🍂
Sudah seminggu setelah kepergian ayah, ibu ku hanya menghabiskan sepanjang waktunya di dalam kamar.
Kehidupan seolah pergi dari setiap ruangan rumah kami dan yang tersisa hanya rasa hampa.
Setiap malam aku mendengar suara isak ibu ku dari dalam kamarnya, kehilangan ayahku memukul kami begitu dalam.
Aku duduk kamarku, tatapanku membeku pada ujung ruangan itu.
Past..
Aku menangis di pojok kamar, ketika malam itu listrik rumah kami padam.
Ayahku segera masuk kekamar ku membawa lilin."Kemari lah sayang.. tidak ada yang perlu kau takutkan putriku.."Tangannya menarikku dari pojok ruangan itu.
Ayah membawaku kedalam sandarannya.
"Tapi.. aku begitu takut jika semua lampu padam ayah.. aku tidak suka, aku merasa diriku begitu kecil dan kegelapan sepertinya akan menenggelamkan aku." kataku menangis didalam pelukkan ayahku.Ayahku hanya tersenyum dan mengusap punggungku.
"Hey..Kau akan bisa mengatasi itu sayang, kau akan jadi wanita yang berani.. aku yakin itu.""Apakah menurutmu begitu, ayah?" Tanyaku.
"Tentu sayang, karena jauh di dalam hatimu.. aku tau kau gadis pemberani.. tidak ada hal yang terlalu besar yang tidak bisa kau lalui."katanya meyakinkanku.
Suaranya begitu menenangkanku.
🍁
Kenangan itu membuat lubang besar didalam hatiku semakin besar.
Aku merindukan nya.Hari-hari berlalu terasa begitu lambat.
Aku dan Daniella tetap turun kerja seperti biasa, walau keadaan ini begitu berat bagi kami.
Kehidupan harus tetap berjalan, kan?Sore ini, sama seperti sore-sore sebelum nya.
Aku langsung pulang kerumah setelah dari selesai dari kantor.Aku menyandarkan tubuhku di sofa tempat biasa ayah duduk, membayangkan ayahku duduk di sana bersamaku.
Tanpa terasa airmata jatuh membasahi pipi, cepat aku menghapus airmata itu, dan aku mengalihkan mataku ke sisi lain ruangan.
membawaku lamunanku kembali pada Malam itu....
"Aurora.. tolong Maafkan aku sayang. Maafkan aku karena menjadi asshole.
Kumohon, jangan acuhkan aku lagi.." Tangan Raphael memegang tanganku matanya terlihat sedih dan penuh penyesalan.Aku hanya diam menatap kosong pada lantai rumahku.
Aku sudah tidak menangis lagi, entah itu untuk kematian ayahku, atau karena pengkhianatan yang dilakukan Raphael.
"Tolong Katakan sesuatu."Mohonnya.
"Tolong tinggalkan aku sendiri.. aku ingin tidur." Kataku lemah.
Aku berdiri dan meninggalkan Raphael seorang diri disudut ruangan itu.
Aurora
Malam ini tepat dua minggu setelah kematian ayahku, Akhirnya ibuku setuju untuk makan malam bersamaku dan Daniella dimeja makan.
Suasana dimeja makan sangat sunyi dan kami masing-masing hanya diam tenggelam dalam pikiran kami.
Sejak minggu lalu Raphael sudah tidak datang kerumah untuk menemuiku, dia hanya mengirimiku text dan beberapa kali menelponku.
Tapi aku masih mengabaikannya. Mungkin aku hanya butuh lebih banyak waktu untuk sendiri, mungkin waktu akan menyembuhkan segala luka ini. Mungkin.
Ting tong..
suara bel berbunyi."Itu pasti Hyde, dia datang menjemputku. kami akan pergi dengan keluarganya, apakah itu tidak apa, bu?" Tanya Daniella sambil meremas lembut tangan ibu ku.
"Pergilah, honey.. it's okay." kata ibu tersenyum hangat.
"Terimakasih, bu.." kata Daniella mencium kening ibuku.
"Sampai jumpa, A.." tambah Daniella sambil bergerak berdiri menuju pintu depan.
Aku hanya tersenyum kearah Daniella, sambil kembali menyantap spaghetti yang kami pesan dari restaurant Itali di dekat rumah kami.
Aku hanya memakan makananku seadanya, karena aku benar-benar tidak lapar.
...
"Selamat Malam Nyonya Hall.. selamat malam, A..""Raphael?" mataku menatap kaget kearah suara itu berasal.
-TH-

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
RomantizmMy Very-Very 1st, enjoy! WARNING‼️‼️‼️ 21+ ya.. 🔥🔥 Bijak dalam membaca, pilih bacaan sesuai umur.✌🏻 *** "Walaupun aku harus bertarung dengan seluruh dunia untuk mendapatkanmu.. aku akan melakukannya!" •Christopher• "Aku harap bisa memberikan semu...