Cemburu, lagi

5.6K 468 13
                                    

Stay safe semua, dimasa pandemi seperti sekarang, enaknya emang dirumah aja sambil baca wattpad, apalagi baca cerita Gilang , ehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stay safe semua, dimasa pandemi seperti sekarang, enaknya emang dirumah aja sambil baca wattpad, apalagi baca cerita Gilang , ehehe.
Happy reading
__

Seorang perempuan berumur keluar dari mobil, helaan nafas terdengar dari mulutnya. Mia melangkahkan kakinya mendekati pintu utama rumah yang beberapa minggu ini ia tinggalkan. Walaupun berat ia harus tetap kuat, rumah ini peninggalan suaminya. Ada banyak kenangan yang tertinggal disini, dan Mia akan terus mengingatnya.

"Assalamualaikum." Mia mendorong pintu yang ternyata tidak di kunci.

"Waalaikumsalam! Ibu, Alhamdulillah, akhirnya Ibu pulang juga," Bi lastri berucap girang, tak lupa ia mengambil alih koper yang berada digenggaman nyonya besarnya.

"Bibi, apa kabarnya?" Mia memeluk perempuan yang lebih tua darinya ini.

"Bibi, baik bu. Ibu sendiri?" tanya Lastri melepaskan pelukan dan menatap nyonya besarnya dari atas hingga bawah.

"Alhamdulillah, jauh lebih baik, Bi. Oh iya, Gilang mana?" tanya Mia berjalan ke arah sofa.

"Si abang jarang pulang, Bu. Biasanya kalo pulang sekolah gini langsung main sama temen-temennya."

Mia mengehela nafas panjang, ini semua karenanya yang tidak pulang lebih awal, anaknya jadi tidak ingat waktu untuk sekedar berganti pakaian.
"Ya sudah, Bibi tolong bawa ke kamar ya kopernya, saya capek mau tidur sebentar."

"Ibu, tidur di kamar saja jangan di sofa. Nanti kepalanya sakit," ucap Bi Lastri.

Mia mengangguk sambil tersenyum hangat, ia melangkah menuju kamar diikuti Bi Lastri dibelakangnya.
__

Setelah berpamitan dengan Ica, Gilang menghidupkan motornya bersiap untuk pulang. Rombongan Santi dan ketiga temannya sudah pulang lebih dulu, Gilang melirik arloji dipergelangan tangannya, pukul 5 lewat. Ia menancap gas dan melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Nenek.

Gilang menghembuskan nafas panjang, perasaannya jauh lebih baik sekarang, gadisnya sudah mulai membaik. Gilang menepikan motornya didekat penjual telor gulung, ia tiba-tiba teringat Ica.
"Mang, beli 20 ribu!" ucap Gilang masih tetap duduk diatas motor.

Hari sudah semakin sore, Gilang harus sampai di rumah sebelum adzan magrib. Gilang kembali melajukan motornya, ditangannya sudah ada plastik berisi 20 tusuk telor gulung. Ia akan menghabiskannya nanti bersama bi Lastri.

"Assalamualaikum!" sapa Gilang melewati pintu rumahnya.

"Dari mana aja, baru pulang?" tegur suara membuat Gilang sedikit terlonjak, ia menoleh menatap ke arah sumber suara. Senyum Gilang mengembang, ia berjalan mendekati sumber suara tersebut.

"Ibu, Sejak kapan pulang?" tanya Gilang sambil memeluk tubuh Ibunya.

"Sejak anak Ibu, kelayapan," jawab Mia mencebik.

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang