Chapter 27 : Obliviate

1.7K 202 27
                                    

.
.
.
.
.

Sesuai perjanjiannya di Great Hall, Draco menemui Pansy dan Blaise setelah pelajaran pertama usai. Mereka bertiga menuju kamar Asrama tempat Draco, Blaise, Theo, Pike dan Crabbe tidur.

Pada awalnya, Daphne dan Theo ingin ikut karena mau tahu juga apa yang ingin dibicarakan oleh mereka bertiga. Tapi Pansy melarang keras mereka karena ini adalah privasi Draco, Blaise juga menambahkan bahwa hanya mereka berdua yang boleh diberitahukan Draco.

Jadilah, kedua orang itu tidak jadi ikut dan larut dengan kesibukkan mereka masing-masing. Daphne dan Milicent serta Theo dan Astoria.

Draco mengikuti Pansy dan Blaise yang jalan lebih dulu menuju Asrama laki-laki.

Blaise menutup pintu rapat setelah Draco masuk. Pemuda berkulit gelap itu mamasang Mufliato agar tidak ada yang bisa mendengar pembicaraan rahasia mereka.

Blaise duduk di sofa yang dekat dengan pintu masuk, sementara Pansy memilih berdiri di dekat jendela dimana terlihat cumi-cumi raksasa menyemburkan tentakelnya.

Draco sendiri memilih duduk kasur miliknya. "Sekarang? Apa yang ingin kalian bicarakan padaku sehingga kalian melakukan semua ini agar orang lain tidak tahu?" tanya Draco sembari melipat tangan memandang kedua temannya yang berbeda gender itu.

Pansy menatap Blaise sebelum menjawab pertanyaan Draco. "Sebelum ke intinya, aku ingin bertanya padamu Drake. Apa kau mencintai Hermione Granger?" Draco membeku mendengar pertanyaan Pansy untuknya. Jujur saja, Draco menyukai Princess Gryffindor itu karena sikapnya benar-benar cocok dengan Draco. Tapi kalau mencintai? Draco rasa tidak, karena seorang Malfoy pantang untuk mengatakan cinta pada gadis lain maupun pasangannya. Lucius, ayahnya bahkan tidak pernah mengatakan cinta pada ibunya. Tapi sebaliknya, Draco dengan keras akan mengatakan cinta pada Ibunya begitupula sebaliknya. Narcissa juga mencintai Draco bahkan dengan nyawanya sendiri. Semua ibu begitukan?

"Draco!" seruan Pansy menghentikan Draco dari lamunanya. Ia menatap Pansy dan Blaise bergantian dengan raut bingung.

"Emmmm," gumam Draco. Pansy dan Blsie bertatapan.

"Ayo jawab, Drake!" seru Blaise.

"Aku menyukainya!" tegas Draco. Pansy tersenyum mendengarnya begitu juga dengan Blaise.

"Tapi untuk mencintainya? Kurasa tidak," sambung Draco.

"Kenapa?" tanya Pansy. Draco menatap satu-satunya teman perempuan yang sangat pemuda itu percayai.

"Karena seorang Malfoy pantang untuk mengatakan cinta pada siapapun kecuali ibu mereka. Bahkan aku tidak pernah mendengar father mengatakan cinta ke mother," kedua orang itu membelalakkan matanya mendengar penuturan dari satu-satunya pewaris tunggal Malfoy itu.

"Yang benar saja!" seru Pansy histeris. Tidak dapat dibayangkan jika ia menikah dengan Draco. Oh coret nama Draco! Karena dia tidak ingin menikah dengan orang yang telah ia anggap saudara sejak kecil. Pansy tidak dapat membayangkan jika ia menikah dengan seorang Malfoy, ia pasti hanya akan bermimpi diucapkan kata cinta oleh pasangannya setelah mendengar penuturan teman Malfoy nya.

"Lalu mengapa kau menyukai Hermione, mate? Yang kudengar seleksi untuk pasangan seorang Malfoy itu cukup ketat dan yang paling penting adalah pureblood,"

Draco tersenyum meningat Hermione. "Dia sempurna! Matanya, bibirnya, senyumannya!" Draco menunduk.

"Dia sempurna kecuali darah mugglenya," ucap Blaise yang seperti menyambung ucapan Draco tadi.

I Will Protect You (The Hidden History of Ancient Greek Wizards) TAMAT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang