Awalan yang bagus, jangan terlalu buru-buru. Pelan-pelan asal berhasil, karena nggak semua cewek suka yang instan√
***
Langit terlihat mendung, sepertinya akan turun hujan. Ica menatap ke arah guru yang sedang menjelaskan didepan kelas, ia beralih melirik ke arah Santi. Ica tertawa pelan melihat kelakuan Santi yang tertidur dengan buku yang menjadi penghalang.
Ica menyenggol lengan Santi, membuat temannya itu terlonjak kaget hingga membuka mata.
"Ah Ica," geram Santi lirih.
Ica terkekeh, ia merasa bosan. Ica ingin segera pulang sebelum hujan turun membasahi bumi.
Tring!
Bel pulang sekolah telah berbunyi, Guru yang mengajar telah menyudahi aktivitasnya dan keluar dari kelas. Ica bergegas membereskan buku-bukunya yang berserkaan diatas meja. Saat ia keluar melewati pintu kelas, namanya dipanggil oleh seseorang. Ica menoleh dan menghampiri salah satu teman yang memanggilnya.
"Nama lo Ica kan?" ucap laki-laki yang merupakan Ketua kelas.
"Iya," jawab Ica.
"Kenalin, gue Bimo!" ajak Bimo bersalaman.
Ica menerima uluran tangan Bimo, "Ada apa ya, Bim?" tanya Ica.
"Oh iya maaf, lo hari ini piket kelas sama gue, sama Santi juga," jelas Bimo.
Ica menolehkan kepalanya mencari keberadaan Santi, temannya satu itu malah bersiap akan pulang.
"Eh San, mau kemana lo?" tanya Ica menghentikan langkah Santi.
Santi melangkah menghampiri Ica dan Ketua kelas dimeja Guru, "Mau pulang dong, Ca, masa gue nginep disekolah."
"Gak bisa San, hari ini jadwal piket lo, Ica sama gue!" ucap Bimo mengulurkan kertas berupa jadwal piket kedepan Santi.
Santi menunduk lesu, "Yah, padahal gue pengen pulang terus tidur."
"Tidur aja kerjaan lo," balas Ica mendengus.
Santi mencebik, ia segera membubarkan beberapa siswa yang masih berada dikelas dan mengambil tiga buah sapu untuk dirinya, Ica, dan Bimo.
"Buruan! gue beneran ngantuk," ucap Santi mulai menyapu.
Ica dan Bimo membersihkan bagian lain, mereka membagi tugas agar pekerjaan cepat terselesaikan.
Tidak membutuhkan waktu lama, kegiatan menyapu mereka telah selesai. Santi buru-buru pulang meninggalkan Ica dan Bimo. Bimo sempat menawarkan untuk mengantar Ica pulang, tapi Ica menolak, ia beralasan membawa motor sendiri padahal motornya saja Ica tidak tau dimana!
Ica celingukan dihalte depan sekolah, langit semakin menggelap padahal hari masih siang. Ica melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, pukul 13.50 siang. Hampir setengah jam Ica menunggu dihalte, tidak ada satupun bus yang lewat. Ia memandang ke langit, kalau saja Ica mengambil motornya saat berangkat sekolah sudah pasti saat ini ia telah sampai dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG FALLS [COMPLETED]✔️
Teen Fiction"Kangeeen." Gilang mencium wangi shampo disetiap helai rambut Ica. "Sama ... Ica juga kangeen." __ Gadis itu hadir ditengah hidup Gilang yang monoton. Datang membawa sejuta warna menghiasi harinya dengan bermacam tingkah laku yang unik. Gilang hanyu...