Secret 19 - Can you believe me?

510 24 0
                                        

Aurora

Setelah kecelakaan yang menimpa Raphael, aku dan Raph jadi sering bertemu dan berkomunikasi.

Dan yang terpenting Setelah kecelakaan itu aku menjadi yakin
Bahwa, aku benar-benar mencintai Raphael.

Aku begitu takut kehilangan dia.
Hubungan kami berjalan baik, walau semenjak aku menjadi kekasihnya, segala kegiatan harus aku lakukan bersama dia dan atas seijin dia, Raphael menjadi lebih possesive dan pencemburu.

🍂

"Kemana saja kau, aku sudah menghubungimu lebih dari tiga kali.." suaranya terdengar kesal diujung panggilan telephone.

"Maafkan aku Raph, aku tadi keruangan Ghea.. aku lupa membawa HP.."

"Apakah kau yakin kalau itu Ghea?" Selidiknya.

"Tentu Raph, apa madsudmu?"

"Aku hanya ingin tau, apakah kau benar-benar sedang bersama Ghea tadi."

"Raph, please..mengapa susah sekali bagimu untuk mempercayaiku."

"Aku percaya padamu sayang.. hanya saja tidak biasanya kau tidak mengangkat telp dariku, itu membuatku berpikir yang tidak-tidak."

"Aku hanya lupa membawa HP, dan tadi aku terlalu asik ngobrol dengan Ghea sehingga lupa waktu,cuma itu.." jawabku kesal.

"Baiklah.. aku akan menjemputmu nanti sore.."

"Bye.." kataku langsung menutup telp.

Ini bukan kali pertamanya Raph bersikap over possesive.
Kadang aku lelah menghadapi sikapnya.

Aurora

"Apa kau masih marah?" Tanyanya.

Sejak aku masuk kedalam mobilnya sore ini, aku tidak banyak bicara, biasanya aku pasti sudah mengoceh panjang lebar tentang bagaimana hari, bagaimana pekerjaanku.
Aku hanya masih kesal karena sikapnya tadi siang.

"Tidak.. aku baik-baik saja." jawabku sedatar mungkin.

Dia menarik tanganku dan aku tidak menolaknya.

"Aku tau kau masih kesal, baby.. aku hanya merasa insecrue."

"Apa yang sebenarnya kau pikirkan, Raph.." Nada bicaraku terdengar benar-benar kesal sekarang.

"Ya, you know.. mungkin kau akan bermain mata dengan pria lain, atau entahlah.. aku hanya..." rasa takut terlukis di wajahnya.

"Bermain mata dengan pria lain? kau benar-benar berpikir aku akan melakukan itu,hm? Seingat ku itu bukan kebiasaanku.." kataku penuh sindiran seraya menarik tanganku dari genggamannya.

Aku benar-benar tidak percaya apa yang barusan kudengar, aku kesal. Apakah dia pikir aku serendah itu!

"Ya mungkin memang itu bukan kebiasaanmu, tapi bukan tidak mungkin kau melakukannya." Suara Raph meninggi.

"Apa kau bercanda sekarang, Raph? aku bahkan tidak pernah menghabiskan waktu tanpamu, meski hanya untuk sekedar pergi ke Coffee shop bersama teman ku."
"Antar aku pulang sekarang, aku lelah." Tambahku.

"Jangan coba menghindariku! Apakah kau benar-benar menyembunyikan sesuatu dariku, hm?!"

Aku hanya diam, memandang luar jendela.
Aku hanya tidak punya tenaga untuk meladeninya sekarang.

Jika ini diteruskan, akan berakhir dengan pertengkaran yang lebih besar.

Tangan Raph menarik lengan ku, membuat aku tersentak.

SECRET  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang