aku bersyukur, kamu hadir dan hendak mampir dipersimpangan hati yang kelabu.
Happy reading
***Hari ini, hari minggu. Hari dimana hampir semua orang bermalas-malasan karena libur sekolah, kerja dan hal lainnya. Tapi, tidak bagi Gilang, ia sudah bersiap sejak shubuh untuk melakukan olahraga pagi. Gilang berlari disekitar kompleks perumahannya. Ada beberapa orang yang juga berolahraga sama sepertinya.
Gilang tersenyum miring, sebuah ide briliant muncul di kepalanya. Gilang akan mendatangi rumah Ica dengan berlari. Ia akan mengganggu hari libur gadis itu, Gilang tertawa jahat.
Setelah menempuh waktu beberapa menit dengan berlari, Gilang sudah sampai didepan rumah Ica dan pagarnya masih tertutup. Ia melompat dari pagar lalu berjalan santai mengetuk pintu rumah , "Assalamualaikum," ucap Gilang menatap sekeliling.
Terdengar jawaban dari dalam rumah. Gilang mengusap-usap tangannya karena dingin, ia melihat penampilannya dari bawah hingga atas. Gilang menggunakan celana training dan dipadukan kaos hitam polos.
Pintu terbuka, terlihat nenek membukakan pintu sambil memegang pisau, "Eh, nak Gilang, masuk-masuk!" ajaknya.
Gilang mengangguk kaku, ia masuk mengikuti langkah Nenek.
"Ica nya masih tidur," ucap Nenek membuka obrolan.
Gilang tersenyum kecil, ia sudah menebak hal itu. "Boleh Gilang bangunin Ica nggak, Nek?" izin Gilang.
Nenek berpikir sejenak, kemudian mengangguk memberi izin, "Jangan aneh-aneh." Peringat Nenek.
Gilang mengacungkan jempolnya, ia melangkah menyusuri rumah mencari kamar Ica. Tidak sulit mencari kamar gadis itu, karena di depan pintu sudah tertera gantungan nama.
Gilang mencoba membuka gagang pintu yang ternyata tidak dikunci, ia membuka sedikit pintu, memberinya celah agar bisa melihat ke dalam kamar. Takut-takut jika Ica tidur tidak menggunakan pakaian.
Gilang menghilangkan pikiran negatifnya setelah melihat Ica tidur dengan pakaian lengkap, bahkan gadis itu masih menggunakan atasan mukena. Gilang pikir Ica langsung tidur setelah sholat shubuh, tanpa melepas mukena lagi.
Gilang mendekat ke arah Ica, gadis itu tertidur dengan mulut sedikit terbuka. Gilang terkekeh, ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk memotret gambar Ica. Kejadian langka nih, harus di abadikan! Gilang memasukkan kembali ponselnya. netranya menatap wajah Ica dari dekat yang terlihat damai saat tertidur. kalau di lihat-lihat Ica sangatlah cantik. Lebih cantik dari gadis yang pernah Gilang suka, Ica juga gadis yang baik, lucu pula. Gilang berdiri menjauhkan wajahnya, ia gelagapan saat Ica bergerak dalam tidurnya.
Satu detik, dua detik, tidak ada pergerakan lagi dari gadis itu. Gilang menghembuskan nafas lega. Ia menatap seluruh sudut kamar Ica yang terbilang rapi dan bersih, kakinya melangkah mendekati jendela, ia membuka gorden dan membiarkan matahari masuk ke dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG FALLS [COMPLETED]✔️
Ficção Adolescente"Kangeeen." Gilang mencium wangi shampo disetiap helai rambut Ica. "Sama ... Ica juga kangeen." __ Gadis itu hadir ditengah hidup Gilang yang monoton. Datang membawa sejuta warna menghiasi harinya dengan bermacam tingkah laku yang unik. Gilang hanyu...