Happy day, happy malming wkwk
Semoga suka,
__Sudah hampir satu jam Gilang duduk di sofa ruang tengah menunggu Ica selesai berdandan, apa semua gadis kalau sedang berdandan akan selama itu?
Ponselnya berdering, untuk apa Jamal menghubunginya?
"Heh, lo dimana buset," serobot Doni dengan rusuh.
"Bukan urusan lo!"
"Urusan gue lah, malam ntar kita tanding futsal sama anak sebelah," papar Doni.
"Izin gue," jawab Gilang lempeng.
"Oh tidak bisaa ... Anjim ...." Krasak-krusuk terdengar lalu berganti suara, "Lo tenang aja, semua aman terkendali," ucap Surya menimpali."Oke." Gilang memutuskan sambungan. Ia menoleh ketika pintu kamar terbuka, munculah Ica dengan dress berwarna silver. Terlihat sangat cantik, sedangkan dirinya sendiri memakai kemeja dengan warna senada.
Gilang berdiri saat Ica berjalan sambil tersenyum ke arahnya, kalau seandainya ia adalah lilin mungkin sudah meleleh sejak tadi.
"Pacar gue, mana?" Gilang celingukan mencari sosok lain belakang gadis itu.
"Ih ... Kak Gilang. Ini Ica, ya."
Gilang terkekeh, Ica terlihat sangat cantik kali ini. Polesan make up yang sederhana saja sudah membuatnya hampir tidak mengenali Ica.
"Ya udah, ayo berangkat!" Ica menggandeng lengan Gilang untuk keluar dari rumah, Mama dan Papanya sudah berangkat sejak pagi-pagi buta. Tinggal ia, Gilang dan Kevin yang masih on the way.
"Lama amat lo berdua, buruan masuk!" Kevin menutup kembali kaca jendela mobil.
Ica mencebik, ia menatap Gilang dengan senyum malu-malu, laki-laki itu membukakan pintu mobil agar Ica bisa masuk.
"Makasih, Kak Gilang."
Gilang tersenyum, ia sedikit berlari memutari mobil lalu duduk di kursi penumpang, bersebelahan dengan Ica. Kevin duduk sendiri sudah seperti pak Sopir.
Mobil melaju menuju gedung yang di sewa untuk akad dan resepsi. Maklum, karena padatnya rumah penduduk - tidak ada lagi halaman kosong yang tersisa, itulah sebabnya acara-acara besar seperti sekarang dilakukan di gedung yang cukup luas dan mencakup banyak orang.
Mobil berhenti di parkiran gedung, sudah banyak orang yang datang dengan keluarganya masing-masing. Gilang keluar dengan gaya andalan, menyisir sisi kanan rambutnya kebelakang.
Ica mendengus melihat Gilang yang narsis sendiri sampai-sampai melupakannya.
"Biar apa coba di sisir-sisir pake jari begitu?" cetus Ica melewati Gilang.Gilang berjalan menyusul Ica, ia menunduk sejajar dengan gadis itu.
"Biar makin ganteng," jawab Gilang percaya diri."Hilih bicit," sahut Ica mencebik.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG FALLS [COMPLETED]✔️
Teen Fiction"Kangeeen." Gilang mencium wangi shampo disetiap helai rambut Ica. "Sama ... Ica juga kangeen." __ Gadis itu hadir ditengah hidup Gilang yang monoton. Datang membawa sejuta warna menghiasi harinya dengan bermacam tingkah laku yang unik. Gilang hanyu...