Secret 9 - Burn For You

723 39 2
                                        

Aurora

"Apa yang kau inginkan Christ, kau tidak bisa terus-terusan seenaknya memeluk ku." Aku memperingatkan.

Tapi Christ tidak menjawabku, dengan cepat Christ memindahkan wajahnya di depan wajah ku, dan tanpa menunggu lama langsung menabrakan bibirnya yang lembut pada bibir ku.

Lagi-lagi akal sehatku melumpuh, kupu-kupu sialan itu menari diperut ku. Lagi.
Jantungku berdegub tidak karunan karena ciumannya.

"Apakah Christopher bisa mendengar suara jantung ku?Ya Tuhan, kenapa malah hal itu yang aku pikir kan sekarang. Ini gila, tubuhku lagi-lagi mengkhianatiku." Suara hatiku bersahutan.

Napas kami terdengar saling memburu, kali ini tubuhku benar-benar sudah kehilangan kendalinya.

Aku sama sekali tidak menolak ciuman itu.. aku menikmati ciuman itu, ciuman hangat penuh gairah. Bahkan aku membalas ciuman Christ, aku melingkarkan lenganku pada lehernya.

Napas Christopher semakin berat, sekarang bibirnya menciumi dan menghisap kecil kulit pada bagian leher.. aku terperangah, mulutku mengeluarkan suara desahan kecil.

Tangan Christopher meraba di luar baju, bagian dadaku, meremasnya lembut.. perlahan tangannya turun ke perutku dan masuk kedalam kaos longgarku.. tangan Christ menjelajah payudara, meremas dengan lembut dan tanpa butuh waktu lama jari Christopher melepas pengait bra yang membuat payudaraku menggantung lepas didalam kaos putih yang kugunakan.

Tanganku sempat menarik tangan Christ untuk menghentikannya.

Tapi, Christ sudah diburu gairah. Dan aku ikut terhanyut di dalam nya, aku sungguh merindukan sentuhan itu.. sudah begitu lama aku merindukan sentuhan yang sebenarnya, bukan karena rutinitas atau paksaan yang aku lakukan seperti akhir-akhir ini.

Tangan Christopher cepat menyingkap kaos putihku, sehingga payudara kencangku terlihat dengan jelas.. mata Christ berkeliaran liar memandangi kedua payudaraku yang sudah menggantung keras disana.

Bibirnya melahap kedua nya, seraya menggengam puncak sensitive ku yang begitu pas ditangan nya.

"Aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan hari ini, Aurora." Kata Christopher.

Ereksi kerasnya terasa di antara pahaku. Mulutnya kembali sibuk Melumat bibir ku, lidahnya berkelana didalam mulut ku mengabsen setiap inci lidah kami yang kembali bertaut.

Giginya mengigit lembut bibir ku, membuat aku mengerang nikmat dan tenggelam dalam perasaan nikmat itu.

Tangannya yang keras turun kearah perutku.
Membuat aku melayang, membuat aku tanpa sadar melengkungkan punggungku dan mendesah pelan.

Tangannya membelai lembut pahaku dan pergi di antara kedua pahaku, dan aku tersadar dari kenikmatan itu.

"Christ.." Panggilku dengan suara parau, berusaha mengatur napasku yang cepat dan di buru.

Dia tidak merespon teguran ku.
Tangannya tetap berkelana dari paha menyentuh lembut bagian paling intim diriku.

"Christ, kumohon berhenti!" Lagi ujar ku dengan suara yang kupaksakan agar terdengar lebih jelas.

Dalam sekejap Christ berhenti dan terdiam, melepaskan ciumannya dan dia memandangku lurus.. napasnya memburu dan berat.

"Maafkan aku, Aurora." jawabnya lirih, matanya tertutup dan kepalanya jatuh di atas kepalaku sehingga hidung kami bertemu sejajar.

Aku berusaha memperbaiki posisi kami, dan Christ menarik tanganku dan membuatku duduk di atas pangkuannya.

Aku mencoba menolak, tapi tangan Christ menahan pinggul ku keras dan menarik agar aku tetap duduk dipangkuan nya.

"Aku hanya ingin menatapmu, kumohon." pintanya.

Christopher

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Christopher

"Rasanya, pada saat ini seluruh alam semesta ada hanya untuk menyatukan kita."
-Serendipity-

🍃

Aurora duduk dipangkuan ku.
Aku tau dia tidak nyaman, tapi aku tidak mau jarak yang sudah menipis antara aku dan dia, menjadi tebal karena kejadian tadi.

Harapan ini semakin berkembang dalam dada ku, aku tidak tau apakah ini akan berakhir baik. Atau kah membawa aku pada kehancuran nantinya.

Aku tidak peduli.. aku hanya mau dia sekarang.
Mataku menatap wajahnya, wajah cantik itu.. bibir yang sedikit bengkak karena ciuman kami tadi, mata Aurora hanya tertunduk tanpa berani menatapku.

"Aku ingin bersamamu A, ijinkan aku bersamamu." Aku memohon.

"Ini bukan tentang apa yang kau inginkan, Christ."

"Maafkan keegoisanku, tapi Aku tidak peduli apa akhir dari semua ini, aku hanya ingin bersamamu."

Wanita itu hanya terdiam, dan matanya berkaca.. aku sedikit tenang karena dia tidak lagi menolak ku, walau aku takut menyimpulkan apa yang dia rasakan sekarang.

Aurora

Aku terkejut dengan pernyataan Christopher. Itu terdengar gila.
aku tidak mau menyakiti dia, aku tidak mau menggunakan dia sebagai pelarian ku, dia pantas bahagia.

Seharusnya dia bisa mendapatkan wanita lain yang lebih baik.
Hati ku mulai bimbang.. perasaan yang sudah aku kubur dalam-dalam lima tahun lalu pelan-pelan memaksa keluar.

Setiap detail kenangan bahagia yang pernah kami lalui bersama, rasa cinta yang pernah kumiliki untuk nya, semua perasaan yang dulu pernah ada memaksa menerobos pertahanan hati, akal sehatku seakan lumpuh saat ini.

Tak terasa mata ku berkaca, aku merasa bersalah pada Raphael juga Christopher, bukan begini penyelesaian semua ini.

Bukan ini yang seharusnya.. aku tidak bisa menyakiti mereka berdua hanya karena keegoisan ku.

"Bisakah kau pulang Christ, aku ingin sendiri." pintaku.

"Kumohon." Tambahku lagi.

Mata Christ tidak beranjak dari wajah ku, dia hanya diam sambil berusaha membaca ekspresi ku, entah apa yang ada dalam benak Christopher sekarang.. aku benar-benar takut.

Akhirnya Christopher setuju untuk pulang, Setelah bersikeras meminta nomor telp yang aku gunakan selama aku berada di Indonesia.
Dan aku harus berjanji untuk tidak menghindari dia.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" Kataku pada diriku sendiri.
"Aku benar-benar menjadi seperti yang Raphael tuduhkan."
Rasa nyeri langsung menabrak hati ku.
Aku terjebak didalam lamunan, dan semua kenangan itu diam-diam menerobos pikiran ku.

-TH-

SECRET  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang