Happy reading
__Dengan gerakan perlahan Gilang mengelap masker wajah yang mengenai bibir Ica hingga bersih. Sedangkan Ica, wajahnya sudah seperti kepiting rebus saat ini, memerah.
"Napas Ca," celetuk Gilang menahan tawa.
Ica menghembuskan nafas yang sejak tadi ia tahan, adegan tadi tidak patut untuk diulangi. Jantungnya hampir porak-poranda karena Gilang.
"Jangan ketawa, inget!" Ica memicing mengingatkan.
Gilang mengangguk menurut, rasanya wajahnya sudah kaku seperti terkena lem kayu. Ia melirik Ica yang sudah selesai memakai masker sepertinya. Gadis itu terlihat santai, dengan kaos polos warna hitam dan rambut yang di cepol ke atas. Gilang teringat sesuatu, ia mencari kaca mata hitam yang dipakainya sewaktu menjemput Ica di sekolah. Agaknya cocok jika dipakai sekarang.
"Ca? Ica!" panggil Gilang memakai kaca mata hitamnya.
Ica menoleh dan hampir menyemburkan tawanya, melihat Gilang menggunakan kaca mata hitam lalu berjalan membungkuk persis seperti tukang pijit yang biasa jadi langganan Kakek.
"Astaga, kak Gilang! Ngapain siiih," ucap Ica melotot horror."Mau pijit cu?" tawar Gilang dengan suara dibuat-buat seperti orangtua.
"Wah, kakek cabul ini mah," seru Ica berlari ketika Gilang berjalan mendekat ke arahnya.
"Huaawww, Mau lari kemanaaaa?" cegah Gilang menghadang langkah Ica.
Terjadilah aksi kejar-kejaran diantara keduanya, hingga Nenek yang berada di belakang rumah berlari tergopoh-gopoh ke depan karena suara gaduh yang dibuat kedua pasangan itu. Nenek menggelengkan kepalanya heran lalu berjalan kembali ke belakang.
"Udah kak, capek!" kata Ica dengan nafas ngos-ngosan.
Gilang tersenyum miring, "Sini, Kakek pijit cu."
Ica menjerit ketika Gilang berhasil menangkapnya, ia tertawa terbahak-bahak karena ulah tangan laki-laki itu yang menggelitik pinggangnya.
"Ahahaha... Udah kak, haha... Udah udah, hahaha... ""Ini balesan, ngomongin orang ganteng cabul, heeh."
Ica tertawa sambil meronta-ronta, "Udah kak, stop! Haha... "
Gilang menghentikkan aksi gelitikkannya, ia menyandarkan badannya disofa karena kelelahan. "Eh Ca, maskernya jatoh, masuk mata ini gimana?" tutur Gilang mengerjapkan matanya beberapa kali.
Ica mendekat, "Mana, tangan kak Gilang minggir! Biar Ica tiup, sini."
Ica meniup bagian kanan mata Gilang yang kelilipan runtuhan masker. Mengingat itu, ia menarik tangan Gilang untuk membasuh wajah agar kembali seperti semula.
"Udah gak sakit, kak?" tanya Ica mendongak melihat Gilang.
"Udah Ca, berkat tiupan maut lo ini," balas Gilang terbahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG FALLS [COMPLETED]✔️
Fiksi Remaja"Kangeeen." Gilang mencium wangi shampo disetiap helai rambut Ica. "Sama ... Ica juga kangeen." __ Gadis itu hadir ditengah hidup Gilang yang monoton. Datang membawa sejuta warna menghiasi harinya dengan bermacam tingkah laku yang unik. Gilang hanyu...