Aurora menghabiskan akhir minggu kami hanya sekedar untuk menonton film favorite Aurora, pertandingan basketball atau menyantap masakan Aurora.

Tapi saat ini, Sekarang.

Hanya ada aku dan vodka sialan ini, Ruangan besar bernuasa klasik dengan dominan warna cream dan lantai berlapis karpet bulu bercorak abstrak itu terasa begitu kosong, rumah ini kehilangan kehangatannya, kehilangan harapannya.

Hanya ada aku dan vodka sialan ini, Ruangan besar bernuasa klasik dengan dominan warna cream dan lantai berlapis karpet bulu bercorak abstrak itu terasa begitu kosong, rumah ini kehilangan kehangatannya, kehilangan harapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kematian bayi kami yang baru berusia 4 bulan dalam kandungan Aurora, membuat aku dan Aurora berada di titik terbawah dalam hubungan kami.
Penantian panjang itu ternyata berbuah pahit.

Sejak kejadian itu Aurora berubah menjadi orang asing bagiku, dia hanya menghabiskan sebagian besar waktunya mengurung diri dikamar, bicara padaku hanya sesekali.

Kurangnya komunikasi antara kami berakhir pada pertengkaran yang intens.

Aku tidak bermadsud menyalahkan Aurora karena perasaan bersalah nya, aku tau dia begitu terpukul dan menyalahkan dirinya atas kejadian itu.

Aku hanya mau dia tidak menghindariku, aku mau dia membagi beban nya denganku, menjadikanku sandaran semua masalahnya.
Karena bukan hanya dia yang terluka karena kehilangan itu, aku juga merasa sangat kehilangan.

Semua kebahagian kami perlahan pergi dan menyisakan jurang yang membentang luas antara aku dan Aurora.

Aku benci setiap pertengkaran yang kami alami, setiap kata-kata yang tidak sengaja aku lontarkan berakhir menyakiti Aurora.

Aku bersumpah, bukan itu madsudku. Aku tidak bermadsud menyakitinya, Aku hanya marah dan kesal karena semua situasi ini, aku merasa Aurora sudah tidak mencintaiku, tidak membutuhkan ku, tidak memikirkan diriku.

Aurora hanya sibuk tenggelam dalam kesedihannya.
Dengan cara itu, dia seperti memutar pisau di dadaku menariknya keluar, dan kemudian menusuk ku dengan pisaunya sekali lagi lebih dalam.
Membunuhku ke bagian terdalam diriku.

Semua Kesakitan itu mengantarkanku dalam lelap.
Malam itu terasa sangat sunyi and panjang.

Past

"Sial, untuk apa dia datang? Apakah untuk merayu Aurora? Membujuk Aurora untuk kembali pada nya? Apakah Aurora masih mencintainya? Fuck!!"
Semua pikiran itu memenuhi kepalaku.

Aku hanya mondar mandir di ruang keluarga beberapa saat sebelum Aurora kembali ke dalam ruangan itu.

"Apa yang dia ingin kan?" Sentakku menatap tajam ke mata hazel milik Aurora.

Wajahnya terlihat sedih entah untuk apa dan kenapa.

"Dia hanya menyapa, Raph. Tidak ada sesuatu yang special." Katanya tanpa menatapku.

"Apa yang kau bicarakan dengan nya? Kenapa aku harus meninggalkan kalian, ha!" Tanyaku Aku menuntut.

"Dia hanya mengucapkan selamat, aku.. aku, umm.. Christ hanya menanyakan sedikit tentang perkenalan kita." Wajahnya terlihat kebingungan mencari kata.

"Christ? Oh. Sekarang kau memanggil namanya dengan sebutan kesayangan yang dulu kau pakai."

Sekarang, Rasa cemburu mengambil setiap inci kesabaranku.

"Ada apa denganmu? Kau membesar-besarkan hal yang tidak seharusnya."

"Membesar-besarkan? Kau bercanda sekarang, Aurora?" Kemarahan mulai mengisi penuh diriku.

Tapi aku menahan nya. Aku tidak mau bertengkar hebat sedang ibu Aurora ada diruangan lain dan bisa mendengar kami.

"Madsudku, itu hanya kebiasaan, Raph. Tidak ada madsud apapun." Dia menatapku sekarang, mencoba meyakinkan.

"Oh. Aku tidak percaya ini, lalu untuk apa kesedihan dimatamu itu?" Aku meneliti kedalam matanya, kesedihan masih tampak jelas disana.

"Sedih.. tidak. Apa madsudmu? Untuk apa aku bersedih?" Dia berusaha tersenyum palsu.

Andai aku tidak mengenal Aurora, aku akan percaya perkataannya.

Sialnya dia selalu gagal menyembunyikan perubahan ekspresi Wajahnya.

"Apakah kau tau, bahwa Kau pembohong yang payah, Aurora? Lihat mata itu, lihat air wajahmu yang begitu sedih. Apakah kau menyesali keputusanmu untuk menikah denganku?"

This is it.
Aku tidak bisa lagi menahan kekesalanku.

"Kemana arah pembicaraan ini, Raphael? Kendalikan kecemburuan mu, semua ini tidak seperti yang kau pikirkan." Matanya menatap mataku tajam. Aku tau dia kesal sekarang.

"Apa kau ingin kembali bersama nya?"

Sial, pertanyaan itu begitu saja terucap, Pertanyaan yang tidak ingin aku dengar jawabannya.

Mata Aurora melebar, dan mulutnya sedikit terbuka. "Apa kau sudah gila? Christopher hanya bagian dari masa lalu yang sudah aku lupakan."

Aku hanya diam, beribu-ribu ton kemarahan, kecemburuan dan ketidakamanan menggerogoti diriku.

🍃
Present

Sinar mata hari pagi sudah memamerkan cahaya nya menerobos kedalam sela-sela kaca jendela rumah.

Samar-samar aku terbangun karena notifikasi hpku berbunyi.

"sial! siapa yang menghubungiku sepagi ini".

kepalaku terasa sangat pengar dan berat, aku memaksakan tubuhku bergeser untuk mengambil hpku diujung sofa itu dan membukanya malas.

"1 new email "

A.Hall :
"Aku baik-baik saja. aku akan segera pulang."

Aku menggosok mataku, tidak percaya.
Senyumku tersungging tipis di ujung bibir.

Semua beban itu lepas, paling tidak aku tau dia baik-baik saja dan akan segera pulang.
Cepat aku membalas email itu.

"Aku akan menunggumu. Love you."

Sekarang setiap detik terasa seperti berjam-jam.
Ini menjadi penantian terlama dalam hidupku.

Entah apa yang akan terjadi antara aku dan Aurora.. aku tidak akan melepaskannya, aku tidak akan membuatnya pergi lagi.

Aku akan menjadi apapun yang dia mau.

Aku bergegas kembali kekamar tidur, dan membereskan sedikit kekacauan yang aku sebabkan kemarin.

-TH-

SECRET  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang