part 36

700 106 46
                                    

"Dimana kau brengsek??!!"

"Jimin-aah,  Mari kita bertemu"  Ucap Taehyung

-
-
-

Irene menyeruput susu panas.  Mimpi buruk bukanlah hal baru dalam hidup Irene.  Seperti halnya malam tadi.  Irene memimpikan Taehyung yang sengaja meninggalkannya.

"Rene" sapa Seulgi yang melihat Irene duduk di kantin kantornya. Irene hanya tersenyum kepada Seulgi.

"Tumben sekali pagi-pagi sudah disini"

"Susu disini enak,  Seul"

Seulgi tau betul alasan Irene  berada pagi-pagi di kantin. Selain mimpi buruk tidak ada alasan lain yang Seulgi tahu.  Irene bahkan pernah datang pukul 5 pagi  dan tidur di koridor kamar mandi saat mengalami mimpi buruk setahun yang lalu.  Wanita yang kuat ini justru menantang dirinya sendiri saat mengalami masa-masa sulit.  Dia tidak pernah menceritakan susahnya.  Namun selalu hadir untuk mendengar dan membantu oranglain.

"Mimpi buruk?" tanya Seulgi

Irene mengangguk seraya tersenyum.  Mengisyaratkan dirinya baik-baik saja. 

"Memimpikan Taehyung?" Tanya Seulgi dengan hati-hati. 

"Kak Irene!" panggil Lucas dengan suara menggelegar. Yang berhasil membuat percakapan mereka bubar ditempat.

Lucas, Seulgi,  dan tentu saja Seokjin.  Irene dapat menangkap raut canggung Seokjin yang menatapnya dari jarak radius 10 meter.  Rombangan Seokjin dan Lucas mendekat hingga mereka berada tepat di depan Irene dan Seulgi.

"Kau sakit kak?  Wajahmu pucat sekali" tanya Lucas.  Memang pada dasarnya Lucas lelaki yang jujur tentang apa yang dilihatnya.  Termaksud pagi ini.  Mulutnya berhasil membuat riuh suasana kantin.  Dan jangan lupakan lawanakan recehnya.

Irene menggeleng. "Aku baik-baik saja"

"Kakak juga terlihat lebih kurus" ucap Lucas. 

Dasar kampret!  Maki Seulgi.   Mulut Lucas tajam sekali seperti tikungan maut.

"Aku ?" Tanya Irene tak percaya

"Sudahlah. Lebih baik kau cepat makan.  Atau kutinggal kau!" ancam Seulgi.

"Kakak ini seperti mak Lampir. Cerewet.  Mana ada laki-laki yang mau dengan kakak" ledek Lucas dan berlalu mengambil makanan. 

"Dasar tengik!  Sini kau kalau berani!" maki Seulgi seraya mengacungkan tinjunya.

"Kau sudah seperti ayam petarung, Seul" ucap Seokjin yang berhasil membuat Irene tersenyum simpul. 

"Malam ini aku menginap di apartmentmu ya" ucap Seulgi. Seulgi sendiri merasa Irene sedang membutuhkan teman pada saat sekarang.  Itulah alasannya Seulgi ingin menemani Irene.

"Iya. Datanglah Seul"

-
-
-

"Belum ada kabar juga dari Taehyung? " Tanya Seulgi. 

Irene menggeleng. "kurasa dia sedang sibuk.  Apa dia melakukan kesalahan? Mungkinkah itu terjadi?" tanya Irene. 

Seulgi menatap miris Irene.  Bagaimana Irene masih bisa berpikiran positif sementara Taehyung tidak memberinya kabar beberapa hari. Bahkan Taehyung sedang bersama oranglain sekarang.

"Rene.  Cobalah untuk melupakannya.  Maksudku,  jangan gantungkan bahagiamu dengan siapapun termaksud Taehyung" ucap Seulgi

"Apa aku salah melakukan hal seperti ini? " Tanya Irene yang justru membuat Seulgi merasa bersalah. 

"Tidak, Rene.  Aku hanya ingin kau bahagia. Bahkan tanpa Taehyung atau oranglain sekalipun"

Irene tersenyum.  Ada benarnya apa yang dikatakan Seulgi.  Bukankah Irene sudah menggantungkan bahagia dan sedihnya pada lelaki yang bernama Taehyung itu?  Lelaki yang mengubah kehidupannya seratus delapan puluh derajat.

"Kupikir karena aku mencintainya, Seul.  Itu sebabnya aku tidak akan pernah selesai memikirkannya"

"Belajarlah untuk mencintai dirimu dan kebahagiaanmu" lirih Seulgi. 

Suasa sendu mengelambui kamar itu.  Irene besyukur kehadiran Seulgi bisa membuatnya sedikit merasa baik-baik saja. 

"Rene, aku angkat telepon dulu. Kau tidurlah jika sudah ngantuk ya" ucap Seulgi

Irene mengangguk.  Ditutupnya buku yang sedari tadi di bacanya.  Irene merasa harus dan segera bergegas ke dapur.

-
-

"Bagaimana?  Apa Taehyung sudah memberimu kabar?" Tanya Seulgi.

"Aku tadi pergi ke apartment Joy.  Dia tidak ada di sana"

"Sudah kubilang.  Temanmu itu bajingan!" maki Seulgi dengan suara pelan. 

Jimin tak membantah ketika Seulgi menghakimi temannya dengan segala macam makian.  Jimin tau,  semua yang terjadi adalah salah Taehyung.  Bagaimanapun dirinya tidak bisa membela lelaki itu.

"Seul" Panggil Jimin
"Kenapa?!" Jawab Seulgi ketus

"Taehyung mengajakku bertemu.  Aku harus bagaimana?" tanya Jimin. 

"Aku ikut!  Jika Taehyung berencana mengakhiri semuanya dengan Irene.   Setidaknya aku harus mencongkel satu bola matanya!" ancam Seulgi. 

"kalau begitu aku akan menjemputmu besok" ucap Jimin. 

Seulgi menutup panggilan telepon dan kembali ke kamar.   Dapat Seulgi lihat Irene sudah tertidur dengan posisi membelakanginya. 

-
-
-

Irene berjalan ke dapur.  Suara Seulgi yang sedang menelpon kini dapat didengarmya.   Seulgi sedang berbicara dengan seseorang disana.

"Aku ikut!  Jika Taehyung berencana mengakhiri semuanya dengan Irene.   Setidaknya aku harus mencongkel satu bola matanya!" ancam Seulgi. 

Degh!!  Irene tidak tau apakah dirinya masih sadar atau tidak saat ini. Irene mengurungkan niatnya untuk minum, dahaganya hilang sudah.  Irene berbalik kekamar, dan menempatkan tubuhnya diatas diranjang.  Air mata mengalir deras dari manik pekatnya,  Irene berbalik arah membelakangi tempat Seulgi.  Menyembunyikan rapat-rapat air mata itu.
-
-

Sampai pukul 6 pagi,  Irene masih tidur. 

Dia lelah, batin Seulgi.  Seulgi sengaja membiarkan Irene tetap tidur.  Hari ini dirinya dan Jimin akan pergi ke tempat yang sudah mereka janjikan. 

-
-

Irene membuka matanya mendapati Seulgi yang sudah pergi.  Sungguh.  Menangis semalaman bukanlah hal yang baik, kepalanya terasa nyeri sekarang.  Irene segera bangun, mencuci wajah, dan menghubungi Donghae.   Irene bersiap untuk sesuatu. 

-
-

Seulgi pulang ke apartment Irene.  Ruang itu kosong.  Sudah pukul 8 malam namun Irene belum berada disana.  Seulgi menerka-nerka kemana perginya Irene.  Dengan malas Seulgi melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya selagi menunggu kepulangan Irene.  Ada sesuatu yang harus diberitahunya, selesai mandi,  seperti biasa,  Seulgi meminjam baju Irene,  namun betapa kaget dirinya mendapati lemari pakaian Irene telah kosong.  Seseorang telah mengosongkannya dan  orang itu adalah Irene. 

Seulgi mengambil asal pakaian yang dikenakannya tadi dan segera menelpon seseorang. 

"Irene pergi membawa semua pakaiannya" tangis Seulgi pecah

💜🌹💜🌹💜🌹

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang